FF KYUMIN // Magic in You – Chapter 2 // YAOI

Magic in You

Genre : Fantasy, Romance

Rate : T

Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Kim Jongwoon, Kim Ryeowook, Leeteuk, Shin Donghee, etc.

Pairing : KyuMin, YeWook, etc.

Part : 2

Warning : YAOI. Typos

.

.

Sungmin sedang asik mengobrol dengan Ryeowook ketika tiba – tiba ada seekor burung hantu yang masuk ke kamarnya melalui jendela. Burung hantu itu berwarna abu – abu dan memiliki sorot mata yang tajam. Anggun sekaligus menakutkan. Setelah meletakkan surat yang tadi ia bawa dalam parunya, burung hantu itu pergi begitu saja.

“Wow. Dia datang dan pergi secepat kilat.” kekeh Sungmin, lalu mengambil surat yang diletakkan di meja belajarnya.

“Apa itu, Minnie?” Ryeowook mendekat.

Sungmin mengangkat pundaknya. “Mungkin surat pemberitahuan atau apa.” jawabnya sambil membolak balikkan surat beramplop merah maroon dengan pinta emas itu.

“Coba kau baca isinya.”

“Hmm.”

‘Untuk seluruh murid Gemma, diharapkan untuk hadir pada acara malam pembukaan penerimaan murid baru. Pukul 19.00 di aula utama.

Kim Youngwoon.’

“Kim Youngwoon?” Sungmin mengernyitan dahinya.

Ryeowook mendesah. “Jangan bilang kau tidak tahu siapa itu Kim Youngwoon.”

Sungmin mengankat pundaknya. “Memang aku tidak tahu.” serunya lalu kembali mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Ryeowook mengikutinya.

“Hah.” Ryeowook mendesah. “Kalau begitu biar aku memberitahumu. Kim Youngwoon adalah kepala sekolah Gemma, Minnie. Dia merupakan penyihir yang sangat terkenal karena kemahiran dan kebaikan hatinya.”

Sungmin mengangguk beberapa kali. “Ah.. jadi begitu.”

“Ya begitulah. Ah, kau tidak sabar untuk menghadiri acara pembukaan nanti.” Ryewook merebahkan tubuhnya.

“Ya ya. Pasti karena ingin bertemu dengan Kim Jongwoon, kan?” tebak Sungmin.

Ryeowook terkekeh. “Ya, tentu saja. hehe.”

.

______Magic in You______

.

Asrama Dongjjog

Tok tok..

Kyuhyun segera membuka pintu kamarnya ketika terdengar suara ketukan dari luar. “Yesung hyung.”

“Apa yang sedang kau lakukan, Kyu?” tanpa dipersilahkan, Kim Jongwoon atau lebih dikenal dengan sebutan Yesung, menerobos masuk ke kamar pria tampan itu.

Kyuhyun menutup pintu kamarnya lalu berbalik dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana. “Tidak ada. Hanya sedikit merapikan beberapa barang saja. Hyung sendri?”

“Aku baru saja memeriksa beberapa kamar murid – murid baru. Biasalah tugas seorang altra terkadang sedikit melelahkan.” Yesung merebahkan dirinya di tempat tidur Kyuhyun.

Altra?” Kyuhyun menaikkan satu alisnya.

“Ya. Semacam kakak pendamping untuk siswa baru di sini.”

“Ah.. Jadi seperti itu.”

“Ya. Jika kau ingin menjadi altra, kau harus menjadi anggota mexvech. Ya, semacam anggota OSIS mungkin, jika di sekolaah biasa.”

Kyuhyun mengangguk paham. “Tapi sepertinya aku tidak tertarik untuk mengikuti yang seperti itu.”

“Ya! Kau harus menjadi siswa yang aktif. Akan ada banyak hal yang menarik jika kau bisa menjadi siswa yang aktif.”

“Benarkah?”

Yesung merubah posisinya menjadi duduk. “Tentu saja. Kau tahu, aku pernah mendapat hadiah ramuan keberuntungan. Jadi selama kau meminum ramuan itu, kau bisa selalu beruntung. Sayangnya ramuan itu hanya bisa diminum satu kali dan efeknya hanya untuk 3 x 24 jam.”

“Wow. Sepertiny itu menarik juga.”

Yesung mengangguk setuju. “Ya, seperti apa yang sudah aku jelaskan tadi, kan? Ngomong – ngomong apa kau sudah mendapat surat pemberitahuan untuk malam pembukaan nanti?”

Kyuhyun membuka laci meja belajarnya lalu mengambil sebuah surat. “Ini?”

“Ya, yang itu.”

“Tadi ada seekor burung hantu yang mengantar surat ini.” jelas Kyuhyun.

“Ya Kyu. Memang selalu seperti itu apabila ada pengumuman baru. Terkadang bahkan kita akan menerima glorphoist.

“Apa lagi itu, hyung?”

“Hmm. Semacam surat suara. Jadi saat kau membuka suratnya, maka akan terdengar suara seseorang yang akan menjelaskan tentang isi surat itu. Ya, begitulah.”

“Wah, aku ingin mendapat glorphoist. Siapa tahu ada yang akan menyampaikan cintanya padaku lewat glorphoist.

Yesung berdecih. “Dasar kau. Terlalu percaya diri.”

Kyuhyun hanya menanggapinya dengan satu cengiran.

“Yasudah. Aku harus kembali ke kamarku.” seru Yesung sambil berjalan ke arah pintu.

“Baiklah hyung. Jangan sering – sering kemari ya. Kau mengganggu.”

“Ya!!” Kyuhyun segera menutup pintu kamarnya sebelum Yesung berbuat sesuatu padanya. Pria itu tertawa terbahak.

.

______Magic in You______

.

Sungmin mematut dirinya di cermin. Dengan balutan seragam — kemeja putih, dasi merah maroon yang dipadukan dengan sweater V neck berwarna abu – abu — Pria itu terlihat sangat tampan dan juga manis dalam waktu bersamaan.

Ryeowook juga melakukan hal yang sama. Karena malam ini adalah malam yang sangat ia tunggu – tunggu, pria manis itu mencoba membuat dirinya menjadi sempurna.

“Sudah siap Wookie?” tanya Sungmin mendekati Ryeowook yang masih asik bercermin.

“Sebentar lagi, Minnie.”

Sungmin hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Tenang saja, kau sudah cukup tampan kok untuk bertemu dengan Tuan Kim Jongswoon-mu itu.” Goda Sungmin.

Ryeowook hanya menanggapinya dengan satu kekehan kecil. “Baiklah. Aku sudah siap. Kajja Minnie.” Ryewook menarik tangan Sungmin dengan semangat penuh.

.

______Magic in You______

.

Aula Besar Gemma sangat ramai malam itu. Tentu saja, tidak hanya murid baru yang hadir, tapi murid – murid senior dan juga profesor – profesor Gemma ikut serta dalam acara pembukaan itu. Aula Besar Gemma didekorasi dengan sangat indah. Bendera Gemma dengan lambang singa — yang melambangkan kekuatan, kewibawaan dan keanggunan — tergantung megah di tengah aula. Di bagian atap aula dibuat menjadi langit yang penuh akan bintang. Sesekali muncul kembang api yang menghiasi langit buatan itu. Dinding batunya diterangi obor – obor yang menyala dengan warna oranye yang menambah kehangatan malam ini.  Tentu saja semua itu tidak sulit untuk dilakukan, mengingat Gemma adalah sekolah sihir terbaik di Korea.

Murid baru berdecak kagum melihat semua kemegahan di sana. Tidak terkecuali Ryeowook dan Sungmin.

“Wahhh… Minnie. Coba kau lihat lilin – lilin yang berterbangan di atas itu. Sangat indah ya.” Ryeowook tak berhenti menoleh sambil menunjuk ke atas Aula Besar Gemma itu.

Sungmin mengangguk setuju. “Kau benar Wookie, coba lihat itu.” Sungmin menunjuk berbagai jenis bunga yang merambat di dinding gedung itu sambil memekik kagum.

Karena terlalu asyik mengagumi keindahan dan kemewahan aula itu dan tidak memperhatikan jalan, Sungmin tanpa sadar menabrak seseorang.

“Ah, mianhamnida.” Ujarnya sambil membungkukkan badan. Ryeowook pun ikut menghentikan langkahnya.

“Ah ne, gwaenchana. Apa kau murid baru juga?” tanya pria tampan itu.

Sungmin mengangguk. “Ne. Kau juga ya?”

“Iya. Aku Lee Donghae.” Donghae mengulurkan tangannya.

Sungmin tersenyum lalu berjabat tangan dengan Donghae. “Lee Sungmin imnida dan ini temanku, Kim Ryeowook.”

“Hai, aku Ryeowook. Kau bisa memanggilku Wookie.”

“Ne, Wookie-ah. Bangapseumnida.” ujar Donghae sambil tersenyum ramah. “Oh iya. Bagaimana kalau kita duduk di sana?” Donghae menunjuk salah satu bangku yang diperuntukkan untuk siswa baru.

“Ne. Kajja.”

Di sana terdapat lima buah meja dan kursi yang memanjang yang panjangnya hampir tiga per empat ruangan itu. Yang disebelah kanan sendiri, untuk para profesor dan pengurus sekolah, lalu ada meja dan kursi untuk murid tingkat empat, bagian tengah untuk para murid baru, lalu untuk murid tingkat dua, dan bagian kiri sendiri untuk murid tingkat tiga.

Sungmin, Ryeowook dan Donghae memilih duduk di bagian paling depan.

“Sepertinya acaranya akan segera dimulai.” Bisik Donghae pada Ryeowook dan Sungmin. Dua orang itu mengangguk setuju.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian ada seseorang yang naik ke podium utama. Membuat suasa di aula itu menjadi hening seketika.

Sosok itu tersenyum, memberikan senyum terbaiknya kepada semua yang ada di sana. Terutama untuk para murid Gemma. Dia membuka lengannya lebar – lebar, seakan ingin merangkul semua murid yang ada di sana.

“Selamat datang.” Sambutnya. “Selamat mengikuti tahun ajaran baru di Gemma. Ehem.” Pria itu berdehem sebelum melanjutkan sambutannya. “Aku Kim Youngwoon, Kepala Sekolah Gemmma. Kalian bisa memanggilku Profesor Kangin. Ada beberapa pengumuman yang akan kusampaikan pada kalian. Yang pertama, besok kalian sudah bisa mengikuti kegiatan belajar. Jadwal kalian, bisa kalian lihat di papan pengumuman yang ada di setiap asrama. Atau jika kalian sabar menunggu, besok pagi – pagi sekali akan ada burung hantu yang mengantarkan jadwal kaliaan masing – masing.”

“Yang kedua, kalian harus mematuhi dan menghormati semua profesor di sini. Baik itu yang memberikan kalian pelajaran atau tidak.”

Semua menyimak dengan seksama. “Selanjutnya, kalian dilarang menggunakan sihir untuk kekerasan atau bermain – main. Jika kalian melanggar, maka akan ada sanksi untuk kalian.”

Seluruh murid, terutama murid baru mengangguk paham. “Lalu, jangan sekali – kali kalian mencoba masuk ke dalam Vana. Di sana sangat banyak hewan berbahaya. Jadi, jika tidak ada instruksi untuk ke sana, kalian jangan sekali – kali melanggar.”

Kangin tersenyum sebentar sebelum melanjutkan. “Apa aku sudah berbicara terlalu banyak?” Dia terkekeh. Membuat semua orang yang ada di sana juga ikut tertawa.

“Baiklah. Kurasa cukup itu saja yang kusampaikan. Untuk yang lainnya akan dijelaskan oleh profesor – profesor yang akan mengajar kalian. Sekali lagi selamat dan selamat bergabung di Gemma.”

Kangin memberikan satu senyumannya lagi lalu mengangkat tongkat sihir yang baru saja ia keluarkan dari jubahnya. Setelah mengucapkan satu mantera tiba – tiba di langit buatan aula itu muncul berbagai burung merpati yang jumlahnya sangat banyak. Burung – burung itu kemudian terbang membentuk sebuah tulisan : ‘Selamat datang di Gemma.’

Terdengar tepuk tangan yang sangat meriah. Semua murid sangat antusias melihat pemandangan yang sangat menakjubkan itu. Mereka semua berdiri ketika kembang api di langit itu bertambah. Meletup – letup dengan berbagai bunyi dan warna.

“Ini sangat menakjubkan.” seru beberapa murid di sana.

Ketika Sungmin sedang menikmati pemandangan di atas. Tiba – tiba Ryeowook menyenggol sikunya. “Min.” Pekiknya. Membuat Sungmin terkejut.

“Wookie, kau mebuatku terkejut.” Protes Sungmin. “Ada apa, eoh?”

“Itu.” Sungmin melihat ke arah yang ditunjuk Ryeowook,

“Hah? Apa yang menarik di sana? ” Sungmin mengernyit heran.

“Kim Jongwoon, Minnie. Kim Jongwoon.”

“Oh benarkah?”

Ryeowook mengangguk dengan semangat. “Iya Min. Ah, aku tidak sabar ingin berbicara dengannya.”

“Hmmm. Kalau begitu nanti setelah acara selesai kita temui saja dia.”

Mata Ryeowook berbinar. “Kau mau mengantarku kan?”

Sungmin mengangguk. “Ya, tentu saja. Kalau bukan aku siapa lagi yang akan mengantarmu?”

“Yeayy.” Ryeowook memekik senang lalu memeluk Sungmin dengan erat. “Gomawo Minnie. Kau memang yang terbaik.”

.

______Magic in You______

.

Sungmin mencoba mengimbangi lari Ryeowook yang sangat cepat. Pria mungil itu terus saja menggenggam dan menariknya ikut bersamanya.

“Wookie. Pelana – pelan saja.” Seru Sungmin.

“Tidak Minnie. Kita bisa kehilangan jejaknya bila tidak cepat – cepat.”

Sungmin menggeleng. “Hah. Yasudahlah terserah kau saja.”

Sungmin terus mengikuti Ryeowook. Berlari menerobos kerumunan murid – murid lain. Dan akhirnya Sungmin bisa bernapas lega saat Ryeowook bisa menggapai pundah lelaki yang dari tadi menjadi tujuan mereka berlari.

Ryeowook menepuk punggung lebar di depannya. “Kim Jongwoon, hyung.” Ryeowook tahu jika Jongwoon merupakan seniornya karena pria itu mengenakan jubah berwarna sapphire blue. Yang menandakan bahwa pria itu merupakan murid tingkat tiga.

Jongwoon membalikkan badan. “Ya?” serunya sambil menatap penuh tanya ke arah Ryeowook. Karena Jongwoon berhenti, Kyuhyun pun ikut berhenti dan menoleh ke arah Ryeowook dan Sungmin.

Ryeowook menjadi gugup seketika. “Ahh… Kau benar Kim Jongwoon hyung kan?” Dia berbasa basi.

Jongwoon mengangguk. “Ya. Aku Kim Jongwoon. Ada yang bisa kubantu?”

“Ah.. Eum.. apakah hyung tidak mengingatku?” Ryeowook bertanya dengan hati – hati.

“Hmmm.” Yesung mencoba mengingat wajah Ryeowook sampai akhirnya ia menggesekkan ibu jari dengan jari tengahnya. “Kau Ryeowook, kan?”

Ryeowook menghembuskan satu napas lega. “Syukurlah kau masih mengingatku. Dan ini, kau Cho Kyuhyun kan?” Ryeowook menunjuk pria yang sedang berdiri di samping Yesung itu.

Yesung mengangguk membenarkan. “Ya, ini Kyuhyun. Orang yang sama yang kau temui bersamaku kemarin di kereta.”

“Senang sekali bertemu denganmu lagi, Jongwoon-ssi, Kyuhyun-ssi.” Kyuhyun menanggapi ucpan Ryeowook dengan satu senyuman yang lebih mirip dengan seringai.

“Oh iya. Ini teman sekamarku. Lee Sungmin.” Ryeowook memperkenalkan Sungmin pada Kyuhyun dan Yesung.

Sungmin membungkukkan badannya. “Lee Sungmin imnida.”

“Bangapseumnida.” Jawab Yesung. Sedangkan Kyuhyun membungkuk seadanya.

“Ne. Bangapseumnida.” Balas Sungmin sambil tersenyum ramah.

“Ah, ngomong – ngomong ada apa Ryeowook-ssi memanggilku?” Tanya Jongwoon penasaran.

“Hmm. Tidak perlu seformal itu memanggilku, hyung. Cukup Wookie saja.” Yesung tersenyum dan mengangguk. “Dan sebenarnya aku hanya ingin menyapamu saja. hehe. Maaf  jika aku mengganggu waktumu.”

“Ah, tidak sama sekali Wookie-ah. Ngomong – ngomong kau bisa memanggilku Yesung. Itu nama panggilanku di sini.”

Ryeowook senang sekali mendengarnya. Ia selangkah lebih dekat dengan hyung yang disukainya itu. “Baiklah. Mulai sekarang aku kan memanggilmu Yesung hyung, hehee.” Ryeowook terkekeh.

“Kkkkk. Baiklah Wookie. Kurasa jika tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi, kau harus segera kembali ke kamarmu. Jam malam untuk murid baru akan berakhir dua puluh menit lagi. Kau tidak ingin dihukum kan jika ketahuan terlambat masuk kamar?” Tanya Yesung dengan satu senyuman khasnya.

“Ah hehe, ne hyung. Kalau begitu aku dan Sungmin kembali ke kamar dulu.”

Yesung mengangguk setuju. “Sampai jumpa lain waktu, Wookie, Sungmin.”

Sungmin dan Ryeowook segera pergi dan kembali ke kamar mereka. Sebenarnya ada satu hal yang sejak tadi tidak mereka sadari. Kyuhyun, lelaki itu terus saja menatap Sungmin dengan intens. Tidak tahu apa arti dibalik tatapan tajamnya itu.

.

______Magic in You______

.

“Aaaaa Sungmin. Aku sangat bahaaagia.” Ryeowook memutar – mutar tubuhnya dari pintu kamar hingga dia duduk di atas tempat tidurnya.

Sungmin hanya tertawa melihat kelakukan teman sekamarnya itu. “Ya ya. Nikmati saja perasaanmu yang sedang berbunga – bunga itu.”

Ryeowook terkekeh kecil mendengarnya. “Yesung hyung terlihat sangat tampan dengan jubah biru safirnya.”

“Kurasa dia akan tetap terlihat tampan di matamu sekali pun dia tidak memakai baju.” Sungmin kemudian terbahak.

“Yak! Ada – ada saja kau ini.” Ryeowook mengerucutkan bibirnya. “Hei, ngomong – ngomong, bagaimana dengan Cho Kyuhyun?”

Sungmin megangkat alis kanannya. “Hmm? Bagaimana apanya?”

Ryeowook mendengus. “Kau kira apa lagi? Apa kau tertarik padanya? Kurasa kalian sangat serasi?”

Sungmin merebahkan tubuhnya di tempat tidur. “Serasi apanya. Sudahlah lebih baik kita tidur. Besok kita ada kelas pagi.”

Ryeowook tersenyum jail. “Lihat saja. Cepat atau lambat, kurasa kalian akan saling menyukai.”

Sungmin membungkus tubuhnya dengan selimut. “Ya ya. Terserah kau saja Wookie-ah. Jalja.”

“Baiklah kita lihat saja nanti.” Ryeowook terkekeh kecil. “Jalja Minnie.”

.

.

wehehehehe

Chapter 2 hadir.

Terimakasih untuk yang kemarin udah review.

Review dari readers itu sangat berharga dan merupakan semangat buat nerusin ke chapter selanjutnya. ^^

Maaf untuk typo di chapter ini.

Sampai ketemu di chapter depan.

🙂

Pinkkyumin

FF KYUMIN // Magic in You – Chapter 1 // YAOI

Magic in You

Genre : Fantasy, Romance

Rate : T

Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Kim Ryeowook, Leeteuk, Shin Donghee, etc.

Pairing : KyuMin, etc.

Part : 1

Warning : YAOI. Typos

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

Sebenernya bikin FF ini karena lagi kangen sama Harry Potter. Jadi ya, bisa dibilang FF ini terinspirasi dari Harry Potter, makanya jangan heran kalo mungkin ada beberapa atau banyak kesamaan ya. hehehe.

Semoga suka.

enJOY

🙂

.

.

.

Sungmin – Lee Sungmin nama lengkapnya – berjalan di tengah kegelapan hutan seorang diri. Dia bahkan tidak tahu kemana kakinya melangkah, sejujurnya dia hanya mengikuti instingnya saja.

Krek.

Suara alas kakinya bersentuhan dengan dedaunan dan ranting yang patah menjadi satu – satunya teman yang menemani sepinya malam ini.

“Hah.. Kemana sebenarnya eomma mengirimku pergi?” Dia bermonolog.

Tadi, tiba – tiba ada seorang bertubuh tinggi melebihi manusia biasa datang ke rumahnya. Dia terkejut tentu saja, tapi ternyata ibunya mengenal orang itu.

Shin Donghee

Shin Donghae

Shin Dong- ah.. Entah siapa. Bahkan dia tidak bisa mengingat benar siapa nama sosok yang menjemputnya tadi.

Itu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah mengapa setelah orang tadi datang, ibunya segera bergegas menyuruhnya untuk ikut dengan orang itu. Bahkan ibunya sudah memasukkan semua perlengkapan yang harus ia bawa dalam dua koper besar, yang entah kapan dipersiapkan.

“Nak, ikutlah dengan Tuan Shin, patuhi semua yang dia perintahkan.” Ujar wanita paruh baya itu sambil membelai rambut putranya dengan sayang.

“Tapi eomma, kemana aku akan pergi?”

Ibunya tersenyum. “Ke suatu tempat. Kau hanya perlu percaya pada eomma dan semuanya akan baik – baik saja.”

Sungmin masih belum puas. “Tapi, eomma..”

“Jha. Jangan biarkan Tuan Shin menunggumu terlalu lama.” Seru wanita paruh baya itu sambil mendorong punggung anaknya keluar dari rumah. Menuju kereta kuda-

Sebentar…. Apa orang ini bercanda? Apa tidak ada kendaraan lain selain kereta kuda?

“Tuan Shin.”

“Ye Nyonya Lee.”

“Aku titip putraku. Kumohon jaga dia baik – baik.”

Yang dipanggil Tuan Shin membungkuk hormat. “Anda bisa mempercayakan itu pada saya.”

Ibu Sungmin tersenyum anggun. “Baiklah nak. Naiklah.” Ujarnya pada Sungmin.

Sedangkan Sungmin, meskipun dia masih bingung dengan semua ini, tapi dia menurut dan segera naik ke kereta kuda itu. “Eomma.” Lirih Sungmin.

Ibunya hanya tersenyum sambil mengangguk. Berikutnya dia bisa merasakan kereta kuda itu mulai berjalan. Meninggalkan ibunya yang kini tengah melambai haru padanya. Sungmin membalas lambaian itu hingga sosok ibunya benar – benar sudah tidak terlihat lagi.

“Kau siap nak?” Suara berat dari Tuan Shin membuat Sungmin kaget.

“Huh?”

Tuan Shin hanya tersenyum maklum melihat raut bingung dari wajah Sungmin. “Bersiaplah.” Lanjutnya.

Dan berikutnya yang terjadi adalah kereta kuda yang mereka tumpangi melaju sangat cepat. Bahkan Sungmin tidak sanggup mencerna apa yang terjadi. Hingga beberapa detik kemudian, dia sudah sampai di pinggiran sebuah hutan.

Belum selesai keterkejutannya, tiba – tiba Tuan Shin menurunkannya di sana. Lalu meninggalkan dia sendirian.

“Masuklah ke dalam hutan ini, berjalanlah mengikuti kata hatimu. Hingga kau nanti menemukan sebuah kastil. Lalu kita akan berjumpa lagi di sana.” Itulah yang Tuan Shin ucapkan untuk terakhir kalinya.

Dan di sinilah Sungmin sekarang. Di tengah hutan, dengan semua pertanyaan yang menumpuk di benaknya.

“Gzzz.. Aku benar – benar bingung.” Pria bergigi kelinci itu kembali bergumam. Tapi dia tetap meneruskan langkahnya.

Sesuai perintah dari Tuan Shin tadi, pemuda itu hanya berjalan sesuai keinginan hatinya. Dia menoleh ke kanan kiri, berharap menemukan satu petunjuk baru atau jalan baru yang akan membuat dia segera sampai di kastil yang tadi Tuan Shin sebutkan.

Srek.

Bukan. Itu bukan suara langkah kaki Sungmin. Suara itu berasal, entah dari mana.

Sungmin mencoba memberanikan diri melihat sekelilingnya. Tapi nihil. Tidak ada apa pun. Masih dengan jantungnya yang berdegub kencang, dia memutuskan untuk melanjutkan langkah kakinya.

Tapi baru sekitar lima langkah, suara itu terdengar lagi.

Srek. Srek.

Kali ini semakin jelas.

“Siapa di sana?” Dia memutar tubuhnya. Menelisik di setiap jangkauan penglihatannya.

Hening. Tidak ada jawaban.

“Jangan main – main. Jika kau memang ada, keluarlah! Jangan jadi pengecut!” Kali ini dia sedikit berteriak. Mengeluarkan emosi yang bercampur rasa takut.

Masih tidak ada jawaban.

“Hahhh.”

Sungmin menghembuskan nafas sebal. Lalu berbalik, berniat meneruskan perjalanannya. Tapi…..

Sungguh, bola mata Sungmin hampir keluar karena terbelalak dengan sempurna. Sekarang, dihadapannya, ada seekor ular dengan ukuran yang sangat sangat besar. Sisiknya terlihat sangat jelas. Berwarna hitam pekat. Dengan mata setajam pisau yang memandangnya dengan intens. Dan jangan lupakan lidah yang menjulur – julur seolah sudah tidak sabar untuk memakan Sungmin sekarang juga.

Mulut shape-Mnya terbuka begitu lebar. Bembentuk satu lingkaran sempurna.

“Aa..” Banyak sekali kata yang ingin dia ucapkan. Tapi tidak ada satu pun yang keluar dari bibir imutnya.

Kakinya pun bernasib sama. Ingin sekali dia berlari. Tapi yang bisa ia lakukan adalah mematung di sana. Tubuhnya terasa kaku semua. Bahkan ini lebih mengerikan daripada bertemu hantu sekali pun.

Shhhzzhhh..

Suara desisan ular raksasa itu semakin membuat tubuh Sungmin berkeringat. Semakin lama kepala ular itu semakin mendekat ke tubuhnya. Sungguh, Sungmin benar – benar tidak tahu harus berbuat apa. Sungmin sudah menyerah. Dia akan menerima apa pun yang terjadi setelah ini. Pemuda itu memejamkan matanya erat, sambil tetap gemetar.

Tiba – tiba. Entah berasal darimana. Ada satu cahaya yang sangat menyilaukan bersamaan dengan suara seorang laki – laki sedang meneriakkan satu kata, yang kedengarannya seperti…….mantera?

Hal itu membuat Sungmin membuka matanya kembali. Dan yang mengejutkan, ular raksasa yang tadi ada di depan Sungmin tiba – tiba tergeletak tak berdaya lalu entah mantera macam apa yang telah diucapkan lelaki asing itu hingga ular tersebut menguap secara perlahan. Hilang di udara, tanpa bekas, sedikitpun.

“Apalagi ini?” Batin Sungmin dengan heran.

“Hai.” Sapa pria itu.

“Huh?”

“Kkk” Dia terkekeh melihat wajah bingung Sungmin. “Aku Siwon. Choi Siwon.” Tangan kanan pria itu terangkat.

Dengan gugup, Sungmin membalas jabatan tangan itu. “Lee Sungmin.” Jawabnya singkat.

“Ya. Aku sudah tahu.” Kata pria itu lagi.

“Maksudmu?” Sungmi semakin bingung.

Siwon tersenyum. “Tidak perlu heran seperti itu. Aku kesini sebenarnya diperintahkan oleh Tuan Shin.”

Mulut Sungmin membentuk satu lingkaran kecil. “Ohh.” Lalu mengangguk.

“Dia berpesan padaku untuk mencarimu di Vana.”

Vana?”

“Ya. Itu nama hutan ini. Ah, ayo.”

Sungmin mengerutkan dahi. “Hah?”

“Kau ini. Bukankah kau diperintahkan untuk ke kastil? Atau kau ingin terus di sini?”

Sungmin menggeleng cepat. “Tentu saja aku lebih memilih ikut denganmu. Tapi, aku sangat bingung dengan semua ini.”

“Tenang saja Min. Aku akan menjelaskan semuanya nanti. Ayo.”

Sungmin hanya mengangguk patuh. Mengekor dibelakang Siwon. Tapi, baru beberapa langkah, lagi – lagi dia dikejutkan oleh sesuatu.

“Apalagi ini? Apa aku sedang berada dalam dunia dongeng?” Herannya ketika melihat Siwon menghampiri seekor kuda yang memiliki bulu berwarna putih yang sangat indah. Dengan sebuah tanduk yang memancarkan cahaya perak yang menawan. Hewan itu terlihat sangat anggun.

Siwon tergelak mendengar pertanyaan itu. “Ini Shayn. Sejenis unicorn. Milikku. Dan tenang saja, kau juga nanti akan mendapatkannya. Setelah kau resmi menjadi murid Gemma.”

“Oh Siwon. Apalagi itu Gemma?”

“Hahaa. Sudahlah. Sebaiknya kita segera ke kastil. Nanti saja aku jelaskan semuanya. Dan Sungmin, kau harus memanggilku hyung, karena aku seniormu di Gemma.”

Malas berdebat dan bertanya lagi. Akhirnya Sungmin hanya mengangguk patuh. “Ya. Baiklah. Siwon Hyung.”

_______Magic in You_______

Sungmin mendongakkan kepalanya. Memandangi kastil di depannya. Sungguh, baru kali ini dia melihat bangunan yang indah seperti ini.

“Woah. Hyung. Ini kastilnya?” Sungmin masih terkagum – kagum.

“Ya.” Satu senyuman terlukis indah di wajah tampan milik Siwon. “Kagum eoh?”

“Tentu saja. Siapa yang tidak kagum melihat bangunan seperti ini. Wow. Ini sungguh… Luar biasa.” Sungmin memekik takjub.

Lagi – lagi Siwon terkekeh. “Nanti juga kau akan jadi bagian dari bangunan megah ini, Sungmin-ah.”

“Woah. Benarkah?” Sungmin semakin antusias.

“Sungmin, Sungmin. Kau pikir untuk apa kau kemari? Kkk.”

Bibir itu terpout dengan sempurna mendengar ledekan dari Siwon. “Selamat datang di sekolah sihir nomor satu di Korea, Sungmin. Selamat datang di Gemma.”

Sungmin tersenyum. Sangat bahagia. Membayangkannya menjadi bagian dari sekolah ini saja sudah sangat menyenangkan. “Terimakasih Siwon hyung.” Lirihnya. Senyum di bibirnya terus berkembang sambil memandangi bangunan megah yang berdiri kokoh di depannya.

_______Magic in You_______

“Ne Tuan Shin. Sungmin sudah bersamaku.”

Sungmin pikir Siwon sudah gila karena berbicara sendiri di depan cermin.

“Kemarilah Min.” Tapi setelah Siwon menyeretnya ikut di depan cermin. Dia menarik kembali pikirannya itu. Karena ternyata Siwon sedang berkomunikasi dengan Tuan Shin. Sepertinya Sungmin harus membiasakan diri dengan hal – hal aneh semacam ini.

“Sungmin?” Sapa Tuan Shin di dalam kaca.

“Ne, annyeonghaseyo.” Sungmin sedikit membungkuk hormat.

“Senang melihatmu sudah sampai. Ah, kopermu sudah aku letakkan di kamar. Nanti Siwon yang akan mengantarmu ke sana.”

“Ne. Gamsahamnida Tuan Shin.”

Tuan Shin tersenyum. “Tak masalah nak. Nikmati waktumu di Gemma. Aku akan menghubungi lagi lain waktu. Selamat malam Sungmin. Tidurlah dengan nyenyak.”

“Ne.” Jawabnya dengan satu senyuman yang tidak mengurangi rasa hormatnya.

Setelah itu bayangan Tuan Shin menghilang begitu saja.

“Ini speculum. Kau bisa memfungsikannya sebagai cermin biasa. Atau saat kau ingin berbicara dengan seseorang, kau hanya perlu memikirkannya dan ucapkan mantera ‘ifoni’ maka dia akan muncul dihadapanmu. Seperti tadi Tuan Shin muncul di sana.”

Sungmin hanya mengangguk – angguk hikmat mendengar penjelasan dari Siwon. “Kurasa semua yang ada di sini sangat mengagumkan.” Timpal Sungmin.

“Ini baru sebagian kecil, Min. Kau akan melihat lebih banyak lagi yang lebih menakjubkan.” Terang Siwon.

Sungmin tersenyum puas. “Aku tidak sabar untuk melihat itu semua.”

Lalu mereka tergelak bersama.

______Magic in You_____

Sungmin duduk bersila di atas kasur empuknya yang sangat nyaman. Namja 18 tahun itu memperhatikan Siwon yang sedari tadi memindahkan barang – barangnya sehingga barang – barang itu melayang dan tertata rapi di lemarinya.

Flytte.” Ujar Siwon sambil melambaikan tongkatnya. Hanya dalam beberapa menit semua barang Sungmin sudah tertata rapi.

“Lain kali ijinkan aku membantumu, hyung. Aku bosan jika hanya menjadi penonton.” Sungmin mempoutkan bibirnya.

Siwon terkekeh. “Anggap saja ini sebagai hadiah penyambutan dariku. Nanti, jika kau sudah mendapat pelajaran dan sudah mempunyai tongkat sihir sendiri, maka aku tidak perlu repot – repot membantumu lagi.”

“Jadi aku akan mendapatkan tongkat sihir?” Tanya Sungmin antusias.

“Tentu saja, Sungmin.”

Siwon berjalan, lalu duduk di sebelah Sungmin. “Ah, ya. Apa kau sudah tau nama teman sekamarmu?”

“Aku punya teman sekamar?” Sungmin balik bertanya.

Siwon memutar bola matanya. “Tentu saja. Kamar ini sangat luas. Kau tidak boleh rakus dengan menggunakannya sebagai kamar pribadimu.”

“Hufff.” Namja imut itu mendengus. “Baiklah. Jadi siapa nama teman sekamarku?”

“Hmmm. Kalau aku tidak salah ingat.” Siwon mencoba mengingat – ingat nama teman sekamar Sungmin. “Kim Ryeowook. Ya. Namanya Kim Ryeowook.”

Sungmin hanya menanggapinya dengan satu anggukan.

“Mungkin besok dia akan datang.”

“Ah begitu. Oke hyung.”

“Baiklah. Kurasa kau butuh istirahat. Kalau begitu aku tinggal dulu.” Siwon berdiri, begitu juga dengan Sungmin.

Lalu mereka berjalan bersama menuju pintu. “Kau tidurlah dengan nyenyak. Sampai jumpa besok. Selamat malam, Min.”

“Ne. Selamat malam, hyung.”

______Magic in You_____

Cahaya emas itu menari dengan indah di udara. Berkumpul menjadi satu hingga menembus kaca jendela kamar Sungmin. Pria manis itu mulai mengernyit saat merasakan mentari pagi mulai mengganggu tidurnya.

Dia menggeliat. Mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan tidurnya kembali. Namun niat itu dia batalkan saat mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

“Min.”

“Eunghh..” Ingin sekali dia memukul orang yang sudah mengganggu tidur nyamannya.

“Sungmin? Apa kau sudah bangun?”

Suara itu…..

Sungmin membelalakkan matanya. “Ya ampun. Sudah pukul berapa ini?”

“Sungmin. Bisa kau buka pintunya?”

“Ah.. ne Siwon hyung. Sebentar.” Sungmin buru – buru menatap dirinya di cermin. Mengusap sedikit wajahnya dan menyisir rambut seadanya. Lalu bergegas membuka pintu.

Yang ia temukan saat pertama kali melihat wajah Siwon adalah pria tampan itu sudah rapi dan segar. Berbeda sekali dengan dirinya yang masih berantakan ala orang bangun tidur dan belum mandi.

“Hyung… Ada apa?”

Siwon tersenyum. “Kau baru bangun?”

Sungmin tersenyum kikuk. “Ya. Sepertinya tidurku semalam terlalu nyenyak. Maaf hyung.”

“Tidak masalah. Aku bisa maklum. Tapi jika nanti kegiatan belajar mengajar sudah aktif, kau harus bangun setidaknya dari empat jam yang lalu.”

Sungmin terkejut. “Memangnya jam berapa ini?”

Siwon tertawa kecil sambil menggeleng pelan. “Coba kau lihat sendiri. Bukannya di kamarmu sudah ada jam?”

Sungmin segera menoleh ke belakang. Melirik jam yang dibingkai dengan bentuk burung hantu. Mata Sungmin membulat ketika melihat jarum pendek jam itu ada di angka sepuluh, sedangkan jarum panjangnya di angka dua.

Sungmin berbalik menoleh ke arah Siwon sambil terkekeh dan menggaruk belakang kepalanya. “Hehehe.” Dia terkekeh. “Maaf, hyung. Hal yang seperti ini tidak akan terulang lagi. Aku janji.” Jari telunjuk dan jari tengahnya terangkat membentuk sebuah janji.

“Iya. Kupegang janjimu.” Siwon mengangguk.

Karena terlalu asik mengobrol dengan Siwon, Sungmin baru menyadari jika lelaki itu tidak sendirian. Di sampingnya ada seorang pria yang ia duga berumur sedikit lebih muda darinya. Rambut pria yang tingginya sekitar satu sentimeter di bawahnya itu berwarna coklat gelap. Tiba – tiba Sungmin teringat dengan pembicaraannya dengan Siwon semalam.

“Ah, hyung. Apakah ini Kim Ryeosung?”

Siwon terkekeh. “Ryeowook, Sungmin. Bukan Ryeosung.”

“Ah, hehehe. Ne.” Sungmin terkekeh. “Masuklah kalau begitu.” Seru Sungmin sambil berjalan mendahului Siwon dan Ryeowook.

Disanch bed.”  Baru saja masuk, Siwon sudah mengucapkan mantera yang membuat satu tempat tidur muncul di sisi seberang tempat tidur Sungmin. Sungmin hanya mendengus kecil, ia iri melihat Siwon sudah begitu mahir dalam sihir. Dia membiarkan Siwon terus mengucapkan banyak mantera hingga kamar yang semula masih longgar itu menjadi penuh seketika. Bagaimana tidak, semua barang yang semula ada satu, sekarang menjadi berlipat. Dua tempat tidur, dua lemari, dan yang lain.

“Wow hyung. Itu tadi hebat sekali.” Seru Ryeowook sambil mengacungkan dua jempolnya pada Siwon.

‘Sama seperti reaksiku kemarin.’ batin Sungmin.

“Kau akan terbiasa dengan hal – hal yang menakjubkan lainnya, Ryeowook-ah.” Jawab Siwon.

“Baiklah, Sungmin, Ryeowook. Kalian berkenalanlah. Aku ada urusan lain, jadi tidak bisa berlama – lama di sini.” Lanjut pria tampan itu.

Sungmin dan Ryeowook hanya bisa mengangguk patuh. “Baik, hyung.” Jawab mereka hampir bersamaan.

“Hai.” Sapa Ryeowook sesaat setelah pintu kamar mereka tertutup. Satu senyuman yang sangat manis terbingkai di wajahnya.

“Hai Ryeowook.” Sapa Sungmin tidak kalah ramah.

Ryewook terkekeh. “Panggil saja Wookie. Teman – temanku biasa memanggilku begitu.

“Ah, baiklah, Wookie.”

Mereka melempar senyum satu sama lain. “Kalau begitu, siapa nama panggilan yang biasa kau dapatkan dari teman – temanmu?” Ryeowook mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Berhadapan dengan Sungmin yang juga sedang duduk di tempat tidurnya.

“Min, Ming atau Minnie juga boleh.”

“Kalau begitu aku akan meanggilmu Minnie saja.” Putus Ryeowook. Sungmin tersenyum dan megangguk setuju.

“Ah Minnie, apa kau sudah pernah bertemu dengan murid lain selain diriku?”

Sungmin menggeleng. “Belum, Wook. Aku baru datang semalam dan belum bertemu murid baru Gemma kecuali kau.”

“Benarkah? Bahkan di kereta?” tanya Ryeowook heran.

“Kereta? Jika yang kau maksud kereta adalah kereta api, maka jawabannya tidak. Karena semalam aku dijemput dengan Tuan Shin menggunakan kereta kuda ajaibnya itu.” terang Sungmin.

“Wow. Tuan Shin yang menjemputmu?”

“Yeah. Begitulah.” Sungmin mengangguk kecil. “Hmm. Memangnya kau sudah bertemu orang lain selain aku?”

“Iya Min.” Ryeowook mengangguk antusias. “Aku bertemu dengan dua orang di kereta api. Kim Jongwoon dan Cho Kyuhyun.”

“Benarkah?”

“Ya. Dan kau tahu, Minnie. Yang bernama Kim Jongwoon itu sangat tampan sekali.” Ryeowook menjelaskan dengan wajah yang berseri – seri.

Sungmin terkekeh melihat ekspresi Ryeowook yang menurutnya sangat menggemaskan. “Menyukainya eoh?”

“Entahlah, Min. Tapi dia benar – benar sangat tampan. Sayang sekali mereka berbeda asrama dengan kita.” Ryeowook mendesah kecewa.

“Memangnya di sini ada berapa asrama, Wook?”

“Dua, Min. Yang kita tempati ini asrama seojjog dan yang mereka tempati adalah asrama dongjjog.”

“Ah begitu… aku jadi penasaran dengan Kim Jongwoon-mu itu. kkkkk.” Sungmin terkekeh.

“Semoga di malam pembukaan nanti kita bisa bertemu mereka. Siapa tahu kau akan terpesona dengan temannya.” Goda Ryeowook.

“Huh?”

“Ya, Ming. Teman Kim Jongwoon juga tampan. Jadi kurasa nanti kau akan menyukainya.”

Sungmin menggeleng – gelengkan kepalanya. “Kau ini Wook. Ada – ada saja. Sebaiknya kau sekarang mandi lalu istirahat. Apakah kau tidak lelah setelah perjalanan tadi?”

“Hmm.. Ya. Kurasa aku harus mandi, lalu tidur, lalu bertemu Kim Jongwoon dalam mimpiku. Hehehe.”

Sungmin tertawa, mengambil sebuah bantal dan melemparnya tepat pada pria manis yang sedang kasmaran itu.

.

.

TBC

.

.

Lanjut atau disudahi sampai sini aja? hehehe

FF fantasi pertama >< semoga suka ya.

Maaf atas kekurangan di sana sini, typo, dll.

Anyway… HAPPY KYUMIN DAY^_^

FF KYUMIN // Sorry, I Love You – Chapter 2 // Genderswitch

Sorry, I Love You

Genre : Romance, Hurt.

Rate : T

Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Lee Donghae, Lee Hyukjae, Kim Heechul, Hangeng, Leeteuk, Kangin, etc.

Pairing : KyuMin, WonMin, HaeHyuk, etc.

Part : 2

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

.

.

 

“Sungmin tunggu.” Seru Kyuhyun sambil menyamai langkah gadis itu.

“Lee Sungmin.” Panggil Kyuhyun sekali lagi.

Grep.

Kyuhyun berhasil meraih lengan kanan gadis yang sekarang menatapnya dengan begitu tajam. “Kupikir kau mengerti dengan apa yang baru saja aku katakan Cho Kyuhyun-ssi.”

Kyuhyun menghembuskan napas kekecewaannya. “Kumohon. Maafkan aku.” Lirihnya lagi.

Sungmin tersenyum meremehkan. “Kau pikir bisa semudah itu memaafkan orang yang telah membuat kesalahan yang begitu fatal?” Alis Sungmin terangkat sinis.

“Aku tahu Sungmin. Tapi kumohon berilah aku kesempatan untuk menebus kesalahanku.” Manik Kyuhyun memandang Sungmin penuh permohonan dan penyesalan.

Melihat ketulusan dari mata Kyuhyun. Hati Sungmin sedikit melunak. “Entahlah. Kita lihat saja nanti.” Itu kalimat terakhir yang Sungmin ucapkan sebelum meninggalkan Kyuhyun mematung memandanginya pergi.

.

.

________Sorry, I Love You________

.

.

Cklek.

Heechul menoleh saat pintu kamar rumah sakit itu terbuka. “Nak, kenapa tidak menghubungi eomma.” Serunya sambil berjalan ke arah Sungmin dan membantu anak gadisnya itu berjalan, lalu duduk di sofa.

“Aku sudah tidak apa – apa eomma.” Kedua sudut bibir Sungmin terangkat membentuk satu senyuman.

“Tapi eomma khawatir padamu sayang.”

“Keadaanku sudah membaik eomma. Jadi eomma tidak perlu khawatir.”

Heechul tersenyum dan mengangguk kecil. “Bagaimana obrolanmu dengan anak Leeteuk ahjumma tadi?”

Raut Sungmin seketika berubah. “Tidak banyak yang kami bicarakan. Dia hanya meminta maaf.”

“Lalu, kau sudah memaafkan Kyuhyun kan nak?” Tanya Heechul dengan cemas.

Sungmin memandang ranjang dimana Siwon terbaring koma di sana. “Aku masih belum tahu eomma. Eomma tahu sendiri aku sangat mencintai Siwon. Dan aku tidak akan semudah itu memaafkan orang yang sudah membuat kekasihku menjadi koma seperti ini. Aku butuh waktu, eomma.” Mata Sungmin terlihat mulai berembun.

Heechul memandang Sungmin sedih lalu membawa gadis itu dalam pelukan hangatnya. “Eomma tahu sayang. Tapi setidaknya kau beri Kyuhyun kesempatan. Dia pasti juga tidak menginginkan hal seperti ini terjadi. Ini sudah takdir sayang. Dan kau harus memiliki hati yang besar untuk bisa menerima semua ini.”

“Hiks.”

Heechul mengelus surai hitam anaknya dengan sayang. “Sshh. Uljima chagi.”

“Hiks..”

“Sayang. shhh. Sudah sudah.”

Beberapa saat kemudian akhirnya tangisan Sungmin mereda. Gadis itu melonggarkan pelukannya dengan Heechul.

Heechul menangkup kedua pipi Sungmin dan menghapus jejak air mata anak semata wayangnya itu. “Kau mau berjanji satu hal untuk eomma, sayang?”

“Hm?”

“Berjanjilah kau akan memaafkan Kyuhyun. Demi eomma sayang.”

Sungmin memejamkan matanya, lalu menatap Heechul dengan sendu disertai satu anggukan kecil sarat keraguan. “Aku akan mencobanya, eomma.”

Heechul tersenyum lega, lalu membawa Sungmin ke dalam pelukan hangatnya lagi. “Terimakasih sayang.”

Sungmin hanya bisa menjawab dengan mengangguk ragu.

.

.

________Sorry, I Love You________

.

.

Beberapa hari telah berlalu. Keadaan Sungmin dan Kyuhyun pun sudah semakin membaik. Bahkan Sungmin sudah tidak membutuhkan alat bantu apa pun untuk berjalan. Selama beberapa hari terakhir, Kyuhyun selalu menemani Sungmi menjaga Siwon saat Heechul atau pun Hankyung sedang pulang.

Seperti apa yang diminta eommanya, Sungmin akhirnya memberikan maaf untuk Kyuhyun. Hal itu tentu saja membuat Kyuhyun sangat lega. Hubungan mereka berdua benar – benar sudah mengalami kemajuan.

“Ming” –Oh, bahkan Kyuhyun sudah memanggil Sungmin seakrab itu.

Sungmin menoleh kearah pintu yang baru saja ditutup oleh Kyuhyun, lalu tersenyum. “Hai Kyu.”

Kyuhyun tersenyum. Lalu berjalan mendekat. “Sedang apa?”

“Hmm. Ya. Seperti kau lihat. Aku sedang menunggu dia untuk membuka mata. Aku sangat merindukannya, Kyu.” Sungmin menatap Siwon dengan mata yang mulai mengembun.

“Hey. Dia pasti akan sadar. Kita hanya perlu bersabar.” Kyuhyun memberikan satu tepukan menenangkan di pundak Sungmin.

Gadis itu mengangguk. “Kuharap juga begitu. Ah~”Sungmin menghapus air matanya lalu menatap Kyuhyun. “Kudengar kau besok sudah boleh keluar dari rumah sakit, kan?”

Satu senyuman terukir di wajah tampan Kyuhyun. “Iya.” Mengangguk kecil. “Kau sendiri, kapan diperbolehkan keluar?”

“Dokter Kim bilang, minggu depan aku sudah bisa keluar.”

Kyuhyun tersenyum. “Syukurlah jika begitu. Kuharap Siwon akan segera sadar dan segera keluar dari rumah sakit juga.”

“Hmm. Semoga saja.”

Cklek.

Kyuhyun dan Sungmin menoleh kearah pintu. “Ah Kyuhyun. Kau ada di sini nak?”

Kyuhyun membungkuk hormat. “Ne ahjumma.”

Ommo!” Sungmin memekik melihat seseorang yang berjalan di belakang Heechul. “Donghae oppa.”

“Hai, Min.” Donghae segera menghampiri Sungmin. Dan gadis kelinci itu segera memeluk sepupunya dengan erat.

“Maaf baru bisa menjengukmu. Aku baru datang kemarin.”

Sungmin melepas pelukan mereka. “Gwaenchana oppa. Bagaimana kabarmu? Kau terlihat semakin tampan saja sepulang dari London.”

Donghae tergelak. “Kau ini. Kabarku baik. Kau sendiri bagaimana?”

“Aku sudah membaik. Tapi seperti yang bisa oppa lihat, Siwon masih koma.” Raut sedih terpatri lagi di wajah manis Sungmin.

“Kau harus bersabar dan terus berdoa. Semoga Siwon segera sadar dari komanya.” Ujar Donghae sambil mengusap rambut Sungmin dengan sayang.

Melihat dua orang yang sangat akrab itu membuat hati Kyuhyun berdesir aneh. Sedikit panas. Akhirnya dia memutuskan itu menjauh dan duduk di sofa di samping Heechul.

“Dia Lee Donghae. Sepupu Sungmin. Mereka sudah lama tidak bertemu. Karena Donghae melanjutkan S2nya di London.” Terang Heechul tiba – tiba.

Kyuhyun mengangguk paham. “Ahh. Ne ahjumma.” Jujur penjelasan itu sedikit membuat hati Kyuhyun lega.

Heechul tersenyum. “Nak. Kurasa kau lebih baik memanggilku dengan sebutan eomma atau eommonim saja. Akan terasa lebih akrab.”

“Baik eommonim.” Kyuhyun tersenyum dan mengangguk sopan.

“Anggap saja aku eommamu sendiri.” Lanjutnya, sambil menata beberapa makanan di atas meja.

“Hae, Min, kemari. Eomma sudah menyiapkan makanan untuk kalian.” Seru Heechul. “Untukmu juga nak.” Lanjutnya pada Kyuhyun.

Gamsahamnida eommonim

“Tidak perlu sungkan. Ngomong – ngomong dimana Leeteuk?”

“Ah, eomma sedang pulang sebentar. Sedikit mengurus keperluan appa yang akan keluar kota.”

Heechul mengangguk paham. “Baiklah. Jha. Kalian makanlah yang banyak.”

Mereka makan dengan hikmat. Hingga beberapa menit kemudian Sungmin membuka suara. “Ah, oppa. Kau akan segera menikah dengan Hyukjae eonni bukan?”

“Ah. Iya Ming. Dan aku ingin kau yang mendekorasi semuanya. Hyukjae bilang dia ingin dekorasinya dipenuhi dengan mawar kuning dan putih.”

“Kenapa harus aku?”

“Kenapa tidak? Bukankah toko bungamu selalu menghasilkan bunga – bunga dengan kualitas terbaik? Jangan bilang kau tidak mau.”

“Kkkk. Aku hanya bercanda oppa. Baiklah. Kau bisa mempercayakan sepenuhnya padaku.” Seru Sungmin diiringi satu senyuman manis.

“Sungmin mempunyai toko bunga?” Kali ini Kyuhyun yang bertanya.

“Ah, iya Kyu. Aku belum bercerita padamu, ya?”

Kyuhyun menggeleng pelan. “Belum.”

“Setelah kita keluar rumah sakit. Aku akan mengajakmu ke tokoku.”

“Benarkah?” Tanya Kyuhyun antusias.

Sungmin mengangguk. “Hmm.” Lalu tersenyum. Satu senyuman yang sanggup membuat siapa pun meleleh melihat indahnya lengkungan bibir imut itu.

.

.

________Sorry, I Love You________

.

.

Drrt drrt..

Sungmin tersenyum melihat si pemanggil yang tertera di layar ponselnya.

Yeoboseo, Kyu.”

“Yeoboseo. Kau dimana Min?”

“Aku masih di toko. Ada apa?”

“Mau kujemput lalu kita ke rumah sakit mengunjungi Siwon?”

“Kurasa itu bukan ide yang buruk.”

“Baiklah. Sepuluh menit lagi aku sampai.”

Kyuhyun dan Sungmin sudah keluar dari rumah sakit. Bahkan mereka sudah kembali ke rutinitas sehari – hari. Kyuhyun bekerja sebagai direktur di perusahaannya sendiri. Dan Sungmin melanjutkan kembali bisnis toko bunganya.

Orang tua Siwon -Yunho dan Jaejoong- sudah datang. Jadi tugas Sungmin untuk menjaga Siwon di rumah sakit sedikit terbantu. Biasanya pagi Jaejoong yang akan menjaga Siwon, sorenya Sungmin dan terkadang ditemani Kyuhyun yang gantian menjaga pria tampan itu.

Sungmin tersenyum saat melihat Kyuhyun berjalan ke arah tokonya. Pria itu sangat tampan dengan balutan kemeja biru muda yang lengannya sudah digulung sebatas siku.

“Hai Sunny-ssi.” Sapanya pada salah satu pegawai di toko bunga bernuansa pink itu.

“Hello tuan Kyuhyun.”

“Kau tidak perlu memanggilku dengan embel – embel tuan.”

“Haha. Baiklah.”

Sungmin tersenyum melihat keakraban mereka berdua. Lalu mengambil tas tangannya.

“Sudah siap?” Tanya Kyuhyun saat berada tepat di depan Sungmin.

“Hmm. Ayo.”

“Sunny-ah. Aku titipkan toko padamu ya. Mungkin lima belas menit lagi Yoona juga akan datang menemanimu.” Yoona adalah salah satu pegawai Sungmin juga.

“Kau tidak perlu khawatir Min. Pergilah dan hati – hati di jalan.” Sunny tersenyum sambil menata beberapa bunga di sana.

“Kami pergi dulu Sunny-ssi. Annyeong.” Imbuh Kyuhyun.

Ne. Annyeong.” Sunny melambai pada mereka berdua.

.

.

________Sorry, I Love You________

.

.

“Langsung ke rumah sakit?” Tanya Kyuhyun sembari menjalankan mobilnya.

“Hmm.”

“Ah, bagaimana persiapan pernikahan Donghae hyung?”

“Ah. Untung kau menanyakan ini. Donghae oppa tadi menelpon, menyuruhku untuk menanyakan sesuatu padamu.”

Kyuhyun mengangkat kedua alisnya. “Oh ya? Apa itu?”

“Apakah kau mau menjadi pendamping lelaki dihari pernihkahannya nanti?”

“Wow. Itu suatu kehormatan untukku.”

Sungmin tersenyum lebar. “Itu artinya kau setuju kan?”

“Tentu saja, Min.”

Gowawo Kyu.”

“Tidak perlu sungkan begitu.” Canda Kyuhyun.

Sungmin tertawa kecil. “Aku tidak menyangka. Ternyata kau bisa menjadi teman yang sangat menyenangkan.”

DEG!

Teman.

Kata itu cukup membuat Kyuhyun sadar akan satu hal. ‘Dia tidak boleh berharap lebih pada Sungmin. Gadis itu hanya menganggapnya teman. Dan ya, bagaimana mungkin dia melupakan satu hal, Sungmin sudah memiliki Siwon.’

“Kyu!” Satu pekikan dari Sungmin membuat Kyuhyun tersadar.

“Ya ampun. Kau melamun?”

“Maaf min. Aku tidak sengaja.”

“Kau sedang menyetir, Kyuhyun. Kau tidak mau kejadian seperti dulu terulang lagi kan?” Sungmin sedikit emosi.

“Iya Min. Maaf.”

“Sudahlah. Jalankan saja mobilnya dengan baik.”

Sungmin menoleh saat Kyuhyun malah menepikan mobilnya.

“Kenapa?”

“Maaf. Kau jangan marah lagi ya?”

Sungmin menghembuskan napasnya. “Aku tidak marah Kyu. Aku hanya ingin kau lebih berhati – hati.”

“Iya Min. Aku janji.”

Sungmin melirik jemari kelingking Kyuhyun yang tiba – tiba terangkat. “Apa ini?”

“Sebuah janji. Agar aku tidak mengulangi perbuatan bodohku lagi.”

Sungmin tersenyum kesal, lalu mengaitkan kelingkingnya dengan milik Kyuhyun.

“Sekarang, jalankan mobilnya lagi.”

Kyuhyun terkekeh. “Baiklah nona Lee yang cerewet.”

Sungmin hanya bisa tersenyum lagi sambil menggeleng – gelengkan kepalanya.

.

.

________Sorry, I Love You________

.

.

Sungmin dan Kyuhyun disambut oleh Jaejoong saat memasuki ruang rawat Siwon.

“Hai nak. Bagaimana pekerjaanmu hari ini?” tanya Jaejoong sambil memberikan satu pelukan hangat.

“Lancar eommonim.” Jawab Sungmin setelah pelukan itu terlepas.

“Kyu, kau datang juga nak?”

“Ne, ahjumma.”

“Bagaimana keadaan Wonnie eommonim?” Sungmin mendekati kekasihnya. Menggengam tangannya erat.

Kyuhyun hanya bisa mengalihkan pandangannya. Kemana saja, asal tidak melihat bagaimana Sungmin begitu memperlakukan Siwon dengan special.

“Belum ada kemajuan berarti nak. Tadi Dokter Hwang berkata seperti itu.”

Sungmin mengerutkan dahinya. “Dokter Hwang?”

“Ah ya. Dokter Kim dipindah tugaskan ke suatu tempat. Jadi, mulai sekarang Dokter Hwang yang akan menangani Wonnie. Dokter Tiffany Hwang.” Jaejoong mendekat ke sisi Sungmin.

“Ah ne, eommonim.” Jawab Sungmin sambil mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang Siwon.

Sedangakan Kyuhyun lebih memilih menyamankan duduknya di sofa.

“Nak. Eomma tinggal sebentar ne? Eomma ingin membeli sesuatu.”

“Ah. Ne eommonim.”

Sepeninggal Jaejoong suasana di dalam ruangan itu menjadi hening. Kyuhyun tidak berkata apa pun, begitu juga dengan Sungmin.

Namun beberapa saat kemudian, terdengar satu isakan kecil. “Hiks. Wonnie, sayang. Apakah kau tidak merindukanku?”

Kyuhyun melirik Sungmin di sana. Hatinya terasa teriris mendengar tangisan pilu dari gadis itu.

“Wonnie.” Sungmin sedikit mengguncang tubuh Siwon. Namun nihil, pria itu tetap tidak bereaksi.

“Kau jahat. Jangan terlalu lama membuatku tersiksa. Aku merindukanmu. Aku merindukan senyummu. Hiks.”

Air mata itu semakin deras membanjiri pipi Sungmin. Tangisannya pun semakin lama semakin menggema di ruangan itu. Namun di sela isakannya, tiba – tiba ada satu lengan yang menariknya ke dalam sebuah pelukan hangat.

Uljima.” Suara bass itu menyapa gendang telinganya. Disertai satu pelukan dan usapan lembut di rambut hitamnya.

“Jangan menangis lagi Ming. Kumohon.”

“Hiks. Aku. Merindukannya. Kyu. Hiks.”

Awalnya Sungmin hanya diam sambil terus menangis, namun tiba – tiba tangan gadis itu terangkat untuk melingkar di tubuh kurus milik Kyuhyun.

Kyuhyun tersentak. Ini pertama kalinya. Pertama kalinya dia berani memeluk Sungmin. Pertama kalinya dan dia sama sekali tidak menyangka gadis itu akan membalas pelukannya.

“Hiks.”

Uljima Ming.” Sungmin menggeleng di dadanya.

Kyuhyun tidak bicara lagi setelah itu. Hanya membiarkan Sungmin menangis meluapkan semua kesedihannya. Dan merasakan pelukan gadis itu yang kian megerat di tubuhnya.

‘Sungmin, bolehkah aku sedikit berharap padamu?’

Gumamnya dalam hati.

 

.

.

TBC

.

.

Hehehehe, hallooo~~~

maaf ya updatenya jadi telat banget gini..

dan cuma bisa ngasih segitu..

jangan marah ya ? hehe :p

yaudah, mohon maaf masih banyak kekurangan

SEE YOU NEXT CHAPTER 🙂

FF KYUMIN // Sorry, I Love You – Chapter 1 // Genderswitch

Sorry, I Love You

Genre : Romance, Hurt.

Rate : T+

Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Kim Heechul, Hangeng, Leeteuk, Kangin, etc.

Pairing : KyuMin, WonMin, etc.

Part : 1

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

.

.

 

“Wonnie.” Sungmin bergelayut manja di lengan kekasihnya.

Siwon menatap Sungmin dengan sayang. “Iya chagi, ada apa hm?”

“Aku ingin naik biang lala itu.” Ujar Sungmin dengan manja sambil menunjuk biang lala besar yang ada di sudut taman.

“Apa pun untukmu sayang.” Jawab lelaki tampan itu sambil mengecup hidung Sungmin dengan mesra.

“Yeay.” Seru Sungmin dengan manja. Membuat Siwon menggeleng – gelengkan kepalanya.

Begitulah Lee Sungmin, sangat manja bila sedang bersama dengan kekasihnya yang sangat tampan itu. Choi Siwon, yang sudah berpacaran dengan Sungmin selama 5tahun semenjak mereka masih di bangku SMA amat sangat memahami sifat kekasihnya yang satu itu. Justru sifat manja itulah yang membuat Siwon semakin hari semakin mencintai gadis bergigi kelinci itu. Sedangkan Sungmin, dia juga merasa sangat beruntung memiliki kekasih seperti Siwon, selain tampan, pria itu juga selalu menjadi kekasih yang bisa diandalkan.

“Wah Siwonnie. Sudah lama aku tidak naik biang lala.” Seru Sungmin saat biang lala yang mereka naiki mulai naik ke atas.

Siwon mengacak rambut Sungmin dengan sayang. “Kau ini, seperti anak lima tahun saja.”

“Biarkan saja.” Sungmin menjulurkan lidahnya ke arah Siwon yang sedang menatapnya dengan senyum geli.

Saat keranjang mereka berada di puncak, biang lala itu berhenti. Sungmin semakin kagum melihat pemandangan yang ada di bawah, benar – benar indah.

Sungmin mengalihkan fokusnya saat merasa Siwon menyelipkan jemari mereka. “Sayang.”

“Eum?” Sungmin balas menatap Siwon yang sedang menatapnya.

“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Ujar Siwon sambil mengeratkan jemari mereka.

“Katakan saja, Wonnie.” Senyum manis terkembang di wajah cantik Sungmin.

“Jika suatau saat nanti aku tidak bisa menjagamu lagi, kau harus berjanji ya untuk selalu menjaga dirimu dengan baik.”

Dahi Sungmin mengerut mendengar perkataan Siwon baru saja. “Wonnie… Kenapa kau bicara seperti itu. Memangnya kau mau pergi kemana?”

Siwon tersenyum. “Tidak ada. Aku hanya ingin mengatakannya saja.”

Bibir Sungmin mengerucut. “Kau ini. Jangan bicara yang macam – macam. Memangnya kau sudah tidak mencintaiku lagi dan berniat meninggalkan aku, begitu?” Sungmin menatap Siwon dengan sebal.

Siwon terkekeh. “Bukan begitu sayang. Ah sudahlah. Lupakan saja.” Lagi, Siwon mengacak rambut Sungmin dengan gemas.

“Jangan bicara seperti itu lagi. Kau membuatku takut.” Sungmin membuat raut sedih di wajahnya.

“Iya sayang. Maaf ya?”

Sungmin menanggapi dengan satu anggukan lucu. Membuat Siwon tidak tahan untuk tidak mengecup bibir mungil itu sekilas.

Sungmin tersenyum, mereka bertatapan dengan dalam sebelum mempertemukan bibir mereka kembali. Siwon mencium Sungmin dengan lembut, seperti biasanya. Sungmin pun membalas pergerakan bibir joker Siwon. Menyalurkan segenap perasaannya pada lelaki itu.

Tanpa mereka sadari keranjang mereka sudah berputar dua kali dan kini sudah berhenti. Sontak mereka melepaskan tautan bibir mereka.

“Kita harus turun sayang.” Ujar Siwon sambil tersenyum.

Sungmin tersenyum dan menganggukkan kepalanya lucu.

“Lain kali kita harus naik biang lala lagi Wonnie.” Seru Sungmin sesaat setelah mereka turun dari wahana itu.

Siwon terkekeh. “Iya sayang.”

Setelah membeli lima buah permen kapas –jangan ditanyakan kenapa bisa membeli sebanyak itu. Sungmin yang memintanya.– dan makan malam mereka memutuskan untuk pulang.

“Wonnie. Kau terlihat lelah. Biar aku saja yang membawa mobil.” Tawar Sungmin saat Siwon menghidupkan mesin mobilnya.

Lelaki berlesung pipit itu tersenyum. “Aku baik – baik saja sayang.”

“Kau yakin?” Sungmin menatap Siwon dengan khawatir.

Siwon mengangguk dengan pasti. “Hmm.”

Lalu mobil itu mulai melaju di jalanan kota Seoul.

Kepala Sungmin bergerak mengikuti irama lagu yang sedang diputar dari CD player mobil Siwon. Namun matanya membulat saat melihat di depan ada mobil yang melaju dengan sangat kencang ke arah mereka.

“Siwonnie! Awaaaas!” Sungmin menjerit ketika mobil yang berlawanan arah dengan mobil yang sedang ia tumpangi dengan kekasihnya itu sudah berjarak sangat dekat.

CKIIIT!

BRAK!!

.

.

.

.

Mobil audi itu bergelimpang ke pinggir jalan. Menabrak trotoar dengan bunyi benturan yang sangat keras. Kesadaran Sungmin hilang seketika, sedangkan Siwon, lelaki itu masih sadar. Namun, semua yang ia lihat sudah menggelap.

“Ming.” Siwon menyebut nama Sungmin dengan lirih, ia mencoba membuka matanya dan mencari keberadaan Sungmin.

“S-sung..min” Lirihnya dengan terbata – bata. Tapi belum sempat dia melihat sosok gadis yang sangat ia cintai itu, kesadarannya sudah hilang terlebih dahulu.

.

.

_______Sorry, I Love You_______

.

.

Leeteuk terdiam saat panggilan dari kantor polisi baru saja berakhir. Air matanya menetes begitu saja. Kangin, suaminya, segera menghampiri saat menyadari ada sesuatu yang telah terjadi.

“Ada apa sayang?” Kangin bertanya dengan panik.

“Yeobo. Kyunnie…Hiks.”

Kangin segera membawa Leeteuk ke dalam pelukannya. “Kenapa dengan anak kita?”

“Kyuhyun.. Hiks.. Kecelakaan.”

Mata Kangin membulat mendengar penjelasan istrinya.

Setelah itu, mereka segera menuju rumah sakit tempat Kyuhyun dirawat. Dengan langkah tergesah Leeteuk dan Kangin masuk ke ruangan bernuansa putih itu.

“Dokter, bagaimana keadaan anak saya?” Tanya Leeteuk dengan panik.

“Anda tidak perlu khawatir Nyonya. Kami sudah menangani Tuan Cho dan kondisinya sudah stabil. Untung saja tadi pasien segera dibaa kemari.”

Leeteuk sedikit lega mendengan penjelasan Dokter Kim. Dia menghela napas beratnya. “Gomawo dokter.” Serunya sambil tetap terisak.

“Saya permisi dulu. Jika ada sesuatu silahkan pencet tombol merah di atas ranjang itu.” Jelas Dokter Kim.

“Ne Dokter.” Jawab Kangin. “Gamsahamnida.”

Dokter Kim tersenyum. “Ne.” Lalu Dokter Kim keluar dari ruangan itu.

Leeteuk berjalan dengan lemar ke arah tempat tidur Kyuhyun, lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang tersedia di sana.

“Nak. Ini eomma.” Leeteuk menggenggam tangan Kyuhyun dengan erat. “Cepat sadar, ne? Eomma menyayangimu.” Ucapnya dengan air mata yang terus mengalir.

Sementara itu, keadaan di kamar sebelah tidak jauh berbeda. Sungmin sedang terbaring tak sadarkan diri ditemani dengan kedua orang tuanya, Heechul dan Hankyung. Siwon berada di ruangan yang sama dengan Sungmin, kedua orang tuanya tidak bisa datang karena masih berada di London karena urusan bisnis

.

.

_______Sorry, I Love You_______

.

.

 

“Sayang.” Heechul menoleh saat suaminya berjalan ke arahnya.

“Ini, kau sarapan dulu. Dari semalam kau belum makan apa – apa.” Hankyung menyerahkan semangkuk ramen yang tadi ia pesan di kantin rumah sakit.

Heechul mengangguk dan segera memakan ramen itu. Meskipun dia sama sekali tidak berselera. Mengingat Sungmin masih belum sadarkan diri sampai sekarang.

“Kau tidak makan?” Tanya Heechul pada suaminya.

Hankyung tersenyum. “Aku sudah makan tadi di kantin.”

Heechul hanya menanggapi dengan satu anggukan kecil, lalu melanjutkan makannya.

Lima belas menit kemudian, Heechul meletakkan mangkuk yang masih berisi ramen itu di atas nakas.

“Kau tidak menghabiskannya, yeobo?”

Heechul menggeleng pelan. “Aku sudah kenyang.”

Hankyung mengangguk mengerti. “Yeobo. Kau tidak ingin ke kamar sebelah?”

“Hm?”

“Dokter Kim mengatakan bahwa pasien di kamar sebelah juga pasien kecelakaan semalam.” Jelas Hankyung.

“Hmm. Mungkin nanti aku ke sana. Kau temani aku ya?”

Hankyung mengangguk. “Iya sayang. Nanti aku temani.”

.

.

_______Sorry, I Love You_______

.

.

Tok Tok Tok

“Sayang tolong kau buka pintunya.” Ujar Leeteuk yang sedang menyuapi Kyuhyun dengan bubur. Ya, Kyuhyun sudah sadar sekitar jam 2 dini hari tadi.

Kangin berdiri lalu berjalan untuk membuka pintu kamar. Kangin sedikit terkejut melihat siapa yang berada di depannya saat ini. “Heechul? Hankyung?”

.

.

.

.

Heechul menggenggam erat tangan Leeteuk. Mereka sedang duduk di dekat ranjang Kyuhyun. “Sayang, ini Heechul ahjumma, dia teman eomma sewaktu SMA. Dan yang bertabrakan dengan mobilmu semalam adalah anak Heechul ahjumma, namanya Sungmin.”

Kyuhyun mengangguk pelan. “Mianhae ahjumma.”

“Tidak sayang. Ini bukan salahmu.” Heechul menatapp Kyuhyun dengan air mata yang mulai menggenang di kedua matanya.

“Bagaimana keadaan Sungmin?” Lirih Kyuhyun lagi.

“Sungmin dan kekasihnya, Siwon, belum sadar sayang. Tolong doakan agar mereka segera siuman ya?” Ujar Heechul. Kali ini air matanya sudah jatuh di kedua pipinya.

Melihat Heechul menangis, perasaan bersalah Kyuhyun semakin bertambah. “Pasti ahjumma. Aku akan mendoakan agar Sungmin dan kekasihnya cepat siuman.”

“Terimakasih nak.” Ujar Heechul sambil terisak

 

.

.

_______Sorry, I Love You_______

.

.

 

Heechul menggenggam jemari Sungmin dengan erat. Sudah tiga hari semenjak kecelakaan itu, namun Sungmin belum juga sadar. “Sayang, bangun nak. Eomma merindukanmu.” Heechul mencium punggung tangan Sungmin dengan sayang.

Heechul mengelus dahi Sungmin yang berbalut perban. Berharap anak yang sangat ia cintai itu akan segera sadar. Dan sepertinya Tuhan sedang berbaik hati. Perlahan, Sungmin menggerakkan kelopak matanya. “Sayang.” Heechul mendekatkan bibirnya di telinga Sungmin.

“Sayang.” Panggilnya sekali lagi, memancing Sungmin untuk segera sadar. Dan beberapa detik berikutnya, Heechul sungguh sangat bahagia ketika mata Sungmin terbuka.

E-eomma.” Lirih gadis manis itu.

“Sungmin.” Heechul sedikit memekik karena terlalu bahagia.

Eomma.” Heechul segera memeluk Sungmin dengan erat. Akhirnya anaknya gadisnya itu sadar. Sungguh dia sangat bahagia.

“Sayang. Akhirnya kau sadar.” Heechul melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi Sungmin. “Apa yang kau rasakan sayang? Apa ada yang sakit? Katakan pada eomma nak.”

Sungmin menggeleng pelan. “Eomma. Siwonnie.”

Heechul sedikit menggeser badannya. “Siwon ada di sini sayang.”

Melihat Siwon yang sedang terbaring tak sadarkan diri. Mata Sungmin mulai memanas. “Eomma. Apa Siwon belum sadar?”

Heechul tersenyum sambil menggenggam erat jemari Sungmin. “Belum nak. Tapi eomma yakin, Siwon akan segera sadar.”

Eomma hiks.”

“Shhh. Kau jangan menangis sayang.” Heechul kembali memeluk Sungmin.

“Tapi.. Hiks.. Kenapa Siwon belum juga sadar. Hiks.”

Heechul mengelus rambut Sungmin, memberi sedikit ketenangan. “Siwon akan segera sadar sayang. Percayalah.”

“Hiks. Wonnie.” Sungmin terus menangis. Dan Heechul terus menenangkan anak gadisnya itu

 

.

.

_______Sorry, I Love You_______

.

.

Sungmin menatap Siwon dengan sedih. Air matanya turun semakin deras. Gadis yang sedang duduk di kursi roda itu terus menggenggam jemari kekasihnya dengan erat. “Wonnie. Aku sudah sadar. Apa kau tidak ingin sadar juga eoh? Apa kau tidak merindukanku?”

Hening. Tidak ada jawaban dari namja tampan itu.

“Hiks. Wonnie. Kumohon bangunlah.” Dan air mata itu terus mengalir di kedua pipi chubby Sungmin.

Cklek.

Heechul melangkah memasuki kamar rawat Sungmin. Diikuti Leeteuk di belakangnya. Mereka memandang Sungmin dengan hati teriris. Sudah lima hari semenjak kecelakaan itu. Dan sampai saat ini Sungmin terus menangisi Siwon yang belum juga sadarkan diri.

“Sayang.” Heechul membawa Sungmin ke dalam pelukannya.

“Hiks.”

“Sudah nak. Jangan menangis seperti ini terus.” Heechul menunduk, menghapus air mata di kedua pipi Sungmin.

“Hiks.” Heechul memeluk Sungmin lagi hingga tangisan Sungmin perlahan berhenti.

“Nak. Ini Leeteuk ahjumma.” Ujar Heechul setelah melepas pelukannya. “Leeteuk ahjumma adalah teman SMA eomma.”

“Sungmin.” Kali ini Leeteuk yang memeluk Sungmin. Sekilas, lalu melepasnya.

Ahjumma dan Kyuhyun minta maaf sayang.”

“N-ne?”

“Kyuhyun anak Leeteuk ahjumma Sungmin.” Jelas Heechul.

“Lalu? Kenapa Leeteuk ahjumma meminta maaf?” Tanya Sungmin bingung.

“Mobil yang malam itu menabrak mobil kekasihmu adalah milik Kyuhyun. Untuk itu ahjumma minta maaf padamu nak.” Jelas Leeteuuk penuh penyesalan.

‘Jadi. Nama orang itu adalah Kyuhyun.’ Sungmin membatin. Perasaan benci mulai menyeruak di dalam hatinya. Kyuhyun yang menyebabkan semua ini. Kyuhyun yang membuat Siwon tidak sadarkan diri sampai saat ini.

‘Aku benci orang itu.’ Batin Sungmin lagi sambil mengepalkan tangannya dengan erat.

.

.

_______Sorry, I Love You_______

.

.

Keadaan Sungmin dan Kyuhyun semakin hari semakin membaik. Sungmin bahkan sudah tidak memakai kursi roda lagi. Sudah beberapa hari ini Leeteuk dan juga Kangin rutin mengunjungi Sungmin. Tapi sampai hari ini Kyuhyun belum juga menemuinya. Untuk itu Sungmin mengutarakan keninginannya pada Heechul.

Eomma?”

“Iya sayang? Ada apa hmm?”

“Bisakah aku bertemu dengan anak Leeteuk ahjumma?”

Heechul mengelus surai Sungmin. “Kau ingin bertemu dengan Kyuhyun, sayang?”

Sungmin mengangguk. “Ne, eomma.”

“Baiklah. Ayo eomma antar ke kamar Kyuhyun.”

“Eum”

Heechul membantu Sungmin berdiri. Gadis itu memang sudah tidak memakai kursi roda, tapi Sungmin masih memakai kruk sebagai alat bantunya untuk berdiri dan berjalan.

Tok

Tok

Tok

Heechul mengetuk kamar rawat Kyuhyun.

Kriet.

Pintu putih itu terbuka. “Heechul-ah, Sungmin-ah. Ayo masuk.”

“Sungmin ingin bertemu dengan Kyuhyun Leeteuk-ah. Apa dia ada di dalam.” Ujar Heechul.

“Ah. Kebetulan Kyunnie tadi bilang dia juga ingin bertemu dengan Sungmin. Tapi sekarang dia masih ada di taman”

“Kalau begitu eomma antarkan aku ke taman, ya?” Pinta Sungmin pada Heechul.

“Iya sayang. Kalau begitu aku mengantarkan Sungmin ke taman dulu Leeteuk-ah.”

“Aku ikut dengan kalian.” Ujar Leeteuk.

“Ah baiklah. Kajja.”

.

.

_______Sorry, I Love You_______

.

.

Leeteuk tersenyum melihat Kyuhyun sedang duduk di bangku taman berbalut seragam rumah sakit berwarna biru muda. “Itu Kyuhyun.”

Sungmin menoleh ke arah Leeteuk menunjuk. Mencoba menetralkan emosinya yang mulai muncul di hatinya.

“Sayang.” Leeteuk menepuk pundak Kyuhyun pelan.

Eomma.”

Leeteuk tersenyum. “Ini Sungmin.” Kyuhyun menatap Sungmin yang sedang menatapnya dengan dingin. Yang pertama ada di pikiran Kyuhyun saat itu adalah Sungmin adalah seorang yang sangat cantik. Wajahnya begitu sempurna, dengan hidung mancung dan bibir yang indah. Dan juga kedua mata yang membuatnya sedikit terhanyut dalam tatapan gadis itu.

“Nak.” Suara Leeteuk menyadarkan Kyuhyun. “Sungmin bilang dia ingin berbicara denganmu. Eomma tinggal kalian berdua di sini ya?”

“Ah. Ne eomma.”

“Sungmin. Eomma dan Leeteuk ahjumma kembali ke kamar ya. Jika kalian sudah selesai bicara, kau hubungi saja eomma ne?”

Sungmin mengangguk. “Ne eomma. Arraseo.”

Setelah itu Heechul dan Sungmin meninggalkan mereka berdua. Kyuhyun berniat membantu saar Sungmin ingin duduk di sebelahnya.

“Tidak perlu. Aku bisa sendiri.” Seru Sungmin dengan dingin. Membuat Kyuhyun membatalkan rencananya tadi.

Suasana canggung sangat kental diantara mereka berdua. Belum ada yang berniat membuka suara setelah Sungmin duduk di sebelah Kyuhyun. Jika Sungmin bisa, Sungmin ingin sekali memukul pria yang sedang duduk di sebelahnya ini.

Dengan segala emosi yang tertumpuk di hatinya. Sungmin mencoba membuka suara. “Jadi.. Kau yang menabrak kami waktu itu? Huh?” Sungmin bertanya dengan nada yang sangat dingin.

“Maafkan aku.” Hanya itu yang bisa keluar dari bibir Kyuhyun.

“Tsk! Apa kau pikir maafmu itu berguna Cho Kyuhyun-ssi? Bahkan sekarang kekasihku sedang terbaring koma karenamu.” Nada bicara Sungmin mulai meninggi.

“Maafkan aku Sungmin.”

“Jangan sebut namaku! Hanya karena ternyata orang tua kita saling mengenal, bukan berarti aku akan bisa memaafkanmu.”

Kyuhyun terdiam. Dia tidak bisa berkata apa – apa sebagai pembelaan. Karena memang benar, dirinyalah yang menyebabkan kecelakaan waktu itu. Dirinyalah yang menyebabkan Siwon menjadi koma seperti saat ini.

Sungmin mengepalkan tangannya kuat. Lalu mencoba berdiri denga bantuan kruknya. “Aku benci padamu Cho Kyuhyun.” Lirihnya sebelum pergi meninggalkan pria itu.

Kyuhyun memejamkan matnya, sebelum berjalan cepat menyusul gadis itu.

.

.

TBC

.

.

Masih chapter 1, jadi masih belum bisa mengeksplor terlalu banyak. hehehee ._.V

Diikuti dulu aja ya^^ semoga next chapter bisa update lebih panjang lagi. Maaf kalo ada typo hehe. Ditunggu responnya.

Thank you

FF KYUMIN // Sorry, I Love You – Prolog // Genderswitch

Sorry, I Love You

Genre : Romance, Hurt.

Rate : T+

Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Kim Heechul, Hangeng, Leeteuk, Kangin, etc.

Pairing : KyuMin, WonMin, etc.

Part : 1

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

.

.

 

“Siwonnie! Awaaaas!” Sungmin menjerit ketika mobil yang berlawanan arah dengan mobil yang sedang ia tumpangi dengan kekasihnya itu sudah berjarak sangat dekat.

CKIIIT!

BRAK!!

.

.

.

.

“Ming.” Siwon menyebut nama Sungmin dengan lirih, ia mencoba membuka matanya dan mencari keberadaan Sungmin. Tapi belum sempat dia menangkap sosok gadis yang sangat ia cintai itu, kesadarannya sudah hilang terlebih dahulu.

.
.
.
.

Heechul menggenggam jemari Sungmin dengan erat. Sudah tiga hari semenjak kecelakaan itu, namun Sungmin belum juga sadar. “Sayang, bangun nak. Eomma merindukanmu.” Heechul mencium punggung tangan Sungmin dengan sayang.

Heechul mengelus dahi Sungmin yang berbalut perban. Berharap anak yang sangat ia cintai itu akan segera sadar. Dan sepertinya Tuhan sedang berbaik hati. Perlahan, Sungmin menggerakkan kelopak matanya. “Sayang.” Heechul mendekatkan bibirnya di telinga Sungmin.

“Sayang.” Panggilnya sekali lagi, memancing Sungmin untuk segera sadar. Dan beberapa detik berikutnya, Heechul sungguh sangat bahagia ketika mata Sungmin terbuka.

“E-eomma.” Lirih gadis manis itu.

.
.
.

.

Sungmin menatap Siwon dengan sedih. Air matanya turun semakin deras. Gadis yang sedang duduk di kursi roda itu terus menggenggam jemari kekasihnya dengan erat. “Wonnie. Aku sudah sadar. Apa kau tidak ingin sadar juga eoh? Apa kau tidak merindukanku?”

Hening. Tidak ada jawaban dari namja tampan itu.

“Hiks. Wonnie. Kumohon bangunlah.” Dan air mata itu terus mengalir di kedua pipi chubby Sungmin.

.
.

.

.

Suasana canggung sangat kental diantara mereka berdua. Jika Sungmin bisa, Sungmin ingin sekali memukul pria yang sedang duduk di sebelahnya ini.

Dengan segala emosi yang tertumpuk di hatinya. Sungmin mencoba membuka suara. “Jadi.. Kau yang menabrak kami waktu itu? Huh?” Sungmin bertanya dengan nada yang sangat dingin.

“Maafkan aku.”

“Tsk! Apa kau pikir maafmu itu berguna Cho Kyuhyun-ssi? Bahkan sekarang kekasihku sedang terbaring koma karenamu.” Nada bicara Sungmin mulai meninggi.

“Maafkan aku Sungmin.”

“Jangan sebut namaku! Hanya karena ternyata orang tua kita saling mengenal, bukan berarti aku akan bisa memaafkanmu.”

Kyuhyun terdiam. Dia tidak bisa berkata apa – apa sebagai pembelaan. Karena memang benar, dirinyalah yang menyebabkan kecelakaan waktu itu. Dirinyalah yang menyebabkan Siwon menjadi koma seperti saat ini.

Sungmin mengepalkan tangannya kuat. Lalu mencoba berdiri denga bantuan kruknya. “Aku benci padamu Cho Kyuhyun.” Lirihnya sebelum pergi meninggalkan pria itu.

.
.

.

.

Karena kegigihannya untuk meminta maaf pada Sungmin, akhirnya seiring berjalannya waktu, hubungan Kyuhyun dan Sungmin sedikit membaik. Sungmin tidak lagi dingin pada pria itu. Bahkan sekarang Kyuhyun sering membantu Sungmin untuk menjaga Siwon di rumah sakit. Ya, meskipun sudah enam bulan berlalu, Siwon belum juga sadar dari komanya.

Namun, ternyata hubungan mereka yang semakin membaik membuat salah seorang dari mereka berdua memendam perasaan yang semakin lama semakin dalam. Ya, Kyuhyun mulai menyukai gadis manis itu.

.
.
.

.

“Sungmin.” Kyuhyun memanggil gadis itu saat baru turun dari mobilnya. Kyuhyun memang sering menjemput dan mengantar Sungmin ke rumah sakit. Itu merupakan sebagian hal yang bisa ia lakukan sebagai permintaan maaf atas kejadian waktu itu.

Sungmin berbalik. “Ya, Kyu?”

Dengan ragu Kyuhyun melangkahkan kakinya mendekati Sungmin, lalu berdiri tepat di depannya. “Bolehkah aku berkata sesuatu?”

“Ya. Silahkan saja.”

“Aku rasa. Aku mencintaimu.”

Seketika hati Sungmin mendidih mendengar perkataan itu. Dia tidak menjawab apa – apa. Sungmin hanya menatap mata Kyuhyun dengan tatapan penuh emosi, sebelum . . .

PLAK!

Satu tamparan keras mengenai pipi tirus Kyuhyun. “Kau pikir kau pantas mengatakan itu Cho Kyuhyun? Bahkan kau masih ingat kan, siapa yang membuat kekasihku koma bahkan belum sadar sampai sekarang?”

“Sungmin.” Kyuhyun mencoba mendekat.

“Jangan sentuh aku. Mulai saat ini kau tidak perlu datang ke rumah sakit atau ke rumahku lagi. Aku tidak butuh bantuanmu.”

“Min. Kumohon dengarkan aku dulu.”

“Pergi! Aku membencimu.” Teriak Sungmin penuh emosi. Lalu gadis itu meninggalkan Kyuhyun mematung di depan rumahnya.

“Lee Sungmin.” Lirih Kyuhyun dengan perih.

.

.

.

.

~TBC~

Hallo.. hehe..

Alhamdulillah dapet inspirasi buat satu judul cerita lagi.

Ini baru prolog aja ya. Doakan chapter satunya bisa segera diupdate..

Ada tanggapan? hehe

Ditunggu responnya di kolom komentar.

Terimakasih 🙂

FF KYUMIN – Complicated Love – Chapter 11 (END)^^

Donghae segera menulisi kertas miliknya dengan kata – kata manis. Tidak lupa mencantumkan nama mereka berdua di sana.

Setelah selesai, Donghae baru sadar kalau Sungmin hanya berdiam diri sedari tadi. “Min? Kenapa dia saja? Cepat tuliskan sesuatu di sana sayang.” Serunya sambil membelai pipi Sungmin.

Sungmin bingung. Sejujurnya ia ingin mengungkapkan semuanya sekarang. Tapi lagi – lagi dia tidak tega. Sungmin tersenyum canggung lalu mulai mengangkat tangannya untuk menuliskan sesuatu di kertas yang tadi Donghae berikan.

“Bodoh. Lalu sampai kapan kau akan membohongi perasaanmu sendiri?”

Suara itu sontak membuat kedua orang itu menoleh ke belakang.

Mata Sungmin membulat. “K-kyuhyun.”
.
.

Complicated Love

Genre : Romance, Friendship, Hurts

Rate : T

Cast : Lee Sungmin (yeoja), Cho Kyuhyun (namja), Soyou SISTAR (yeoja), Lee Donghae (namja), Kim Ryeowook (yeoja), etc.

Pairing : KyuMin, HaeMin, ChangToria, YeWook, KangTeuk, KyuYou etc.

Part : 11 [END]

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.
..
.

 

Kyuhyun tersenyum santai, “Hai, Sayang.” Serunya. Lalu dengan kedua tangan dilipat di depan dada, dia berjalan ke arah Sungmin.

Pria itu mengelus rambut Sungmin dengan sayang. Dia sengaja melakukan itu di depan Donghae yang tengah menatap mereka dengan perasaan campur aduk.

“Ah, Donghae-ssi. Terkejut dengan kedatanganku hm?”

“Apa maksudmu Cho Kyuhyun-ssi?”

Kyuhyun tersenyum mengejek. “Aku rasa kau cukup pintar untuk mencerna semua ini. Bukankah kau sudah tau kalau Sungmin hanya mencintaiku? Kenapa tetap memaksakan hubungan kalian?”

Donghae berdiri, menatap tajam ke arah Kyuhyun. “Lalu apa urusanmu? Bisakah kau tidak ikut campur dalam hubunganku? Setahuku kau sedang berbahagia dengan Soyou-ssi.”

“Asal kau tahu saja Lee Donghae-ssi. Aku sudah tidak menjalin hubungan apa – apa dengannya. Dan satu lagi, aku akan merebut Sungmin darimu.”

Donghae mengepalkan tangannya kuat. Menahan emosinya yang semakin memuncak. “Apa maksudmu Cho Kyuhyun?”

“Ya. Mungkin aku memang bodoh baru menyadari perasaanku yang sebenarnya. Aku baru sadar jika ternyata aku juga mencintai Sungmin. Dan sudah aku pastikan juga, Sungmin masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu. Dia tetap mencintaiku. Dan satu hal yang paling penting dan harus kau ingat, Sungmin-tidak-pernah-mencintaimu-Lee-Donghae.”

Buagh!

“Kyu!” Sungmin memekik ketika tubuh Kyuhyun sedikit terhuyung karena puklan Donghae yang mengenai pipinya.

Kyuhyun membenarkan posisi berdirinya sambil memegangi pipinya yang memerah. “Aku baik – baik saja Min.”

Sungmin mencoba mencekal lengan Kyuhyun saat pria itu berjalan mendekat ke arah Donghae yang saat itu masih menatapnya dengan tajam. Kyuhyun berhenti sebentar, menatap lembut Sungmin yang sedang memandangnya dengan tatapan ‘tolong hentikan semua ini’.

“Kau tenang saja sayang, aku tidak apa – apa.” Setelah itu Kyuhyun berjalan lagi.

“Sudah puas memukulku Lee Donghae-ssi?”

“Sebenarnya apa maumu?”

Kyuhyun tersenyum remeh. “Bukankah sudah kubilang bahwa aku akan merebut Sungmin darimu, ingat?”

“Tidak tahu diri sekali kau Cho Kyuhyun. Apa kau tidak sadar, siapa yang dulu sering membuat Sungmin menangis? Siapa yang dulu sering meninggalkan Sungmin sendiri? Dan siapa pada saat itu yang selalu ada untuk Sungmin?”

Kyuhyun terkekeh. “Ya. Tentu saja aku sadar. Aku yang sering membuat Sungmin menangis, aku yang sering meninggalkan Sungmin sendiri. Dan kau, tuan Lee Donghae yang terhormat, aku ucapkan terimakasih karena kau telah menemani dan menghibur Sungmin selama ini. Tapi, itu dulu, sebelum aku sadar akan perasaanku.”

Donghae tersenyum meremehkan. “Lalu kau pikir, setelah kau sadar akan perasaanmu, kau bisa mengambil Sungmin dengan sesuka hatimu, huh?”

“Ya. Memang kenyataannya seperti itu. Akan sangat mudah mengambil Sungmin darimu, karena selama aku masih ada, Sungmin tidak akan pernah bisa membalas perasaanmu. Sungmin hanya menganggapmu sebagai sahabat.”

Buagh!

“Kyuhyun!” Sekali lagi Sungmin berteriak. “Donghae-ah, kumohon hentikan.” Air mata Sungmin yang sedari tadi sudah menetes, kian deras mengalir di kedua pipinya.

“Biarkan saja Min.” Seru Kyuhyun sambil menyeka darah yang keluar dari ujung bibirnya. “Biar dia puas.”

“Kyuhyun, kumohon jangan seperti ini. Kita bisa bicarakan ini baik – baik. Kumohon.” Sungmin memandang Kyuhyun dan Donghae bergantian.

“Haah.” Donghae menghembuskan napasnya yang memburu karena emosi. “Kurasa aku tidak akan bisa mengendalikan diriku jika aku tetap berada di sini. Lee Sungmin. Kau mau ikut pulang bersamaku, atau bersama dia?”

Sungmin terdiam sambil terus terisak. Sungguh ini bukan pilihan yang mudah. “Hae, aku mohon jangan seperti ini. Kita harus bicara-”

“Aku tidak yakin bisa bicara baik – baik dengan seorang pria brengsek seperti dia Min.” Donghae memotong omongan Sungmin. “Jadi kau tentukan sekarang, pulang bersamaku sekarang atau bersama dia?”

“Hiks” hanya isakan yang keluar dari mulut Sungmin.

“Hah. Baiklah. Sepertinya aku sudah tahu jawabanmu. Selamat menikmati waktumu dengannya kalau begitu.” Donghae segera berbalik dan meninggalkan Sungmin dan Kyuhyun dengan emosi yang masih meluap.

“Hiks. Hae. Maafkan aku.” Sungmin terisak. Sungguh dia tidak tega dengan Donghae, tapi dia juga tidak boleh memberi harapan terlalu banyak pada pria itu.

Sungmin semakin terisak saat merasakan lengan Kyuhyun memeluknya dengan erat. “Sayang.” Lirihnya sambil mengecupi kepala Sungmin dengan lembut.

“Kau jahat Kyuhyun.” Sungmin memukul dada Kyuhyun. “Kau membuat Donghae menjadi benci padaku. Hiks.”

“Sshhh. Sudah, jangan menangis sayang.” Kyuhyun mengeratkan pelukannya sembari mengelus surai Sungmin dengan sayang. “Aku hanya ingin semua ini cepat selesai Ming. Aku tidak ingin Donghae semakin berharap banyak padamu dan semakin tidak bisa melepasmu.”

“Tapi. Hiks. Aku tidak ingin Donghae membenciku Kyu. Hiks.”

“Tidak. Donghae orang yang baik Ming. Aku yakin dia bisa mengerti.”

“Hiks. Aku benci padamu Kyuhyun.” Sungmin balas memeluk Kyuhyun dengan erat. Kyuhyun hanya tersenyum kecil mendengar Sungmin berkata benci padanya. Kyuhyun tahu Sungmin hanya sedang sebal padanya.

Kyuhyun sedikit melonggarkan pelukannya. Menyelami manik basah Sungmin yang sedang menatapnya. “Aku lebih mencintaimu sayang.” Lirihnya sambil memberi kecupan yang sangat lama di dahi Sungmin

 

.
.
_______ComplicatedLove_______
.
.

 

“Ah. Pelan – pelang Ming.” Kyuhyun meringis saat Sungmin mengobati lukanya.

“Maaf. Apa sangat sakit?” Sungmin menunjukkan raut khawatirnya.

Kyuhyun terkekeh. “Tidak perlu sekhawatir itu sayang. Hanya sedikit perih saja.”

Sungmin mengguk pelan. Lalu melanjutkan mengobati sudut bibir Kyuhyun yang terluka.

Kyuhyun terus memandangi gadis di depannya itu. Entahlah, sejak kapan dia menjadi sangat tergila – gila dengan paras cantik milik Sungmin. Merasa dipandangi, Sungmin menghentikan aktifitasnya. “Kenapa?”

Kyuhyun tersenyum. “Tidak, kau sangat cantik Min.”

“Kyuhyun. Bagaimana bisa kau bisa bercanda dalam situasi seperti ini?”

Kyuhyun mengerutkan keningnya samar. “Siapa yang bercanda? Kau memang sangat cantik.” Tangan Kyuhyun terangkat untuk menyentuh pipi Sungmin. Mereka tenggelam dalam manik masing – masing. Cukup lama.

“Ah. Aku rasa sudah selesai. Aku akan mengembalikan ini ke kotak obat.” Sungmin dengan salah tingkah mulai bangkit dan membawa obat yang tadi ia gunakan untuk mengobati luka Kyuhyun dan menaruhnya kembali di kotak obat.

Kyuhyun hanya tersenyum kecil memandangi Sungmin yang sedang salah tingkah. Lalu dia segera bangkit dan menuju lemari. Mengambil satu stel piama miliknya.

Cklek.

“Ming.” Kyuhyun berjalan ke arah Sungmin yang baru masuk. “Malam ini kau menginap saja ya? Sudah terlalu malam jika aku mengantarmu pulang.”

“Ya?”

Kyuhyun tersenyum melihat raut bingung Sungmin. “Iya. Kau menginap saja. Sekarang kau segera mandi, lalu kita tidur.” Ujarnya sambil menyerahkan satu pasang piama berwarna biru itu pada Sungmin.

Meskipun bingung, Sungmin hanya menuruti apa yang Kyuhyun perintahkan. Setelah selesai mandi di kamar Kyuhyun, Sungmin mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

“Kyu, dari mana?” Tanya Sungmin saat Kyuhyun memasuki kamarnya.

“Aku mandi di bawah Ming. Jha. Kalau begitu kita tidur sekarang ya?”

Kita?

Apa itu artinya dia dan Kyuhyun akan tidur seranjang?

Memikirkan itu saja sudah membuat jantung Sungmin berdetak sangat cepat dan pipinya mulai memerah.

“K-kita?” Tanya Sungmin terbata.

“Iya. Memangnya kenapa?”

“T-tapi Kyu, ah, aku bisa tidur di kamar tamu saja.” Terangnya dengan kikuk.

Kyuhyun yang mengerti kegugupan Sungmin hanya terkekeh kecil. “Tidak perlu. Tenang saja Ming, aku tidak akan berbuat apa – apa. Aku berjanji.” Jelas Kyuhyun sambil mengangkat satu tangannya.

Setelah itu Kyuhyun berjalan ke sisi kiri ranjangnya. Merebahkan tubuhnya di sana. “Kemarilah.” Serunya sambil menepuk sisi kosong di sebelahnya. Mengajak Sungmin untuk mendekat.

Dengan ragu dan dengan perasaannya yang masih gugup, Sungmin merebahkan tubuhnya di sana. Tepat di sebelah Kyuhyun.

Lama mereka hanya terdiam dan sibuk dalam pikiran masing – masing. Sangat canggung. Karena tidak tahan dengan kecanggungan itu, Kyuhyun memberanikan diri untuk memeluk Sungmin.

“Kyu!” Pekik Sungmin kaget.

“Aku hanya ingin memelukmu Ming. Jangan setakut itu.” Kyuhyun tersenyum. Lalu dengan gerakan perlahan mengangkat kepala Sungmin dan menjadikan lengannya sebagai bantal gadis itu.

“Tidurlah.” Seru Kyuhyun lembut.

Dengan perlahan Sungmin mengubah posisinya menyamping, berhadapan dengan Kyuhyun. Gadis itu mendongak dan menatap mata Kyuhyun pernuh kekhawatiran. “Kyuu.”

“Hmm?”

“Aku masih memikirikan kejadian tadi. Pasti Donghae sangat membenciku sekarang. Aku harus bagaimana?”

“Dia tadi terbawa emosi Ming, dan aku rasa itu wajar. Mungkin Donghae hanya butuh waktu. Dan kau jangan khawatir, aku pasti akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Aku akan membuat hubunganmu dengan Donghae membaik lagi seperti dulu. Jadi kau jangan khawatir lagi eum?”

Sungmin menatap Kyuhyun dalam, lalu mengangguk. “Hmm. Aku percaya padamu Kyu. Gomawo.”

“Apa pun untukmu sayang. Sekarang tidur ya?”

Sungmin mengangguk lucu. Membuat Kyuhyun tidak tahan untuk tidak mengecup bibir itu sekilas.

Jaljayo Ming.”

Sungmin tersenyum malu. “Jaljayo Kyunie.” Serunya lalu mulai memejamkan matanya.

.
.
_______ComplicatedLove_______
.
.

“Ayo kita turun sayang.” Ujar Kyuhyun sesaat setelah mobilnya terparkir dengan benar.

“Aku gugup Kyu. Aku tidak siap bertemu Donghae.”

“Hey.” Kyuhyun memegang kedua pundak Sungmin. Menyuruh gadis itu untuk menatapnya.

“Semua akan baik – baik saja. Ada aku di sini Ming. Kau percaya padaku kan?”

Sungmin menghela nafas sejenak sebelum mengangguk.

“Kalau begitu ayo kita turun.” Ajak Kyuhyun. Setelah turun dari mobil, Kyuhyun menggandeng Sungmin, memberikan sedikit ketenangan untuk gadis manis itu.

Sungmin merasa semua ini seperti de javu. Dulu saat ia merasa sedih dan khawatir tentang Kyuhyun, Donghae yang akan selalu menguatkannya. Tapi sekarang posisinya menjadi terbalik.

Semakin mendekati ruang kelas mereka, hati Sungmin menjadi tidak tenang. Kyuhyun yang mengerti akan hal itu menghentikan langkahnya. “Apa kita harus bolos hari ini untuk menghindari Donghae?”

“Eung?”

“Kulihat kau begitu gugup. Apa perlu kita membolos hari ini?”

Sungmin segera menggelengkan kepalanya. “Tidak. Tidak perlu seperti itu Kyu.”

“Tapi aku khawatir padamu Ming.” Kyuhyun memandang Sungmin dengan cemas.

Melihat kekhawatiran Kyuhyun, Sungmin mencoba tersenyum. “Nan gwaenchana.”

“Kau yakin?”

“Eum.” Jawabnya sambil mengangguk.

“Kalau begitu ayo.” Kyuhyun mengeratkan genggaman tangannya dan segera menuju kelas mereka.

Saat memasuki kelas, sudah ada beberapa siswa yang datang. Termasuk Donghae. Donghae hanya melirik sekilas kedatangan Sungmin dan Kyuhyun lalu pura – pura sibuk dengan ponselnya. Sungguh perasaannya campur aduk melihat orang yang sangat disayanginya sekarang sudah bergandengan dengan orang lain. Itu sangat menyakitkan.

Sedangkan Sungmin, dia sama sekali tidak berani melihat ke arah bangku yang biasa Donghae duduki. Dia segera mendudukkan diri di bangkunya. Dan kebetulan Ryeowook belum datang sehingga Kyuhyun yang menemani duduk di sampingnya.

“Semua akan baik – baik saja.” Ujar Kyuhyun menenangkan. Sungmin hanya menanggapinya dengan sebuah anggukan.

.
,
.
,

Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu, tapi Donghae masih saja bersikap dingin padanya. Dan itu sangat membuat Sungmin sedih. Karena tidak tahan melihat Sungmin yang selalu terlihat murung, akhirnya hari ini, sepulang sekolah, Kyuhyun memtuskan untuk membiarakan masalah mereka dengan Donghae.

“Kita mau kemana Kyu? Kurasa ini bukan jalan pulang ke rumahku atau pun rumahmu.” Tanya Sungmin heran.

“Kau akan tahu sebentar lagi Ming.” Ujar Kyuhyun sambil tersenyum.

Sungmin mencoba mengamati jalanan di sekitarnya, sampai akhirnya ia ingat. “Bukankah ini jalan menuju rumah Donghae?” Selidik Sungmin.

Kyuhyun mengangguk sekali. “Kau benar. Aku tidak tahan melihat kau bersedih terus karena Donghae selalu mendiamkanmu Ming. Jadi lebih baik segera kita selesaikan masalah ini.”

“K-kyu. Kau yakin?”

“Hmm. Kau tidak perlu takut. Ada aku di sini.”

“Terimakasih Kyu. Aku percaya padamu.”

Kyuhyun tersenyum. “Sama – sama sayang.”

Sekitar lima menit kemudian, mereka sudah sampai di depan rumah berpagar hitam itu. Kyuhyun dan Sungmin bergegas turun dan menekan bel rumah mewah itu.

Cklek.

Kebetulan sekali. Donghae yang langsung membuka pintunya.

Wajah pemuda tampan itu berubah datar ketika mengetahui siapa yang bertamu di rumahnya.

“Ada apa kalian kemari?” Suaranya terdengar sangat dingin. Dan Sungmin sangat sedih mendengarnya.

“Maaf sudah mengganggu waktumu. Mungkin aku tidak masalah jika kau membenciku. Karena sejak awal hubungan kita memang tidak begitu baik. Tapi aku tidak suka jika kau bersikap dingin pada Sungmin. Untuk itu, aku pikir kalian berdua perlu bicara, tanpa aku. Aku akan menunggu Sungmin di mobil.”

“K-kyu.” Sungmin menatap Kyuhyun penuh tanya.

“Kalian butuh waktu berdua sayang.” Jelas Donghae.

Donghae tidak berkomentar apa pun. Sesungguhnya dia sedikit setuju dengan apa yang dikatakan Kyuhyun. Dan bagaimana pun, dia juga masih sangat menyanyangi Sungmin.

“Aku ke mobil dulu ya? Kau bicaralah dengan Donghae.”

Belum sempat Sungmin menjawab, Kyuhyun sudah melangkahkan kakinya menuju mobil. Membuat suasana antara dua orang itu menjadi sangat canggung.

Donghae mengalah. Membiarkan egonya luntur, setidaknya untuk orang yang disayanginya.

“Masuklah.” Lirihnya. Lalu mulai melangkah memasuki rumahnya, menuju sofa di ruang tamu. Sungmin yang tidak tahu harus berbuat apa hanya menuruti apa yang Donghae katakan.

“Silahkan duduk. Kau mau minum sesuatu?” Tanya Donghae basa basi.

“Tidak perlu Hae.” Jawab Sungmin pelan.

“Hmm. Baiklah kalau begitu.” Lalu Donghae ikut mendudukkan dirinya di samping Sungmin.

Hening…

Hingga Sungmin membuka suara terlebih dahulu.

“Maafkan aku Hae.”

Donghae diam. Membuat Sungmin semakin sedih.

“Hae-ah. Apa kau benar – benar tidak mau memaafkanku? Apa sekarang kau benar – benar sudah membenciku? Kau tau kan aku paling tidak suka jika orang yang aku sayangi mendiamkanku seperti yang sedang kau lakukan. Jadi aku mohon-

Sret.

Sungmin terkejut. Tiba – tiba saja dia sudah berada dalam pelukan hangat pria itu. “H-hae.” Lirihnya.

“Maaf Min.”

Satu air mata mulai menetes di pipi Sungmin. “Tidak. Bukan kau yang harus meminta maaf Hae. Maafkan aku ya? Maaf karena aku sudah jahat padamu.”

Donghae hanya diam. Lalu beberapa saat kemudian mulai melepas pelukannya. “Untuk apa kau menangis?” Ujarnya sambil mengusap pipi Sungmin.

“Hiks. Aku merasa menjadi orang paling jahat karena telah berbuat seperti ini padamu. Aku mohon maafkan aku Hae.”

Donghae tersenyum lembut. “Iya Ming. Maaf, aku pikir aku juga terlalu egois. Memaksakan perasaanku padamu. Padahal aku tahu siapa yang selalu kau cintai.”

“Maaf.” Hanya itu yang bisa Sungmin ucapkan.

Donghae mengelus kepala Sungmin. “Sudah, tidak perlu meminta maaf lagi.”

“Terimakasih Hae. Asal kau tahu saja, meski pun aku tidak bisa menyanyangimu sebagai lelaki. Tapi aku sangat menyayangimu sebagai sahabat Hae.”

Donghae mengangguk. “Iya, aku tahu.”

“Benarkah?” Sungmin menatap Donghae dengan foxy eyesnya.

“Hmm. Aku juga menyayangimu Ming.”

“Janji kau tidak akan mendiamkanku dan Kyuhyun lagi?”

“Hmm. Untuk tidak mendiamkanmu aku berjanji, tapi untuk Khuhyun, aku tidak janji.”

Sungmin mengerucutkan bibirnya. “Aku mohon. Maafkan dia juga ya?”

Donghae terkekeh lucu. “Kkk. Iya. Aku tadi hanya bercanda.”

“Donghae.” Sungmin memekik lucu. Lalu memeluk pria itu. “Kau sangat baik. Aku yakin suatu saat nanti kau bisa menemukan seseorang yang lebih baik dariku.”

Donghae hanya bisa tersenyum mendengar penuturan Sungmin. “Iya. Aku harap juga begitu, Ming.”

Sungmin melepas pelukannya. “Aku akan membantumu menemukannya.”

“Benarkah? Baiklah kalau begitu.”

Lalu mereka tertawa bersama

.
.
_______ComplicatedLove_______
.
.

Dua tahun kemudian……

Sungmin sedang menikmati ice cream coklatnya ketika seseorang tiba – tiba mengecup pipinya dengan mesra.

“Kyuhyun.” Sungmin menatap pria yang sekarang duduk di depannya itu dengan berbianar.

“Maaf. Dosen Kim memberi tugas tambahan tadi. Jadi aku baru bisa keluar.. Apa kau sudah menunggu lama sayang?”

Sungmin menggeleng dengan imut. “Tidak juga.”

Kyuhyun terkekeh melihatnya. “Dari dulu tidak berubah.” Serunya sambil menyeka noda ice cream di sudut bibir Sungmin.

“Hehe.” Sedangkan gadis itu hanya terkekeh lucu.

Sungmin sekarang adalah mahasiswa di jurusan design, sedangkan Kyuhyun karena kepintarannya dia berhasil diterima di Fakultas Kedokteran. Sedangkan Donghae, Ryeowook dan Changmin berhasil masuk di jurusan seni musik.

Sret.

Kyuhyun menyerahkan selembar kertas berwarna merah maroon kepada Sungmin.

“Apa ini?” Tanya Sungmin sambil mengerutkan dahinya.

Kyuhyun tersenyum. “Buka saja.”

Setelah menghabiskan ice creamnya, Sungmin segera membuka kertas itu. “Ya ampun Changmin. Jadi bulan depan dia akan menikah dengan Victoria?”

Kyuhyun terkekeh. “Iya sayang.”

“Wah. Aku turut bahagia.” Ujarnya sambil memasang senyumnya yang indah.

“Oh iya. Ngomong – ngomong, kemarin Soyou menelponku. Dia bilang dia sangat betah tinggal di Paris. Dan dia juga sudah memiliki kekasih.”

“Wah.. Benarkah? Aku pikir aku harus menelponnya. Aku sangat merindukan dia. Pasti Soyou semakin cantik. Apalagi dia kan sudah mejadi model di sana.”

Kyuhyun mengangguk. “Ya. Aku rasa juga begitu.”

“Hei, apa aku boleh bergabung?”

“Ahh. Donghae-ah. Tentu saja boleh.” Jawab Sungmin. Dan Donghae segera mendudukkan dirinya di samping Kyuhyun.

“Ah, Hae. Ini dari Changmin.” Kyuhyun menyerahkan selembar undangan pada Donghae.

“Wah wah.. Jadi Changmin sudah akan menikah. Aku iri padanya.” Tutur Donghae setelah membaca undangan itu.

“Ya begitulah.”

“Lalu, kau kapan akan mengenalkan calonmu padaku?” Goda Sungmin.

“Hahaha. Calon apa? Pacar saja aku belum punya.”

“Kau harus mencarinya Hae. Jangan terlalu fokus pada kuliahmu. Pada saat pesta pernikahan Changmin nanti, kau sudah harus membawa pasangan ya?” Ujar Kyuhyun.

Donghae hanya mengangkat pundaknya. “Ya. Semoga saja. Ah, aku harus ke perpustakaan. Ada buku yang sedang kucari.” Serunya sambil berdiri dari duduknya.

“Baiklah.” Kyuhyun dan Sungmin hanya bisa mengiyakan.
.
.
.
.
.

Bruk!

Entah karena terlalu terburu – buru atau apa, Donghae tidak sengaja menabrak seseorang saat dirinya berada di depan perpustakaan. Menyebabkan buku – buku yang dibawa gadis itu menjadi berserakan di lantai.

Refleks, Donghae segera berjongkok dan membantu gadis itu merapihkan buku – bukunya kembali.

Mianhamnida.”

Ah ne. Gwaencahana.”

Setelah buku – buku itu rapih kembali, gadis itu berdiri begitu juga dengan Donghae. Dan percaya atau tidak, sepertinya Donghae langsung merasakan apa yang namanya ‘Love at the first sight

“Ah, sekali lagi mianhae nona.”

Gadis bergummy smile itu mengangguk paham. “Ne. Tidak apa – apa. Kalau begitu saya permisi dulu.”

Apa? Tidak.

Donghae harus segera berkenalan dengan gadis itu.

Gadis itu sudah melangkah saat Donghae membalik tubuhnya untuk memanggil gadis itu kembali. “Ah nona.”

Gadis itu berhenti, lalu menunggu Donghae yang sedang berlari ke arahnya. “Eum.” Donghae mengusap tengkuknya gugup. “Boleh aku tahu siapa namamu?”

Gadis itu tersenyum lagi. “Lee Hyukjae imnida.”

“Ah. Lee Donghae imnida. Apa Lee Hyukjae-ssi butuh bantuan untuk membawakan beberapa buku – buku itu?” Donghae menunjuk tumpukan buku yang Hyukjae bawa.

“Ah. Apa tidak merepotkan?”

Donghae menggeleng. “Tidak. Sama sekali tidak. Kalau begitu mari saya bantu.”

Hyukjae tersenyum lalu membagi sebagian bukunya untuk Donghae bawa. Setelah itu mereka mulai berjalan bersama.

“Ngomong – ngomong, kau tidak perlu seformal itu padaku. Panggil saja aku dengan Eunhyuk.”

“Ah. Baiklah. Kalau begitu kau bisa memanggilku Donghae.”

“Baiklah.”

Sepertinya satu kisah cinta lagi akan dimulai.

.

.
_______ComplicatedLove_______
.
.

Sungmin mengerucutkan bibirnya sebal. Bagaimana tidak. Dia sudah menunggu Kyuhyun selama satu jam di taman ini, tapi pria itu sama sekali tidak menampakkan ujung hidungnya. Lebih parahnya, ponselnya tidak bisa dihubungi.

“Isshh. Sebenarnya kau di mana Cho Kyuhyun.” Sekali lagi Sungmin mencoba menghungi Kyuhyun, namun nihil. Dia hanya bisa mendengar operator yang menjawab panggilannya.

“Eoh?” Sungmin sedikit terkejut ketika seorang anak kecil menarik – narik short dress selututnya.

“Ada apa adik manis?” Tanya Sungmin ramah. Mengabaikan rasa sebalnya sejenak.

Gadis kecil itu hanya menyerahkan satu lembar kertas berwarna pink yang digulung dan terdapat pita yang melingkarinya. Sungmin mengerutkan alisnya. Lalu membuka kaitan pita itu dan membaca tulisan yang ada di sana.

‘Sudah lelah kah menungguku sayang?
Jangan cemberut seperti itu, kau membuatku tidak tahan untuk tidak menciummu.’

Sungmin semakin bingung. Siapa yang sebenarnya menulis surat ini untuknya? Apa Kyuhyun? Tapi dimana pria itu?

Belum juga Sungmin menemukan di mana Kyuhyun, tiba – tiba ada satu anak kecil lagi yang memberikan satu kertas yang sama seperti tadi.

‘Kau mencariku ya? Sabar sayang. Sebentar lagi aku akan menemuimu. Tapi aku ada kejutan untukmu.’

Sungmin semakin bingung. Apalagi saat satu anak kecil lagi datang dan lagi – lagi memberinya surat yang sama.

‘Coba kau lihat ke langit.’

“Huh? Langit? Memangnya ada apa?” Sungmin memandang ke atas. Apa yang sebenarnya sedang Kyuhyun rencanakan. Dia semakin sebal saat tidak menemukan apa – apa di atas sana.

Namun, suara helikopter yang semakin lama semakin terdengar keras membuatnya mendongak ke atas lagi. Helikopter itu tiba – tiba saja sudah berada di atas taman dan berputar – putar mengelilingi taman itu. Sungmin berdiri, memutar badannya ke sana kemari, mencoba menemukan Kyuhyun.

Nihil.

Kyuhyun tetap tidak ada. Lalu ia menoleh lagi ke arah helikopter itu. Dan saat itulah ada kain besar yang tergantung di sana. Sungmin terkejut melihat tulisan yang ada di kain berwarna pink dengan tulisan berwarna hitam itu.

Nae sarang, Lee Sungmin
Would you marry me?

Sungmin menutup mulutnya. Benarkah ini semua? Benarkah Cho Kyuhyun melamarnya?

Grep.

Satu pelukan yang hangat itu menyadarkan Sungmin dari keterkejutannya.

“Sayang.” Kyuhyun membalik tubuh Sungmin dengan perlahan. Lalu mulai berjongkok di depan gadis yang matanya mulai berkaca – kaca itu.

Will you marry me?” Ujarnya sambil membuka kotak yang berisi cincin yang sangat indah.

“K-kyuhyun.” Sungmin tidak bisa menjawab. Dia terlalu bahagia dengan apa yang Kyuhyun lakukan.

“Ya sayang. Apa kau mau menikah denganku?” Ulang Kyuhyun.

Sungmin menyeka air matanya yang mulai berjatuhan. Lalu mengangguk pasti. “Ya Kyuhyun. Aku mau.”

Rasa lega dan bahagia memenuhi hati Kyuhyun. Lalu pria itu mulai bangkit dan memasangkan cincin di jari manis Sungmin.

Kyuhyun tersenyum sejenak, sebelum menangkupkan kedua tangannya di pipi Sungmin dan membawa gadis itu ke dalam satu pagutan lembut. Menyalurkan semua perasaannya yang meluap – luap lewat ciuman itu.

Saranghae. Jeongmal saranghae.” Ujar Kyuhyun di tengah lumatannya.

Nado Saranghae, Kyunie.”

Entah sejak kapan orang – orang di taman itu bergerombol mengelilingi mereka berdua. Mereka bertepuk tangan dan tersenyum. Seolah ikut merasakan kebahagiaan pasangan serasi itu. Sedangankan Kyuhyun dan Sungmin masih tetap melanjutkan ciuman panjang mereka. Tidak peduli dengan orang – orang yang terus saja menyaksikan kemesraan keduanya.

Dan semoga mereka akan selalu berbahagia, selamanya.

.

.

.END.

FIN

TAMAT

.

.

Hihihihihihhihi…. Akhirnyaaaaa satu FF lagi terselesaikan. Terimakasih banyak buat semua readers yang masih mengikuti Complicated Love sampai chapter terakhir ini. *bow* *peluk satu*

Minta doanya juga supaya bisa update cerita baru lagi ya hehe…

Gomawooo

^^Saranghae^^

FF KYUMIN – Complicated Love – Chapter 10

Complicated Love

Genre : Romance, Friendship, Hurts

Rate : T

Cast : Lee Sungmin (yeoja), Cho Kyuhyun (namja), Soyou SISTAR (yeoja), Lee Donghae (namja), Kim Ryeowook (yeoja), etc.

Pairing : KyuMin, HaeMin, ChangToria, YeWook, KangTeuk, KyuYou etc.

Part : 10

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

..

 

Kyuhyun membuka matanya perlahan, mencoba menyesuaikan diri karena baru bangun dari tidurnya. Seperti teringat akan sesuatu, dia segera mendongak, memastikan apakah Sungmin masih tetap di sana.

Dia tersenyum melihat gadis yang tengah tertidur itu masih berada di sisinya. Bahkan jemari tangan kirinya masih terpaut dengan jemari tangan kanan Sungmin.

Kyuhyun mencoba bangkit dan duduk bersandar di headboard. Dia mengangkat jemarinya yang terpaut erat dengan Sungmin, lalu mencium punggung tangan Sungmin dengan lembut.

Merasa tidurnya terganggu, Sungmin mulai membuka matanya. “Kyuuu.”

“Hmmm.” Kyuhyun berdehem sambil tersenyum, memperhatikan Sungmin yang sedang mengucek kedua matanya. Sungmin terlihat sangat adorable saat bangun tidur.

“Maaf aku ketiduran. Apa kau sudah baikan?” Sungmin bertanya sambil menempelkan punggung tangannya di dahi Kyuhyun.

“Sudah tidak panas lagi. Syukurlah.”

Kyuhyun sama sekali tidak merespon ucapan Sungmin. Dia hanya sibuk memperhatikan gadis manis itu sambil tersenyum bahagia.

Merasa dipandangi seperti itu, Sungmin jadi salah tingkah.

“K-kenapa kau tersenyum sambil memandangiku begitu?”

Kyuhyun tersenyum lagi. “Aku hanya sangat bahagia. Kau menepati janjimu untuk tetap di sini saat aku terbangun. Terimakasih Ming.”

“Tentu saja. Kau adalah sahabatku Kyu.”

DEG.

Perasaan bahagia Kyuhyun seperti menguap begitu saja mendengar pernyataan Sungmin barusan.

Sahabat?

Bagaimana bisa Sungmin tetap menganggap dia sahabat setelah Kyuhyun sudah mengutarakan perasaannya.

“Jangan bohongi perasaanmu sendiri Ming. Aku tahu kau juga mencintaiku.”

Sungmin terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa.

“Katakan sesuatu Ming.”

Sungmin menatap Kyuhyun sebentar, lalu menundukkan kepalanya. “Maaf Kyu. Aku tidak bisa. Aku sudah bersama Donghae sekarang.”

Kyuhyun mengeram kecil. “Kau tidak mencintai Donghae.”

Sungmin menatap Kyuhyun lagi. “K-kyu.”

“Katakan kau mencintaiku Ming.”

Sungmin menggeleng. “Tidak Kyu. Aku tidak bisa.”

“Kenapa?” Kyuhyun bertanya dengan suara datarnya.

“Aku tidak mau menyakiti Dong-

“Donghae Donghae dan Donghae. Kau selalu menjadikan dia alasan Min. Kau hanya tinggal memutuskan hubunganmu dengannya.” Suara Kyuhyun sedikit meninggi.

Sungmin menggeleng. “Tidak. Tidak semudah itu Kyuhyun. Donghae sudah sangat baik padaku. Dia selalu ada saat aku sedih, dia selalu disampingku saat aku membutuhkan sandaran dan aku sudah berjanji padanya, juga diriku sendiri, kalau aku akan mencoba mencintainya, Kyu.”

Kyuhyun terdiam.

‘Benar. Donghae memang sudah menjaga Sungmin selama ini. Bahkan disaat dia membuat Sungmin menangis, Donghae yang akan menghibur Sungmin. Ya, Donghae memang pantas mendapatkan Sungmin. Tidak seperti dirinya yang selama ini hanya membuat Sungmin bersedih.’

Perlahan Kyuhyun melepaskan tautan jemari mereka berdua. Dia menghembuskan nafas beratnya.

“Ya. Donghae memang layak mendapatkanmu Min. Dia pria baik, yang selalu bisa menjagamu. Tidak seperti aku yang hanya bisa membuatmu menangis. Maafkan aku. Seharusnya aku tahu diri.”

Air mata yang sedari tadi Sungmin tahan, akhirnya jatuh juga. “Bukan Kyu.” Sungmin menggeleng. “Bukan seperti itu.”

Kyuhyun hanya terdiam dan menunduk.

“Hiks.” Satu isakan dari Sungmin membuat Kyuhyun terhenyak.

“M-min. Maafkan aku.”

“Hiks.”

Kyuhyun memejamkan matanya sejenak, lalu segera membawa Sungmin dalam pelukannya. “Maaf. Tolong jangan menangis lagi.”

“Hiks.”

“Sshh. Jangan memangis lagi Min.” Kyuhyun mengeratkan pelukannya. Mengusap punggung Sungmin dengan sayang.

Refleks, Sungmin ikut melingkarkan tangannya memeluk tubuh Kyuhyun. “Hiks. Jangan membuat posisiku menjadi semakin sulit, Kyu. Hiks.”

“Shhh. Iya. Maafkan aku.” Kyuhyun memberikan satu kecupan di pucuk kepala Sungmin. Berharap bisa menenangkan gadis itu.

Lama mereka dalam posisi seperti itu. Kyuhyun dengan sabar menunggu Sungmin berhenti menangis sambil terus menepuk punggung Sungmin dan mengucapkan kata maafnya.

Sungmin melepas pelukan mereka dengan perlahan. Gadis itu menunduk, tidak berani menatap Kyuhyun. Beberapa saat kemudian, Kyuhyun menangkupkan tangannya di kedua pipi Sungmin. “Hey.”

Sungmin mendongak.

“Jangan menangis lagi.” Kyuhyun tersenyum sambil mengusap air mata Sungmin yang hampir mengering.

Sungmin tidak menjawab, hanya menatap Kyuhyun dengan pandangan sendu.

Kyuhyun tersenyum maklum, lalu dengan gerakan perlahan dia mendekatkan bibirnya ke dahi Sungmin, mengecupnya lama.

Kedua mata Sungmin refleks terpejam. Merasakan hangat bibir Kyuhyun yang ada di dahinya. Pria itu mencium keningnya dengan lembut dan penuh perasaan. Setelah melepas ciumannya, Kyuhyun menempelkan dahi mereka berdua. “Aku sangat mencintaimu Min.”

“K-kyu.”

“Tidak. Kau tidak perlu berkata apa – apa sekarang Min. Aku hanya ingin mengutarakan apa yang aku rasakan saat ini.”

Kyuhyun makin mendekatkan wajah mereka berdua.

“K-kyuhyun.” Lirih Sungmin.

“Dan aku mohon… jangan menolakku kali ini.”

Seperti mantra, Sungmin tidak menolak sama sekali saat Kyuhyun mempertemukan bibir mereka berdua. Sungmin memejamkan matanya, begitu juga dengan Kyuhyun. Bibir Kyuhyun bergerak perlahan, dan pria itu sangat bahagia saat merasakan Sungmin membalas ciumannya.
.
.
Untuk malam ini, biarlah mereka melupakan persoalan yang ada dan tenggelam dalam dunia mereka sendiri.

.
_______ComplicatedLove_______
.

Tuk.

Sungmin mendongak ketika seseorang menempelkan air mineral dingin di dahinya.

“Hae.”

Donghae tersenyum, lalu mendudukkan diri di samping Sungmin. “Aku pikir kau dimana. Kenapa tidak membalas pesanku?”

“Ah, maaf Hae. Aku tidak membawa ponselku.”

Donghae mengangguk mengerti, “Minumlah.” lalu menyerahkan sebotol air mineral tadi kepada Sungmin.

Sungmin mengambil botol itu dan meminum air yang melegakan itu.

Donghae memandangi Sungmin. “Kau baik – baik saja?”

“Eum?” Gadis manis itu menatap penuh tanya ke arah Donghae.

“Bukankah biasanya kau akan kemari saat suasana hatimu sedang tidak baik? Apa telah terjadi sesuatu yang membuatmu sedih?”

Sungmin tersenyum, lalu menggeleng pelan. “Aniyo Hae. Entahlah, tiba – tiba aku ingin ke taman belakang. Aku hanya merindukan tempat ini saja.”

Donghae mengacak rambut Sungmin dengan sayang. “Aku akan menemanimu kalau begitu.”

“Hmm. Gomawo Hae.”

Donghae mengangguk. “Apa pun untukmu sayang.”

“Ah, Hae. Pulang sekolah nanti aku akan ke rumah Wookie. Jadi aku sekalian pulang bersamanya. Tidak apa – apa kan?”

“Tentu.” Donghae tsersenyum. “Nikmati waktumu kalau begitu.”

.
_______ComplicatedLove_______
.

Bruk.

Sungmin segera menghempaskan tubuh lelahnya dihamparan kasur bersprei kuning bermotif jerapah milih Ryeowook.

“Jadi, apa yang ingin kau ceritakan, Ming?” Ryeowook mendudukkan dirinya di samping Sungmin.

“Aku bingung, Wookie.” Jawabnya, sambil menatap langit – langit kamar.

Kedua alis Ryeowook terangkat. “Bingung kenapa, eoh?”

Sungmin tidak menjawab. Hanya terus memandang langit – langit kamar bercat cream itu.

“Yak!” Wookie memukul Sungmin dengan salah satu boneka jerapahnya.

“Ish. Kenapa kau malah memukulku?”

“Kau sebenarnya mau cerita atau tidak?” Wookie menunjukkan ekspresi sebalnya.

Sungmin terkekeh kecil lalu merubah posisinya menjadi duduk. “Ini tentang aku, Kyuhyun dan Donghae, Wook.”

“Ada apa lagi dengan kalian? Kau, bukannya sudah baikan dengan Kyuhyun? Lalu bukankah kau juga sudah memutuskan untuk merelakan Kyuhyun dengan Soyou dan mencoba menerima Donghae. Lalu ada apa lagi?”

“Ishh. Makanya dengarkan dulu ceritaku.”

Ryeowook mengangguk. “Baiklah. Ceritakan sekarang kalau begitu.”

“Kyuhyun….. Tiba – tiba saja dia… Dia mengatakan, kalau dia mencintaiku Wook.”

“MWO?” Sungguh kali ini Ryeowook benar – benar terkejut.

“Yak! Kau mengagetkanku.” Sungmin memandang Ryeoook dengan sebal.

“Mian. Tapi aku benar – benar terkejut Min. Bagaimana bisa bocah itu tiba – tiba menyatakan cinta padamu. Kapan dia mengatakan itu?” Ryeowook semakin penasaran.

“Malam itu, sepulang kita berlibur dari Jeju.”

“Oh ya ampun. Lalu apa yang katakan padanya?”

Sungmin menggeleng. “Entahlah. Kemarin aku menjenguknya. Dan dia memintaku agar aku memutuskan Donghae. Tentu saja aku tidak bisa begitu saja memutuskan Donghae yang sudah begitu baik padaku.”

Wookie mengangguk setuju. “Kau benar. Donghae sudah begitu baik padamu. Tapi, bagaimana dengan hatimu sendiri?”

Terdengar helaan nafas berat dari Sungmin. “Jujur, aku memang masih mencintai Kyuhyun Wook. Dari awal memang hanya Kyuhyun. Meski pun aku sudah berusaha keras untuk mencintai Donghae, tapi usaha itu tidak pernah berhasil. Jadi aku harus bagaimana?”

“Apa kau benar – benar tidak bisa mencintai Donghae sedikitpun Ming?”

“Awalnya bisa. Aku sudah mulai menerimanya. Tapi, ketika tiba – tiba Kyuhyun datang dan menyatakan perasaannya padaku, rasanya hatiku langsung terpusat lagi pada Kyuhyun.” Sungmin menghela nafas berat lagi. “Haah. Aku benar – benar bingung harus bagaimana.”

“Hmm. Kalau menurutku Ming. Kalau memang kau pada akhirnya tidak bisa membalas perasaan Donghae, memang lebih baik kau putuskan dia sekarang. Memang terkesan jahat. Tapi, akan lebih jahat lagi jika kau terus memberi harapan padanya, padahal hatimu tidak akan pernah bisa menerima dan membalas perasaannya.”

Sungmin mengangguk perlahan. “Kau benar Wook. Tapi aku tidak tega.”

“Kau harus bisa Ming. Sebelum semuanya akan menjadi tambah rumit.”

Satu helaan nafas berat Sungmin terdengar lagi. “Ya. Aku akan mencobanya. Terimakasih Wook” Sungmin memeluk Ryeowook dengan erat.

“Sama – sama Ming.”

.

_______ComplicatedLove_______
.

Saat ini Sungmin sudah berada di depan rumah mewah itu. Hanya karena pesan yang bersisi ‘Hari ini kau tidak datang menjengukku?’ Gadis itu segera pergi ke rumah Kyuhyun. Setelah menekan bel dan dipersilahkan oleh Shim ahjumma, Sungmin segera menuju ke atas. Ke kamar Kyuhyun.

Tok tok.

Sungmin mengetuk pintu kamar Kyuhyun.

“Masuk saja.” Suara bass pria itu menyapa gendang telinganya. Membuat jantungnya berdegup kencang seketika.

Sungmin masuk dan ternyata Kyuhyun sedang menonton TV.

“Min.”

Sungmin tersenyum dan segera mendudukkan dirinya di sebelah Kyuhyun. “Kau sudah sembuh kan?”

Kyuhyun mengangguk. “Aku sudah baikan. Dan setelah kau datang, keadaanku menjadi sangat baik.” Jawaban Kyuhyun membuat semburat merah muncul di kedua pipi Sungmin.

“Jangan menggodaku.” Gadis itu memukul lengan Kyuhun dengan pelan.

“Aku tidak menggodamu. Memang seperti itu kenyataannya.”

“Terserahmu saja.” Sungmin memutar kedua bola matanya malas.

Kyuhyun terkekeh kecil.

“Kalau begitu kau sudah bisa masuk sekolah kan besok?”

Kyuhyun mengangkat alisnya. “Kenapa? Kau merindukanku ya?”

“Ish. Aku pulang saja kalau kau terus menggodaku seperti ini.” Sungmin bangkit dari sofa itu. Namun belum satu langkah dia berjalan, Kyuhyun sudah menariknya. Membuat Sungmin jatuh di pangkuannya.

Sungmin terdiam seketika. Apalagi saat lengan Kyuhyun membungkus perutnya dengan erat. “Kyuuu.”

“Kenapa kau mudah sekali marah eoh?”

“Karena kau menyebalkan.”

Lagi – lagi Kyuhyun terkekeh. “Itu karena aku sangat menyayangimu.”

Sungmin tersenyum kecil. “Sama sekali tidak ada hubungannya.”

Mereka terdiam sejenak. Lalu Sungmin teringat akan satu hal. “Kyu?” Sungmin membuka suara.

“Hmm..?”

“Kau.. Bagaimana dengan Soyou?”

Kyuhyun tersenyum, menyingkirkan rambut Sungmin ke samping, mengecup pundak gadis itu, sebelum menjawab. “Kami sudah putus.”

Sungmin sedikit terkejut. “Benarkah?”

“Ya. Bahkan dia mengatakan bahwa dia sudah tahu kalau aku mencintaimu sejak lama.” Kyuhyun terkekeh sebentar. “Aku bodoh ya? Bahkan Soyou lebih tahu perasaanku daripada diriku sendiri.”

Sungmin merubah posisinya menyamping. Tangannya terangkat untuk membelai wajah Kyuhyun. “Jangan bicara seperti itu.” Lirihnya.

Kyuhyun menangkap jemari Sungmin dan mengecupnya. “Lalu… Bolehkan aku bertanya sesuatu juga?”

Sungmin mengangguk pelan. “Apa?”

“Kapan kau akan memutuskan hubunganmu dengan Donghae?”

Sungmin menyelami manik Kyuhyun yang sedang menatapnya. “Beri aku waktu, ya?”

Apa?

Beri aku waktu?

Itu berarti Sungmin sudah mengambil keputusan, bahwa dia pada akhirnya akan memilih Kyuhyun. Kyuhyun sangat bahagia mendengarnya.

“Jadi kau sudah mengambil keputusan? Kau memilihku kan?” Kyuhyun masih berusaha menyembunyikan rasa bahagianya.

“Tidak. Kau dan Donghae bukan pilihan, Kyu. Dari awal, hatiku memang milikmu.” Jeda sejenak. “Tolong beri aku waktu untuk memberi pengertian pada Donghae. Aku tidak ingin hubunganku dengannya menjadi buruk setelah aku putus dengannya.”

Kyuhyun mengeratkan pelukannya. “Berapa pun waktu yang kau minta, asal pada akhirnya kau akan bersamaku, aku tidak akan mempermasalahkannya.”

Sungmin tersenyum. “Terimakasih.”

“Bukan. Bukan kau yang seharusnya berterimakasih sayang.”

Pipi Sungmin memanas mendengar Kyuhyun memanggilnya sayang.

“Hei.. Kau kenapa?” Tanya Kyuhyun, menyadari perubahan air muka Sungmin.

“T-tidak. Hanya aneh saja mendengarmu memanggilku sayang.”

Kyuhyun terkekeh. Jemarinya mengelus pipi chubby Sungmin. “Kalau begitu… kau harus terbiasa mulai sekarang.”

.

_______ComplicatedLove_______
.

Di sekolah, Kyuhyun benar – benar menepati janjinya untuk memberi Sungmin waktu. Dia bersikap biasa pada Sungmin. Berpura – pura tidak terjadi apa pun diantara mereka berdua. Tidak dipungkiri Kyuhyun seringkali cemburu melihat kemesraan Sungmin dengan Donghae. Tapi, mengingat perasaan Sungmin yang sebenarnya, hatinya kembali tenang.

Begitu juga dengan Sungmin. Dia bersikap biasa pada Kyuhyun saat di sekolah. Dia belum siap mengatakan yang sebenarnya pada Donghae, dan belum bisa memutuskan hubungannya dengan pria itu. Dia belum menemukan waktu yang tepat.

Tapi hari ini, tiba – tiba Sungmin merasa dia harus segera mengatakan semuanya. Sepulang sekolah, saat mobil Donghae yang memang selalu menjemput dan mengantarnya berhenti di depan rumahnya, dia membuka suara. “Hae.”

“Ya sayang?”

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Donghae tersenyum mendengarnya. “Aku juga. Ada yang mau aku bicarakan denganmu.”

“Ah.” Sungmin sedikit gugup. “Kalau begitu kau duluan saja.”

“Kau yakin?” Tanya Donghae memastikan. Sungmin mengangguk.

“Bagaimana kalau Sabtu ini kita pergi ke namsan tower?”

“Huh?”

“Ya. Kita belum pernah pergi ke sana kan? Kita sudah lama tidak pergi kencan.”

Sungmin bingung seketika. Bagaimana tidak. Di saat dia ingin memberitahukan hal yang sebenarnya pada Donghae, pria itu malah mengajaknya pergi kencan. Jujur Sungmin tidak tega melihat raut berbinar dari ajah Donghae.

“Bagaimana? Kau bisa kan?”

“Ah. Hmm. Baiklah.” Ya. Sungmin rasa tidak masalah memberi satu kesempatan lagi untuk Donghae. Mungkin setelah itu, dia baru akan memberitahu Donghae yang sebenarnya.

Donghae tersenyum bahagia. “Terimakasih sayang.”

Sungmin tersenyum. “Hmm”

“Lalu apa yang ingin kau katakan?”

“Soal itu. Aku tidak jadi mengatakannya sekarang.”

“Kau yakin?”

“Hmm.”

Donghae mengangguk mengerti. “Baiklah.”

Sungmin sangat bersyukur, Donghae selalu pengertian terhadapnya.

“Hmm. Kalu begitu aku masuk dulu, Hae. Sampai jumpa besok.”

“Iya sayang. Sampai jumpa.”

Sungmin turun dari mobil itu, menunggu mobil Donghae melaju, lalu masuk ke dalam rumahnya.
.
.
.
Saat Sungmin memasuki kamarnya, ponselnya berdering. Sungmin tersenyum melihat siapa yang sedang menelponnya.

“Kyu.” Ucapnya setelah menekan tombol hijau.

“Hai, sayang. Sudah sampai rumah?”

Sungmin mengangguk. “Hmm. Baru saja. Kyu?”

“Hmm?”

“Tadi aku akan mengatakan bahwa aku ingin putus dengan Donghae. Tapi, belum sempat aku mengatakannya, Donghae lebih dulu mengajakku kencan Sabtu ini.”

“Kalian akan pergi kemana?”

“Dia mengajakku ke namsan tower. Aku pikir setelah itu baru aku akan mengatakan semuanya.”

“Hmm. Ya. Nikmati waktumu kalau begitu.”

Sungmin sedih mendengar nada dingin dalam suara Kyuhyun. “Maaf.”

“Untuk apa?” Jawab Kyuhyun di seberang sana.

“Maaf harus membatmu menunggu lebih lama lagi.”

“Tidak apa. Yang penting hatimu masih untukku. Kalau begitu kau istirahatlah. Aku mencintaimu.”

“Hmm. Aku juga, Kyu.”

.
_______ComplicatedLove_______
.

Hari Sabtu sudah tiba. Saat ini Sungmin sedang mematut dirinya di depan cermin. Sedikit menambahkan riasan tipis di wajahnya yang memang sudah cantik. Dia baru selesai memakai wedges 3cm-nya saat pesan dari Donghae masuk di ponselnya. Memberitahukan bahwa pria itu sudah di depan rumahnya.

“Kau sangat cantik sayang.” Puji Donghae saat Sungmin sudah duduk di sebelahnya.

“Terimakasih Hae.”

“Kita makan malam dulu ya?”

Sungmin mengangguk. “Hmm.”

Lalu mobil Donghae melaju dengan kecepatan sedang menuju restoran di sekitar namsan tower. Setelah selesai dengan makan malam mereka, Donghae segera membawa gadis itu ke tempat tujuan utama mereka. Sebelum naik ke atas, tidak lupa Donghae membeli dua pasang kunci dan gembok. Tentu saja untuk menuliskan nama mereka di atas sana.

Setelah sampai di atas, Donghae mengajak Sungmin untuk duduk di salah satu bangku yang ada di sana.

“Ini untukmu.” Seru Donghae sambil menyerahkan satu gembok lengkap dengan kertas juga kuncinya.

Setelah itu Donghae segera menulisi kertas miliknya dengan kata – kata manis. Tidak lupa mencantumkan nama mereka berdua di sana.

Setelah selesai, Donghae baru sadar kalau Sungmin hanya berdiam diri sedari tadi. “Min? Kenapa dia saja? Cepat tuliskan sesuatu di sana sayang.” Serunya sambil membelai pipi Sungmin.

Sungmin bingung. Sejujurnya ia ingin mengungkapkan semuanya sekarang. Tapi lagi – lagi dia tidak tega. Sungmin tersenyum canggung lalu mulai mengangkat tangannya untuk menuliskan sesuatu di kertas yang tadi Donghae berikan.

“Bodoh. Lalu sampai kapan kau akan membohongi perasaanmu sendiri?”

Suara itu sontak membuat kedua orang itu menoleh ke belakang.

Mata Sungmin membulat. “K-kyuhyun.”

.
.
.
.
 TBC

.

.

Alhamdulillah bisa update satu chap lagi. *sujud syukur*

Terimakasih buat readers yang masih setia baca FF ini. Terimakasih juga untuk apresiasinya berupa comment, kritik maupun saran. Pokoknya makasih banyak buat readers yang masih memberi support di setiap FF yang aku tulis.

Gimana chap 10 ini?

Ditunggu tanggapannya di kolom comment^^

^^Gamsahamnida^^

*bow*

FF KYUMIN – Complicated Love – Chapter 9

Complicated Love

Genre : Romance, Friendship, Hurts

Rate : T

Cast : Lee Sungmin (yeoja), Cho Kyuhyun (namja), Soyou SISTAR (yeoja), Lee Donghae (namja), Kim Ryeowook (yeoja), Yesung (namja), Shim Changmin (namja), Victoria Song (yeoja), Leeteuk (yeoja), Kangin (namja), etc.

Pairing : KyuMin, HaeMin, ChangToria, YeWook, KangTeuk, KyuYou etc.

Part : 9

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

..

 

Kyuhyun memandang punggung Sungmin yang semakin jauh darinya. Dia mematung, seperti kehilangan tenaga untuk sekedar melangkahkan kakinya. Membiarkan hujan yang turun semakin deras menyamarkan air matanya yang mulai turun perlahan.

.
.
.

Cklek..

Sungmin menutup pintu kamarnya dengan lemas. Bahkan dia tidak mengerti apa yang dia rasakan saat ini.

Harusnya dia bahagia karena akhirnya Kyuhyun membalas perasaannya. Dia bisa saja langsung mengatakan bahwa dia juga mencintai Kyuhyun.

Tapi, bagaimana dengan Donghae?

Donghae sudah sangat baik. Selalu ada di sisinya saat Kyuhyun sibuk bersama Soyou, selalu menghiburnya saat dia sedih. Sungmin sangat tahu bagaimana rasanya memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan, itu sangat menyakitkan, dan dia tidak tega jika Donghae harus merasakan hal yang sama setelah Donghae begitu baik padanya.

Tidak. Sungmin tidak boleh egois. Bagaimana pun dia sudah berjalan sejauh ini dengan Donghae. Dia yakin, pasti dia bisa menbalas perasaan Donghae suatu saat nanti.

Tapi, bagaimana dengan Kyuhyun? Apa benar pria itu mencintainya? Jika itu memang benar, lalu bagaimana dengan Soyou?

Semua pertanyaan itu berkecamuk di pikiran Sungmin. Semua ini terlalu membingungkan baginya.

Sungmin berjalan gontai ke kamar mandi. Sepertinya mandi dengan air hangat akan sedikit mengurangi rasa penat yang sedang ia rasakan.

.

_______ComplicatedLove_______

.

Sungmin terbangun dari tidurnya, kepalanya sedikit pusing karena terkena hujan semalam. Sebenarnya dia ingin melanjutkan tidur, tapi hari ini adalah hari pertama dia masuk sekolah karena liburan sudah berakhir.

Sungmin mengambil ponselnya saat mendengar bunyi tanda pesan masuk.

From : Donghae
Sayang aku akan menjemputmu jam 06.30 ya? Sampai jumpa nanti. Saranghae.

Setelah mengetikkan balasan untuk Donghae, Sungmin segera mandi dan bersiap – siap. Seperti yang dijanjikan Donghae, pukul 06.30 mobil pria itu sudah terpakir di depan rumah Sungmin.

“Selamat pagi sayang.” Sapa Donghae saat Sungmin masuk ke dalam mobilnya.

Sungmin tersenyum kecil. “Pagi, Hae.”

“Hei, kau kenapa? Sepertinya sedang tidak bersemangat? Terjadi sesuatu?” Tanya Donghae saat melihat raut sedih di wajah Sungmin.

“Eum?” Sungmin menggeleng pelan. “Aku baik – baik saja. Sudah jalankan mobilnya, nanti kita bisa terlambat.”

“Baik tuan putri.” Seru Donghae sambil mengacak rambut Sungmin dengan sayang.

Sepuluh menit kemudian, mobil itu mulai memasuki pintu gerbang sekolah mereka. Perasaan Sungmin semakin campur aduk.

Apa yang harus ia lakukan saat bertemu dengan Kyuhyun nanti?

Apa dia harus menghindari Kyuhyun?

Atau bersikap seolah semalam tidak terjadi apa – apa?

“Ming. Kau melamun?”

Sungmin segera tersadar saat suara Donghae menyapanya.

“Ah. Tidak hae.”

Donghae tersenyum memaklumi. “Kau ini. Selalu tidak mau mengaku kalau sedang melamun. Melamunkan apa eoh?”

“Sudah kubilang aku tidak melamun, Hae.”

Donghae terkekeh kecil. “Baiklah – baiklah. Ayo turun sayang, kita sudah sampai.”

Sungmin mengangguk kecil. “Eum”

.
.
.

Setibanya di kelas, Sungmin bersyukur Kyuhyun belum datang. Karena jujur saja, dia belum siap bertemu dengan pria itu. Dari tadi detak jantungnya tidak bisa dikontrol. Berdetak dengan sangat cepat.

“Hai Ming.” Sapa Ryeowook saat Sungmin duduk di sebelahnya.

“Hai Wookie.”

Ryeowook yang mendengar suara lirih Sungmin mengerutkan dahinya. “Hei, kau baik – baik saja?”

“Ya. Memangnya kenapa?”

“Kau terlihat sangat lemas. Ada masalah?”

Sungmin menggeleng pelan. “Mungkin aku hanya kelelahan.”

Ryeowook memegang dahi Sungmin. Hangat. “Seharusnya kau istirahat saja di rumah kalau kau sakit Ming.”

“Aku baik – baik saja Wookie.”

“Aish kau ini. Selalu saja keras kepala. Ngomong – ngomong, dimana Kyuhyun Min? Sebentar lagi bel masuk tapi dia belum juga datang.”

Mendengar nama Kyuhyun, Sungmin seketika menjadi gugup. “Ah.. Eum, aku tidak tahu Wook, mungkin masih di jalan.”

“Hmm ya, mungkin saja.” Ryeowook mengangguk beberapa kali.

.
.
.

Perasaan lega Sungmin berubah menjadi khawatir saat Kyuhyun tak kunjung datang. Padahal pelajaran sudah dimulai sejak beberapa jam yang lalu. Bahkan ini sudah hampir jam istirahat. Ada apa dengan pria itu? Apa Kyuhyun sengaja tidak masuk untuk menghindarinya?

Teteeeett..

Terdengar bunyi bel tanda istirahat.

“Baik, pelajaran hari ini cukup sampai di sini. Jangan lupa tugas kalian. Selamat pagi.” Ucap Hwang Seongsaengnim.

“Selamat pagi Seongsaengnim.” Jawab murid – murid serempak.

“Min, Kyuhyun tidak masuk? Kenapa?” Tanya Ryeowook lagi.

“Aku tidak tahu Wook.”

“Apakah dia tidak menghubungimu? Bukankah kalian sudah baikan.”

Sungmin mengangguk. “Ya kami sudah baikan dan ya, dia tidak menghubungiku. Jadi aku tidak tahu kenapa dia tidak masuk.”

“Hah. Sebenarnya ada apa lagi diantara kalian?”

“Memangnya kenapa?”

“Aish sudahlah. Aku mau ke kantin dulu. Yesung oppa sudah menungguku.” Lalu Ryeowook pergi begitu saja.

“Hei. Kenapa?”

Sungmin mengedikkan bahu. “Entahlah. Wookie memang kadang – kadang cepat sekali marah.”

Donghae tekekeh. “Mau ke kantin?”

“Eum.” Sungmin mengangguk.

.
.
.

Sungmin sedang meminum jus jeruknya saat seseorang menepuk pundaknya.

“Eonni.”

Sungmin menoleh. “Ah, Soyou.”

“Boleh aku duduk di sini?” Tanya Soyou pada Sungmin dan Donghae.

“Boleh saja.” Jawab Sungmin. Donghae mengangguk mengiyakan.

“Eonni apa kau tahu Kyuhyun oppa sedang sakit?”

Deg. Tiba – tiba saja perasaan khawatir Sungmin menyeruak lagi.

“K-Kyuhun sakit?”

Soyou mengangguk.

“Aku tadi mendapat pesan darinya kalau dia tidak masuk sekolah hari ini karena dia sakit. Aku pikir eonni sudah tahu.”

Sungmin menggeleng kecil. “Belum.”

“Pulang sekolah nanti aku akan menjenguknya. Apa eonni mau ikut?”

Sungmin melirik ke arah Donghae sekilas. Ingin mengiyakan ajakan Soyou, tapi jujur dia merasa tidak enak dengan Donghae. Lalu dia menggeleng pelan. “Kau saja yang menjenguknya. Salamkan padanya semoga dia cepat sembuh ya.”

“Ah baiklah kalau begitu. Kalau begitu aku kembali ke kelas dulu ya, eonni, sunbae. Annyeong.” Pamit Soyou pada Sungmin dan Donghae.

“Ne, annyeong Soyou-ah.” Jawab Sungmin dan Donghae bersamaan.

.
_______ComplicatedLove_______
.

“Sayang. Kau yakin tidak mau menjenguk Kyuhyun?” Tanya Donghae saat mobilnya sudah berhenti di depan rumah Sungmin.

Sungmin sedikit tersentak. Dia memang sedang melamun dan memikirkan Kyuhyun.”Hmm?”

“Kau yakin tidak ingin menjenguk Kyuhyun? Aku bisa mengantarmu kalau kau mau.” Tawarnya.

Sungmin menggeleng kecil. “Tidak perlu Hae.”

“Yakin?” Tanya Donghae sekali lagi.

Sungmin tersenyum. “Ya. Lagipula sudah ada Soyou.”

Donghae mengangguk mengerti. “Baiklah.”

“Kalau begitu aku turun dulu Hae. Kau tidak mampir?”

“Mungkin lain kali sayang.”

“Hmm. Annyeong Hae.”

“Annyeong. Sampai besok.”

“Hmm.” Lalu Sungmin turun dari mobil itu. Menunggu mobil Donghae berjalan, lalu masuk ke rumahnya.

.
.

Sungmin menghempaskan tubuhnya di hamparan kasur miliknya. Bohong jika dia tidak ingin menjenguk Kyuhyun. Sejujurnya dia sangat khawatir. Dulu, biasanya saat Kyuhyun sakit, dia yang akan merawatnya. Ya, karena orang tua Kyuhyun sama sibuknya dengan orang tuanya.

“Haaaah. Apa yang harus aku lakukan?” Sungmin mengacak rambutnya frustasi.

“Aku sangat khawatir dengan Kyunnie. Apakah aku harus ke rumahnya?”

“Ah, tapi bukankah sudah ada Soyou? Lalu aku harus bagaimana?”

Sungmin terus saja bermonolog.

Drrtt drrtt..

Merogoh ponsel yang ada di sakunya dan ternyata panggilan dari Soyou. Sungmin segera menekan tombol hijau di ponselnya.

“Yeoboseyo.”

“Yeoboseyo. Eonni, apa kau sedang sibuk?”

“Tidak Soyou-ah. Wae?”

“Begini. Aku tidak bisa berlama – lama menjenguk Kyuhyun oppa karena aku ada urusan. Bisakah kau kemari? Kyuhyun oppa tidak mau dirawat oleh Shin Ahjumma.”

“Ne?”

“Jebal eonni. Kasihan Kyuhyun oppa.”

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Sungmin mengiyakan tawaran Soyou.
“Baiklah Soyou-ah. Sebentar lagi aku akan ke sana.”

Soyou tersenyum di seberang sana. Sebenarnya dia sedang tidak ada urusan apa pun. Dia hanya ingin Sungmin menemani Kyuhyun. “Goamwo eonni.”

“Ne Soyou-ah.”

.

_______ComplicatedLove_______
.

Sungmin menekan bel rumah itu dengan ragu. Tidak lama kemudian seseorang membuka pintu.

“Ah, nona Sungmin.”

“Ye Shin Ahjumma.” Sungmin membungkuk hormat pada Shin Ahjumma.

“Silahkan masuk nona. Tuan Kyuhyun sedang sakit.”

“Ye ahjumma.”

“Nona langsung saja ke kamar Tuan Kyuhyun. Ah nona, apa saya boleh meminta bantuan?”

“Ye?”

“Saya sudah meletakkan bubur di nakas, dari tadi saya sudah membujuk tuan untuk makan, tapi dia tidak mau. Saya khawatir kondisinya akan semakin buruk kalau dia tidak mau makan dan minum obatnya. Tolong bujuk tuan untuk makan dan meminum obatnya nona.”

“Ah. Ne ahjumma” Sungmin mengangguk. “Akan saya coba.” Lanjutnya sambil tersenyum.

“Terimakasih nona.”

“Sama – sama ahjumma.”

Setelah itu Sungmin segera menuju ke lantai atas, kamar Kyuhyun ada di lantai dua.

Sungmin berhenti di pintu bercat putih itu sebentar, sebelum akhirnya memberanikan diri untuk masuk, meski pun perasaannya sangat gugup. Sungmin berjalan dengan pelan. Lalu mendudukkan diri di pinggiran kasur bersprei biru muda itu.

Kyuhyun sedang tidur.

Sungmin memandang wajah tampan itu dengan sendu. Tangannya secara refleks bergerak menuju dahi Kyuhyun.

Panas.

Setelah itu tangan Sungmin turun ke pipi Kyuhyun, mengelusnya perlahan. Oh Tuhan, sungguh dia sangat menyayangi pria ini. Andai saja Kyuhyun menyatakan perasaannya sebelum Donghae, pasti semua ini akan mudah untuk mereka.

“Kyuhyun.” Lirih Sungmin.

Tidak ada respon.

“Kyuhyun.” Sekali lagi Sungmin memanggil pria itu. Dan kelopak mata Kyuhyun bergerak perlahan.

“S-sungmin.”

Sungmin mengangguk. “Hmm, ini aku.”

“Kau datang?” Kyuhyun sepertinya masih tidak percaya bahwa Sungmin akan menjenguknya.

“Iya, Kyuhyun.” Sungmin tersenyum. Lalu menarik tangannya dari pipi tirus itu.

Mengambil mangkuk bubur yang ada di atas nakas. “Kau belum makan kan? Aku suapi ya?”

Kyuhyun tentu saja tidak ingin menyia – nyiakan kesempatan itu. “Ya, Ming.”
Sungmin tersenyum, lalu dengan telaten membantu Kyuhyun untuk duduk bersandar dan segera menyuapi Kyuhyun dengan bubur buatan Shin ahjumma itu.
“Sekarang minum obatnya.” Sungmin menyodorkan obat dan segelas air putih pada Kyuhyun.

Kyuhyun menurut, dengan segera meminum obat itu.

“Tidur lagi ya?” Ucap Sungmin setelah Kyuhyun meminum obatnya.

Tapi Kyuhyun menggeleng pelan. “Tidak Min.”

“Waeyo?”

“Aku tidak mau kau pergi setelah aku tertidur.”

Sungmin tersenyum kecil. “Tidak, aku berjanji aku akan tetap di sini sampai kau bangun nanti.”

“Janji?”

Sungmin menatap Kyuhyun, lalu mengangguk.

Kyuhyun sangat bahagia mendapat anggukan dari Sungmin. Dengan perlahan ia merebahkan tubuhnya lagi. Tapi tidak langsung memejamkan matanya.

“Min?”

“Hm?”

“Kau belum menjawab pernyataanku kemarin.”

Sungmin terdiam mendengar perkataan Kyuhyun. “Jangan bahas itu dulu. Kau sedang sakit Kyu.”

“Tapi min..”

“Tidak Kyu. Kau harus istirahat sekarang.”

Kyuhyun mendengus kecil. “Baiklah. Tapi tolong temani aku tidur min.”

“Eoh?”

“Berbaringlah di sebelahku.”

“Ne?”

“Aku ingin menggenggam tanganmu.”

“Tapi Kyu..”

“Jebal?” Mata Kyuhyun menatap Sungmin dengan sendu, sarat dengan permohonan yang dalam.

Sungmin mengalah, berjalan ke sisi lain tempat tidur Kyuhyun lalu duduk bersandar di sebelah Kyuhyun.

“Kemarikan tanganmu.”

Kyuhyun tersenyum, dengan senang hati memberikan tangannya untuk digenggam oleh Sungmin. Kyuhyun merubah posisi tidurnya menyamping, lalu menautkan jari – jari mereka.

“Kau yakin tidak ingin berbaring?”

Sungmin menggeleng. “Begini saja Kyu. Sudah kau tidurlah.”

Kyuhyun mengangguk. “Jangan kemana – mana ya?”

“Hmm”

Lalu setelah itu Kyuhyun segera memejamkan matanya. Dia sangat bahagia, apalagi saat merasakan jemari Sungmin yang bebas sedang mengelus rambutnya dengan sayang.

.
.
.
TBC

.

.

Maaf ya chingudeuls kalo baru bisa update>< huhuu..

Semoga masih ada yang mau baca FF ini.

Yuk langsung comment aja kalo mau ada yang dikomentari, dkritik atau dikasih saran juga boleh. hehe^^

~Gomawo~

FF KYUMIN – Complicated Love – Chapter 8

Complicated Love

Genre : Romance, Friendship, Hurts

Rate : T

Cast : Lee Sungmin (yeoja), Cho Kyuhyun (namja), Soyou SISTAR (yeoja), Lee Donghae (namja), Kim Ryeowook (yeoja), Yesung (namja), Shim Changmin (namja), Victoria Song (yeoja), Leeteuk (yeoja), Kangin (namja), etc.

Pairing : KyuMin, HaeMin, ChangToria, YeWook, KangTeuk, KyuYou etc.

Part : 8

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

..

Dua orang itu berjalan beriringan di pinggir pantai. Sesekali saling melempar senyum hangat, yang sama – sama dirindukan oleh keduanya.

“Sepertinya sudah lama sekali kita tidak seperti ini.” Seru Kyuhyun sambil mengayunkan tangannya dengan sungmin yang saling terpaut.

Sungmin tersenyum kecil. “Kau yang memulai. Mendiamkanku seperti itu.”

“Mianhae. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Apalagi sampai membuatmu menangis seperti tadi. Mianhae.” Ujar Kyuhyun penuh penyesalan.

Sungmin menggeleng pelan, “Sudah, jangan dibahas lagi. Yang penting sekarang Cho Kyuhyunku yang paling menyebalkan sudah kembali seperti semula.”

Kyuhyun terkekeh mendengarnya. Menggunakan satu tangannya yang bebas untuk mengacak rambut Sungmin.

“Noona tidak lelah berjalan? Mau duduk sambil menunggu sunrise?”

Sungmin mengangguk setuju. “Eum. Kajja kita duduk di sana.” Ujar Sungmin menunjuk daerah pantai yang tidak terkena air.

“Tempat ini sangat indah, aku rasa aku akan betah jika tinggal di sini.”

“Ne, benar. Kita harus sering – sering membujuk Yesung hyung untuk membawa kita berlibur kemari.”

Sungmin mengangguk setuju. “Kau benar. Kkkk.”

Diam sejenak, mereka menatap lurus ke depan. Di mana cahaya keemasan itu mulai muncul. Membuat hamparan air laut di depan mereka menjadi berkilauan. Perlahan Sungmin berdiri, merentangkan tangannya dan sedikit menengadahkan wajahnya, menyambut hangatnya sinar mentari pagi.

Entah dorongan dari mana. Melihat Sungmin seperti itu, tiba – tiba Kyuhyun ikut berdiri dan memeluk Sungmin dari belakang.

“K-kyuu?” Sungmin tersentak dan segera menolehkan kepalanya ke belakang. Berpapasan langsung dengan wajah damai Kyuhyun yang tengah terpejam di pundaknya.

“Hmm. Biarkan seperti ini dulu. Aku merindukan noonaku.”

Sungmin tersenyum lembut mendengar penuturan Kyuhyun. Kyuhyunnya yang manja sudah kembali. Benar – benar kembali.

“Aigooo~~ kau manja sekali eoh?” Sungmin mengacak rambut Kyuhyun sebentar lalu kembali memandangi hamparan air asin di depannya. Menikmati angin yang berhembus lembut menerpa wajahnya.

Jantung Sungmin berdetak lebih cepat saat merasakan pelukan Kyuhyun sedikit mengerat. Membuat tubuhnya benar – benar tak berjarak dengan namja tampan itu. Menunduk, Sungmin memandang lengan Kyuhyun yang melingkar erat di perutnya. Beberapa saat kemudian dia mengangkat tangannya, ikut memeluk lengan Kyuhyun.

Ingatan Sungmin melayang ke beberapa saat tadi. Saat dia menangis dalam pelukan Kyuhyun. Saat Kyuhyun mengatakan saranghae padanya. Ya, meski pun Kyuhyun sudah sering kali mengucapkan kata itu, tapi Sungmin merasa ada yang berbeda. Kyuhyun sepertinya sangat tulus mengucapkan kata itu. Namun Sungmin tidak mau terjatuh untuk kesekian kalinya. Dia tidak mau berharap lebih. Kyuhyun sudah kembali seperti semula, itu saja sudah cukup untuk saat ini.

“Noona.” Sungmin tersadar dari lamunannya saat suara bass Kyuhyun terdengar memanggilnya lirih.

“Kau melamun?”

“Ah, aniyo~ Waeyo Kyunie?”

Kyuhyun tersenyum kecil. “Dasar tukang bohong.” Ujarnya, membuat bibir Sungmin mengerucut lucu.

“Noona, apa aku boleh bertanya sesuatu?”

Sungmin mengangguk kecil.

Kyuhyun mengecup pundak Sungmin sekilas sebelum melepas pelukannya dan berdiri di samping Sungmin. Membuat jantung Sungmin semakin berdetak tak karuan karena perbuatannya itu.

Melihat ekspresi terkejut Sungmin, Kyuhyun tersenyum dalam hati. “Waeyo noona?” Tanyanya pura – pura tidak mengerti.

Sungmin menjawab dengan gugup. “Ah~ gwaenchana Kyunie. Apa yang mau kau tanyakan?”

“Apa noona benar – benar mencintai Donghae hyung?”

Sungmin menatap Kyuhyun yang tengah menatapnya. “Mengapa bertanya seperti itu?”

“Tidak. Hanya saja, seingatku dulu kau pernah bilang kalau kau sedang menyukai seseorang kan? Kenapa tiba – tiba kau berpacaran dengan Donghae hyung?” Desak Kyuhyun. Sepertinya dia sedang ingin membuat Sungmin mati kutu.

“Ah… Itu.. Bukankah waktu itu aku belum menyebutkan siapa orang yang aku suka? Jadi, mungkin saja orang itu Donghae kan?”

Kyuhyun tersenyum mendengarnya. “Tapi sepertinya feelingku mengatakan itu bukan Donghae hyung.”

“Kkkk. Kenapa yakin sekali? Tidak menutup kemungkinan memang Donghae orangnya.”

“Kau ini. Kenapa tidak mengaku saja sekarang dan menceritakan semua padaku? Bukankah noona sudah berjanji suatu saat akan memberitahuku siapa orang yang noona sukai itu.”

Sungmin mengehela nafas. “Tidak sekarang Kyunie. Bahkan aku sudah tidak berniat lagi untuk menceritakan siapa dia padamu. Orang itu sudah bahagia bersama kekasihnya.”

‘Tidak noona, bahkan sekarang kau sudah membuat orang itu juga jatuh cinta padamu.’

“Benarkah? Bagaimana kau bisa yakin?”

“Entahlah. Aku sudah tidak mau berharap lagi padanya. Lagi pula aku sudah menerima Donghae menjadi namjachinguku. Aku akan berusaha mencintainya.” Hati Kyuhyun seperti tercubit mendengar pernyataan Sungmin barusan.

“Tapi noona. Aku ingin sekali mengetahui siapa laki – laki itu. Ceritakan padaku sekarang ne?” Kyuhyun mulai memaksa lagi.

Sungmin menggeleng. “Andwaeyo~”

“Ceritakan atau aku akan menghukum noona.”

“Mwoya? Sekali tidak tetap tidak.”

“Oke. Kalau itu maumu.” Dengan cekatan Kyuhyun menggandeng tangan Sungmin. Membawa gadis imut itu menuju ke depan. Setelah itu menyipratkan air laut ke arah Sungmin.

“Yak! Kyu. Aishhh aku jadi basah semua Kyunieee.” Sungmin mengerucutkan bibirnya lucu.

“Hahahaha.” Kyuhyun hanya menanggapi dengan tertawa renyah. “Salah sendiri noona tidak mau cerita.”

“Aishhh. Jahat sekali.” Sungmin memalingkan tubuh dan berjalan menjauhi Kyuhyun.

“Yaaa noona.” Kyuhyun mengikuti Sungmin. “Aku kan hanya bercanda, kenapa noona marah.”

Sungmin tetap diam dan mempercepat langkahnya. Tapi beberapa saat kemudian dia menunduk lalu berbalik, membalas perbuatan Kyuhyun tadi.

“Yak! Noonaaaa~ kau membuat aku jadi basah juga.”

“Hahaa. Rasakan saja.” Sungmin menjulurkan lidahnya lucu.

Jadilah dua orang itu sekarang perang air. Saling menyerang satu sama lain dan membuat baju serta tubuh mereka menjadi basah.

“Chagiyaaa.” Suara itu berhasil membuat Kyuhyun dan Sungmin berhenti dari kegiatan merkea dan menoleh ke sumber suara.

Suasana mendadak menjadi kaku. “Donghae~ya.” Lirih Sungmin.

Donghae tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Sungmin. “Aku kira kau dimana. Tadi aku mencarimu di kamar, tapi Soyou bilang kau tidak ada.” Donghae mengacak rambut Sungmin, membuat hati seseorang yang ada di sana menjadi panas seketika.

“Ah. Mianhae jadi membuatmu bingung. Aku keluar bermaksud mencari udara segar lalu aku bertemu Kyunnie.” Donghae menatap ke arah Kyuhyun saat Sungmin menyebut namanya dan dibalas dengan senyuman kaku ala Cho Kyuhyun.

“Gomawo sudah menjaga Sungminku.” Seru Donghae sambil menatap Kyuhyun dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Tak masalah.” Kyuhyun menjawab dengan dingin. Sebenarnya dia sangat tidak rela mendengar Donghae menyebut Sungmin dengan Sungminku.

Donghae merangkul pundak Sungmin mesra. “Sayang, hari ini hari terakhir kita di sini. Aku berencana mengajakmu jalan – jalan berdua, kau mau?”

Kyuhyun hanya bisa mengumpat dalam hati melihat adegan di depannya. Sepertinya Donghae sengaja membuatnya cemburu.

Sungmin menatap Kyuhyun dan Donghae bergantian. Lalu mengangguk. “Ne Donghae~ah.”

“Gomawo chagi.” Donghae mengecup kepala Sungmin sekilas. “Chaa, kalau begitu ayo kita siap – siap.”

Sungmin mengangguk kecil.

“Kyuhyun, aku tinggal dulu ya.”

Setelah mendapat anggukan dari Kyuhyun, Donghae segera membawa Sungmin berjalan bersamanya. Tapi baru sekitar sepuluh langkah mereka berjalan, Sungmin menghentikan langkahnya.

“Eum?” Donghae menatap Sungmin penuh tanya.

“Hmm. Hae, bolehkah aku berbicara sebentar pada Kyunnie? Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padanya.”

Ingin sekali Donghae berkata tidak, tapi pada akhirnya dia mengangguk kecil. “Ne. Aku tunggu di sini.”

Sungmin tersenyum. “Gomawo Hae.” Lalu segera berbalik ke arah Kyuhyun.

“Kyunnieya.”

Kyuhyun yang sedang menatap lurus ke arah laut membalikkan tubuhnya. “Noona?”

Sungmin tersenyum lembut, Kyuhyun menghampirinnya. “Ada apa? Bukankah kau harus bersiap – siap?”

“Eum. Entahlah. Aku rasa aku harus menyampaikan ini padamu.”

Kyuhyun diam, menunggu Sungmin melanjutkan kalimatnya.

“Ya, meski pun aku tidak tahu alasan kenapa kau mendiamkanku kemarin – kemarin. Tapi bisakah aku meminta sesuatu padamu?” Sungmin menatap mata Kyuhyun dengan penuh perngharapan. Membuat Kyuhyun ingin memeluk gadis itu saat itu juga. Tapi dia menahannya.

“Ne? Katakan saja apa yang noona mau.” Kyuhyun tersenyum dengan tulus.

“Eum. Aku mohon jangan pernah mendiamkanku seperti itu lagi. Kau… Kau adalah salah satu orang yang paling aku sayangi di hidupku dan-” Belum sempat Sungmin menyelesaikan kalimatnya, Kyuhyun sudah menarik tubuhnya dalam pelukan hangat.

Kyuhyun memeluk tubuh Sungmin dengan erat, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Sungmin. “Mian.” Lirihnya.

“Mian mian mian. Aku tidak tahu aku sudah membuat noona sakit, maafkan aku noona.”

Sungmin tersenyum haru, sangat bahagia sampai rasanya ingin meledak.”Gwaenchana Kyunnie.”

Sungmin mengelus punggung Kyuhyun lembut, lalu mengendurkan pelukan mereka dan menatap tepat ke manik indah Kyuhyun. “Yang penting sekarang kau sudah kembali. Jangan pernah diulangi lagi ne?”

Kyuhyun mengangguk beberapa kali. “Aku janji.”

“Good boy.” Ujar Sungmin sambil mengacak rambut Kyuhyun. Membuat mereka berdua terkekeh.

“Baiklah. Aku harus pergi sekarang, Donghae menungguku.” Ada perasaan kecewa dan tak rela di hati Kyuhyun saat Sungmin mengucapkan kalimat itu.

“Hmm. Nikmatilah waktumu bersamanya, selamat bersenang – senang noona.”

“Gomawo Kyunnie. Kau juga harus menghabiskan hari ini bersama Soyou. Ini hari terakhir kita di sini.”

Kyuhyun mengangguk. “Eum.”

“Annyeong Kyunnie.”

“Ne noona, annyeong.”

Kyuhyun memandangi Sungmin yang berjalan menjauhinya sampai gadis itu bergandengan tangan dengan Donghae dan semakin menjauh.

“Haaaaah.” Dia menarik nafas dan menghembuskannya dengan keras. Berusaha membuang rasa sesak di dadanya.

“Kalian sudah baikan?”

“Eum?” Sungmin mengalihkan fokusnya pada semangkuk ice cream coklat yang sedang ia nikmati, ke arah Donghae.

“Kau, dan Kyuhyun.”

“Ahhh.” Sungmin mengangguk beberapa kali. “Ne Donghae-ah. Tadi pagi.”

“Pantas saja moodmu sepertinya bagus sekali.”

Sungmin sepertinya menangkap nada cemburu dalam nada bicara Donghae. Dia tersenyum, meraih jemari Donghae yang ada di atas meja. “Aku yeojachingumu sekarang. Jangan khawatir. Tidak perlu cemburu dengan Kyunnie. Kau tahu kan persahabatan aku dan Kyunnie memang sangat dekat?”

“Hmm. Dan aku juga tahu kan pernah dan mungkin masih menyukainya.”

“Donghae-ah. Bisakah jangan membahas masalah ini?”

Donghae menghela nafas dalam. “Dan bisakah kau mulai melihatku di sini? Membuka hatimu untukku?”

“Itu yang sedang aku lakukan sekarang. Berusaha membuka hatiku untukmu. Aku sudah menerimamu menjadi namjachinguku, itu berarti aku juga sudah memutuskan untuk membuka hatiku untukmu Hae. Ini butuh waktu, aku harap kau bisa mengerti.”

“Yah. Mungkin aku memang yang terlalu berharap padamu.”

Sungmin mengelus punggung tangan Donghae lembut. “Mianhae jika aku membuatmu merasa seperti itu. Tapi percayalah Hae, aku benar – benar sedang berusaha.”

Hati Donghae melunak. Sepertinya Sungmin memang benar. Dia hanya butuh sabar untuk mendapatkan hati Sungmin. Tapi melihat Sungmin sudah baikan dengan Kyuhyun, membuat kekhawatiran di hatinya menjadi tumbuh lagi.

Donghae manatap dalam ke arah manik cokelat yang indah milik Sungmin. Lalu dia tersenyum. Senyum yang sedikit dipaksakan. “Ne. Aku percaya. Maaf telah meragukanmu.”

Sungmin membalas senyum Donghae. “Gwaenchana. Gomawo Hae.”

“Eum.”

“Hei, kau tidak memakan ice creammu? Lihatlah, sudah hampir mencair.”

Donghae menatap ice creamnya lalu tersenyum. “Aku tidak mau memakannya jika tidak kau suapi.”

Mata Sungmin membulat mendengarnya. “Mwoya? Manja sekali eoh?”

“Ayolah Ming. Sekali ini saja.”

Sungmin menggeleng – gelengkan kepalanya sambil tersenyum. Lalu mengambil mangkuk ice cream milik Donghae. “Aaa.” Serunya sambil mengarahkan sesendok ice cream vanilla ke mulut Donghae.

“Hahaa.” Donghae tertawa kecil, lalu mulai menerima suapan dari Sungmin.

Sementara Sungmin terus menyuapinya, Donghae memandangi Sungmin dengan tatapan sendu.

‘Semoga kau sudah benar – benar membuka hatimu untukku Min.’

“Oppa ingin memesan apa?” Tanya Soyou sambil membolak – balik menu di sebuah cafe di pinggir pantai.

Setelah menyebutkan pesanannya pada pelayan, Soyou kembali bertanya pada Kyuhyun yang dari tadi belum menjawab pertanyaannya.

“Oppa?”

Kyuhyun sedikit tersentak. “Ah. Samakan saja dengan pesanan noona.” Jawabnya cepat.

Soyou mengerutkan dahinya. Sejak kapan Kyuhyun memanggilnya noona?

Setelah pelayan cafe itu mencatat pesanan mereka berdua dan berlalu, Soyou mulai bertanya. “Oppa neo gwaenchana?”

“Hm? Memangnya aku kenapa? Aku baik – baik saja.”

Soyou menggeleng kecil. “Aniyo. Aku tahu kau sedang tidak baik – baik saja. Tidak fokus sama sekali. Kau selalu melamun, bahkan kau memanggilku dengan sebutan noona.”

Deg.

Kyuhyun terkejut mendengar pernyataan Soyou. “Eoh? Kapan aku memanggilmu noona?”

“Tadi. Apa kau sedang memikirkan orang lain?”

‘Mianhae Soyou-ah. Dari tadi aku tidak bisa berhenti memikirkan Sungmin noona.’

“Ahh. Aniyo. Mungkin aku hanya sedang merindukan noonaku. Kau tahu kan? Noonaku yang bernama Cho Ahra. Dia sedang kuliah di Paris. Dua tahun terakhir ini dia tidak pulang. Ya. Mungkin karena itu aku jadi salah bicara. Maaf jika sudah membuatmu tidak nyaman.”

Soyou mengangguk, meski pun sebenarnya dia yakin Kyuhyun sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sejujurnya Soyou sudah lama memendam curiga. Dan dia yakin, pasti ada sesuatu di antara Sungmin dan Kyuhyun. Tatapan mereka, cara mereka berinteraksi, cara Kyuhyun membicarakan Sungmin. Dia sudah tahu dari awal, bahkan sebelum Kyuhyun menyadari perasaannya sendiri.

Setelah pesanan mereka datang, mereka menyantapnya dalam diam. Hanya diselingi obrolan singkat. Sepertinya tidak ada topik yang menarik untuk dibicarakan.

Sekitar dua puluh menit setelahnya, mereka meninggalkan cafe itu dan berjalan menuju pantai. Soyou mengajak Kyuhyun untuk duduk di tumpukan batuan besar di pinggir pantai. Kyuhyun hanya menurut saja.

“Oppa?”

“Hm?”

“Aku rasa hubungan kita sudah tidak bisa dilanjutkan.”

Kyuhyun terkejut mendengarnya. “Ne?” Serunya sambil menatap ke samping. Ke arah Soyou yang sedang duduk di sebelahnya.

Soyou tersenyum. “Oppa, aku tahu kau tidak ada perasaan apa pun padaku.”

“Soyou-ah. . .”

“Mungkin saat itu oppa hanya tertarik saja padaku. Aku merasa aku sangat jahat sekali jika tidak segera mengakhiri hubungan ini. Karena sejujurnya aku pun tidak memiliki perasaan apa pun padamu. Aku menerimamu waktu itu karena aku pikir kau benar – benar menyukaiku dan aku berharap bisa menyukaimu juga. Awalnya aku sempat optimis dengan hubungan kita dan berfikir akan meneruskan dan mencoba menyayangimu secara perlahan. Tapi, bagaimana hubungan ini bisa dilanjutkan bila hanya aku yang berusaha mempertahankan? Sedangkan kau tidak.”

Kyuhyun terkejut mendengarnya. “Soyou-ah apa maksudmu?”

Soyou menatap Kyuhyun. “Oppa, kau tidak perlu membohongi perasaanmu sendiri. Aku tahu siapa orang yang sebenarnya selalu ada di hatimu.” Seru Soyou sambil diselingi senyuman tulus.

Kyuhyun segera mendekap Soyou, memeluknya. “Gomawo Soyou-ah. Maaf jika aku sudah terlalu banyak mengecewakanmu.”

Soyou tersenyum dalam pelukan Kyuhyun, mengelus punggung namja itu. “Tidak masalah oppa, aku baik – baik saja. Sungguh.”

Beberapa saat kemudian Kyuhyun melepas pelukannya dan menatap Soyou. “Bagaimana kau bisa tahu aku mencintai noona?”

Soyou tersenyum kecil. “Terlihat jelas di matamu.”

“Benarkah?”

Soyou mengangguk sekali. “Ne. Bahkan aku melihat cinta itu sebelum kau menyatakan perasaan padaku.”

Kyuhyun membulatkan matanya. “Benarkah? Apa sejelas itu?”

“Ya. Oppa saja yang terlalu lama menyadari perasaan oppa sendiri.”

Kyuhyun mengangguk lemah. “Kau benar. Bahkan sekarang dia sudah diambil orang lain.” Suaranya melemah.

“Hey.” Soyou menepuk pundak Kyuhyun. “Sejak kapan oppa menjadi orang yang mudah menyerah? Jika kau memang mencintainya, harusnya kau berjuang sampai akhir untuk mendapatkannnya. Bahkan Sungmin eonni dan Donghae oppa baru saja jadian.”

“Entahlah Soyou-ah.” Kyuhyun menggeleng lemah. “Bahkan Sungmin noona bilang dia akan berusaha melupakan aku. Sungmin noona mengira aku sudah bahagia denganmu. Dan dia bilang dia akan mencoba mencintai Donghae. Aku harus bagaimana?” Kyuhyun menatap Soyou dengan sendu.

“Apa oppa masih yakin kalau Sungmin eonni masih mencintai oppa?”

Kyuhyun diam sebentar. Kemudian mengangguk ragu. “Ya.”

“Lalu kenapa oppa meragu? Jika oppa memang mencintainya dan yakin Sungmin eonni masih mencintai oppa, rebut dia dari Donghae oppa. Buatlah Sungmin eonni menyadari siapa yang benar – benar dia cintai. Aku yakin oppa pasti bisa.”

Kyuhyun tersenyum mendengar penuturan Soyou. Pernyataan gadis itu membuat semangatnya untuk mendapatkan Sungmin kembali timbul. “Gomawo Soyou-ah. Aku akan berusaha.”

Soyou mengangguk beberapa kali. “Bilang saja padaku jika oppa membutuhkan bantuanku. Kyuhyun oppa hwaiting!”

“Kkkk. Ne hwaiting!”

Pukul delapan malam mereka sampai di Incheon Airport. Setelah berpamitan satu sama lain mereka memisahkan diri menuju tujuan masing – masing.

Kyuhyun, yang masih berpura – pura tetap berpacaran dengan Soyou pulang dengan gadis cantik itu. Ryeowook dan Yesung, Leeteuk dan Kangin, Changmin dan Victoria, juga Sungmin dan Donghae.

“Min-ah, kau ikut ke rumahku dulu, nanti aku antar kau pulang ne?”

Sungmin mengangguk setuju. “Ne Donghae-ah.”

Mereka berdua mengendarai taksi untuk sampai di rumah Donghae. Setelah sampai di rumah Donghae, Donghae mengantar Sungmin dengan mobilnya. Donghae sempat memberi tawaran agar Sungmin menginap di rumahnya, tapi Sungmin menolak dengan halus.

Sekitar dua puluh menit, mobil Donghae sudah sampai di depan rumah Sungmin. Mereka berdua turun dari mobil dan setelah membantu membawakan barang – barang Sungmin ke dalam, Donghae langsung berpamitan pulang.

“Chagi, kau istirahat ya. Kau pasti sangat lelah.” Donghae mengusap rambut Sungmin dengan sayang.

“Ne Donghae-ah. Kau juga. Hati – hati di jalan. Kabari aku jika sudah sampai rumah eum?”

Donghae mengangguk. Memeluk Sungmin dan memberi satu kecupan selamat malam di bibir plump Sungmin. “Jaljayo.”

“Eum.”

“Aku pulang dulu ne? Annyeong Ming.” Seru Donghae sambil berjalan pelan menuju mobilnya, sedangkan Sungmin berdiri di pagar rumahnya.

“Ne annyeong Hae.” Jawabnya sambil melambaikan tangannya pada Donghae yang sudah masuk di dalam mobilnya.

Donghae melambai sekali sebelum benar – benar menjalankan mobilnya menjauhi rumah Sungmin.

.

.

.

.

Kyuhyun sampai di rumahnya sekitar pukul sembilan lebih. Dia segera menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur bersprei putih miliknya.

Dia sangat lelah dan ingin sekali tertidur, tapi, sedari tadi pikirannya terus melayang pada Sungmin. Dia sudah terlepas dari Soyou dan itu membuat dia makin ingin menyatakan perasaannya saat ini juga pada gadis manis itu.

“Aiishhh.” Dia bangkit dan meraih ponselnya. Mencari nomor di kontaknya, lalu menelpon nomor itu.

Setelah terdengar bunyi tuut tiga kali, seseorang di sana menjawab panggilannya.

“Yeoboseyo.”

“Yeoboseyo Soyou-ah.”

“Ne oppa? Kenapa oppa menelponku?”

“Soyou-ah, aku tidak bisa berhenti memikirkan Sungmin noona. Menurutmu aku harus bagaimana?”

Soyou tersenyum di seberang sana. “Kkkk.. Oppa, aku kira ada apa.”

“Yak! Kenapa kau malah terkekeh. Aku benar – benar tidak bisa berhenti memikirkannya. Rasanya ada yang mengganjal di hatiku.”

“Kalau begitu temui dia sekarang. Sampaikan semua yang ada di hatimu padanya. Lebih cepat lebih baik bukan?”

Mata Kyuhyun membulat mendengarnya. “Yak! Aku belum siap Soyou-ah.”

“Lalu kapan kau siap? Menunggu sampai hati Sungmin eonni berhasil dimiliki Donghae oppa? Lalu semuanya terlambat? Begitu eoh?”

“B-bukan begitu Soyou-ah…” Suara Kyuhyun melemah.

“Kalau begitu temui dia sekarang juga.”

“Tapi ini sudah malam.”

“Siapa yang bilang ini pagi?”

“T-tapi..”

“Pergi temui dia sekarang oppa.”

Kyuhyun diam…

Benarkah dia harus menemui Sungmin sekarang juga?

.

.

.

.

Di sinilah Kyuhyhun sekarang. Di dalam mobilnya. Di depan rumah Sungmin. Di tengah hujan yang tiba – tiba saja mengguyur saat Kyuhyun dalam perjalanan menuju rumah ini.

Kyuhyun melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah jam sepuluh lebih. Dengan tekad yang sebenarnya belum terkumpul sepenuhnya, Kyuhyun merogoh ponsel di saku celananya dan menelpon seseorang di speed dial nomer tiganya.

Tuuut

Tuuut

Tuuut

Tuuut

“Yeoboseo.” Sungmin mengangkat telponnya.

“Noona. Eum. Apa aku mengganggumu?”

“Kyunie? Ah-aniyo. Aku baru saja dari kamar mandi.”

“Apa noona sudah akan tidur?”

“Ah ya. Aku lelah, tapi sebenarnya belum mengantuk. Waeyo Kyunie?”

“Ah. Kalau begitu noona istirahat saja. Maaf sudah mengganggumu.”

“Aisshh. Sejak kapan kau sungkan padaku eoh? Katakan ada apa! Atau aku akan marah padamu.”

Kyuhyun memejamkan matanya. Menghembuskan nafas beratnya sejenak. “B-bisakah noona turun? Aku ada di depan rumahmu.”

“Hah?” Sungmin menuju jendelanya, melihat ke depan rumahnya. Dan benar saja, mobil Kyuhyun ada di sana.

“Ya ampun Kyunie. Sejak kapan kau ada di sana? Bahkan ini sedang hujan. Sebentar ne? Tunggu, aku ke sana sekarang.”

Pip.

Sungmin memutuskan sambungan telpon mereka. Segera mencari payung dan menemui Kyuhyun. Mata Sungmin membulat ketika berjalan ke arah gerbang rumahnya. Kyuhyun sudah berdiri di sana, bahkan dia tidak memakai payung.

Buru – buru Sungmin membuka pagar rumahnya dan memayungi Kyuhyun yang sudah basah Kuyup.

“Kyunie, kau mau sakit ya? Babo. Kenapa hujan – hujanan malam – malam begini. Kau kan bisa menungguku, baru keluar dari mobil. Kalau kau sakit kan-

Ucapan Sungmin terhenti. Mata kelincinya membulat sempurna ketika dengan tiba – tiba Kyuhyun sudah menempelkan bibir mereka berdua. Entah sejak kapan tangan Kyuhyun sudah memeluk pinggang Sungmin dengan erat. Mata laki – laki itu terpejam.

Payung yang Sungmin bawa pun akhirnya terlepas dari genggamannya. Sungmin ikut memejamkan matanya saat Kyuhyun menambah intensitas ciumannya. Kedua tangan Kyuhyun terlepas dari pinggang ramping Sungmin. Meraih tangan Sungmin dan membawa kedua tangan itu untuk melingkar di lehernya.

Kyuhyun terus melumat bibir Sungmin dengan lembut. Membuat Sungmin terbuai dan perlahan membalas ciuman Kyuhyun. Tapi bibir Sungmin berhenti bergerak saat tiba – tiba dia teringat seseorang.

Donghae.

Kyuhyun membuka mata ketika sadar Sungmin tak lagi membalas ciumannya. Dia melepas ciuman mereka, namun wajahnya masih sangat dekat dengan Sungmin. Kyuhyun membawa tangannya untuk menangkup kedua pipi chubby Sungmin.

“Saranghae. Jeongmal saranghae Lee Sungmin.”

“Kyunnie…”

“Aku mencintaimu. Mencintaimu sebagai Lee Sungmin, bukan noonaku. Aku mencintaimu Sungmin.”

Sungmin diam. Bibirnya terasa kelu untuk sekedar menjawab ‘nado saranghae’ pada Kyuhyun.

Sungmin menggeleng pelan, melepas kedua tangan Kyuhyun yang ada di pipinya, lalu membalik tubuhnya. Baru saja Sungmin berjalan satu langkah. Kyuhyun sudah menahan langkahnya dengan memeluk gadis itu dari belakang.

“Noona. Katakan sesuatu padaku. Kau mencintaiku juga kan?”

Sungmin memejamkan matanya. Lalu kembali melepaskan kedua tangan Kyuhyun yang melingkar erat di perutnya. “Mianhae Kyu.” Lirihnya, sebelum benar – benar pergi meninggalkan Kyuhyun yang terpaku di sana. Di tengah hujan yang masih mengguyur.

“Noona…”

.

.

TBC

FF KYUMIN – Complicated Love – Chapter 7

Complicated Love

Genre : Romance, Friendship, Hurts

Rate : T

Cast : Lee Sungmin (yeoja), Cho Kyuhyun (namja), Soyou SISTAR (yeoja), Lee Donghae (namja), Kim Ryeowook (yeoja), Yesung (namja), Shim Changmin (namja), Victoria Song (yeoja), Leeteuk (yeoja), Kangin (namja), etc.

Pairing : KyuMin, HaeMin, ChangToria, YeWook, KangTeuk, KyuYou etc.

Part : 7

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

.

“MWO?” “Haaah?” “What?” Semua yang ada di sana terkejut dan membelalakkan mata mendengar pernyataan Yesung. “Yesung hyung! Kau gila eoh?” Kyuhyun mulai protes. Yesung malah membuat ekspresi datar. “Eoh? Kau pikir mencabut bulu kaki orang itu tidak gila?” “Aisshhh. Tapi hyung! Aku pemegang kartu nomor enam.” Sungmin mematung mendengar ucapan Kyuhyun. Sedangkan Yesung bukannya mengasihani Kyuhyun, malah tertawa lebar. “Hahahaa. Itu sih deritamu. Bukannya aku tadi juga sudah menderita?” Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. “Aishh. Kau sangat menyebalkan, hyung!” “Sudahah, jangan banyak protes. Cepat ke tengah.” Perintahnya lagi. “Aiishhh..” Kyuhyun melangkah ke tengah dengan masih mengeluarkan protes dari mulutnya. “Yesungi, sepertinya berciuman itu terlalu berlebihan. Kau harus memikirkan perasaan Soyou juga kan?” Bisik Ryeowook pada Yesung. Yesung tetap tak terbantahkan. “Berlebihan bagaimana? Menurutku biasa saja chagi. Lagipula kita belum tahu siapa pemegang kartu nomor empat kan? Siapa tahu itu Soyou.” “Hahh.” Wookie mendesah dan hanya bisa menggelengkan kepalanya menghadapi kekasihnya yang keras kepala itu. “Terserah kau sajalah.” “Baiklah, siapa pemegang kartu nomor empat?”

. . . .

Hening. Tidak ada yang menjawab. “Hey, aku bertanya. Siapa pemegang kartu nomor empat?” Ulang Yesung. Semua orang di sana -kecuali Sungmin tentunya- sejujurnya juga sangat penasaran siapa yang memegang kartu nomor empat. Sungmin meragu, tapi sedetik kemudian dia bangkit dengan perlahan. “A..aku.” serunya dengan gugup. Kyuhyun tertegun mendengar suara Sungmin. Bahkan sekarang dia melihat Sungmin berdiri dan berjalan mendekatinya. Ya Tuhan, hatinya serasa mencelos seketika. Kyuhyun segera mengalihkan pandangannya dari Sungmin saat gadis itu sudah berdiri di sampingnya -dengan kepala yang menunduk. Donghae dan Soyou menatap dua orang di tengah itu dengan sedikit tidak rela. Siapa juga yang rela jika kekasihnya dan orang yang disukai akan berciuman dengan orang lain? “Waah. Yesung Hyung, sepertinya kau ganti hukuman untuk mereka, apa kau tidak kasihan pada Soyou dan Donghae? Mereka pasti akan cemburu melihat Kyuhyun dan Sungmin berciuman.” Donghae dan Soyou hanya bisa tersenyum palsu mendengar pernyataan Changmin. “Memangnya kenapa? Aku dengar Kyuhyun dan Sungmin juga sahabat dekat kan? Aku rasa tidak masalah jika mereka berciuman. Pasti Donghae dan Soyou bisa mengerti.” Tak.. “Ishh. Kau ini keras kepala sekali.” Geram Ryeowook. “Yak! Chagi, kenapa kau malah menjitakku.” Yesung mengusap – usap kepalanya. “Salahkan dirimu sendiri yang keras kepala itu. Ternyata kepalamu bukan hanya besar, tapi juga keras.” Sindir Ryeowook. “Ya Yesungi, kurasa yang dikatakan Changmin benar. Berciuman itu terlalu berlebihan. Kau pasti tidak mau kan kalau Ryeowook diminta untuk berciuman dengan lelaki lain?” Kali ini Leeteuk yang berbicara. Yesung mulai frustasi mendengar celoteh ketidaksetujuan dari teman – temannya. “Aiiishh. Arraseo arraseo. Oke, aku batalkan hukuman berciumannya, tapi diganti dengan Kyuhyun mencium kening Sungmin.” “Dan itu tidak bisa diganggu gugat lagi.” Seru Yesung saat melihat yang lain akan memulai protesnya lagi. “Haaah. Baiklah – baiklah. Terserah kau saja.” Timpal Kangin. “Baik, Kyu. Silahkan cium kening Sungmin.” Jantung Kyuhyun dan Sungmin sedari tadi berdetak tak normal. Mereka berdua bahkan tidak punya tenaga untuk memberikan protes kepada Yesung. Rasanya mereka ingin menolak, tapi di satu sisi juga tidak. Kyuhyun menarik nafas panjang sebelum berbalik menghadap Sungmin, lalu perlahan membawa kedua tangannya ke atas pundak gadis manis itu dan memutar tubuh Sungmin menghadap ke arahnya. Donghae menatap nanar ke arah mereka berdua. Ingin sekali menarik Sungmin dari sana. Ingin sekali menggantikan posisi Kyuhyun. Tapi pada kenyataannya dia hanya bisa diam. Kyuhyun menarik Sungmin mendekat dan mendekatkan wajahnya ke arah dahi Sungmin. Jantungnya berdebar lebih cepat dan lebih cepat lagi -begitu juga dengan Sungmin. Apalagi saat bibir tebal itu mendarat tepat di atas dahi indahnya, dia merasa seperti dimasukkan ke dalam lemari es. Tubuhnya dingin seketika dan sendi – sendinya terasa melemas. Mereka berdua sama – sama memejamkan mata. Mencoba meresapi apa yang sebenarnya hati mereka rasakan. Sedih, gugup, tapi juga bahagia di sisi yang lain. Setelah sekitar 3 detik, Kyuhyun melepaskan ciumannya dan seketika itu juga kembali duduk di tempat semula. Sungmin pun melakukan hal yang sama. Dia kembali mendudukkan dirinya di samping Donghae. Sungmin berusaha menetralkan debaran di hatinya. Gadis itu masih merasakan jelas jejak kehangatan dan kelembutan bibir Kyuhyun. Dia benar – benar merekam kejadian tadi dengan baik. Kyuhyun sedikit melirik ke arah Sungmin. Entah kenapa, ada sedikit rasa menyesal kenapa Yesung tadi membatalkan hukuman untuk mereka berciuman. Sekarang dia malah menatap tepat ke bibir M milik Sungmin. “Oppa? Gwaenchana?” Tapi suara lembut Soyou membuat dia segera membuang jauh – jauh pemikiran itu. Kyuhyun mengangguk canggung. “Ah ne. Gwaenchana.” “Ayo lanjutkan lagi permainannya.” Seru Kangin. Lalu mereka mulai melanjutkan permainan itu, meski pun sebenarnya Donghae sudah ingin pergi dari tempat itu sekarang.

… … …

Lelaki tampan itu memandang lurus ke depan -menerawang lebih tepatnya, karena pandangannya sama sekali tidak fokus. Sesekali tangannya mengambil batu karang kecil yang bertebaran di pantai itu dan melemparnya ke arah hamparan air asin di depannya. Donghae, mencoba mencari sedikit ketenangan. Mencoba memperbaiki moodnya yang sedang hancur. Setidaknya deburan ombak yang menggulung pasir berwarna putih itu dan suara angin pantai bisa membuatnya sedikit tenang. Ya, meski pun hanya sedikit. Dia memisahkan diri dari yang lain yang sedang menonton film di ruang santai. Suasana hatinya benar – benar sangat kacau setelah kejadian tadi. Sreet.. Donghae menatap kesamping, tepat di mana Sungmin duduk. Donghae memandangi gadis itu sebentar, lalu mengalihkan pandangannya ke depan lagi. “Donghae-ah.” Panggil Sungmin pelan seraya menatap penuh salah ke arah Donghae. “Kenapa kau kemari? Bukannya di sana ada Kyuhyunmu?” “Hae-ah. Mian. Jeongmal Mianhae.” “Untuk apa memina maaf? Bukannya kau melakukannya dengan senang hati? Pasti kau sangat bersyukur bukan, mendapat hukuman yang seperti itu dari Yesung hyung? Iya kan?” Sungmin terdiam. Dia tidak bisa menyanggah ucapan Donghae. Tapi dia juga tidak bisa terus – terusan membiarkan Donghae bersikap dingin padanya. Sungguh, itu menyakitkan. “Donghae-ah.” Air bening itu mulai mengumpul di pelupuk matanya. “Kumohon jangan seperti ini. Jangan mendiamkanku. Jangan marah padaku lagi. Hiks.” Donghae tersentak mendapati Sungmin yang mulai terisak. “Aku benar – benar jahat mengatakan ini padamu. Tapi aku mohon, jika bukan kau yang akan menyembuhkan luka di hatiku, siapa lagi? Aku sedikit demi sedikit sudah mulai mencoba membuka hatiku untukmu, sungguh. Kumohon bertahanlah. Aku minta maaf jika aku tidak bisa cepat menggantikan posisi Kyuhyun denganmu. Tapi kumohon jangan mendiamkanku seperti ini, jangan marah lagi. Hanya kau satu – satunya yang bisa aku jadikan sandaran Donghae-ah. Hanya kau.” Donghae memalingkan tubuhnya ke arah Sungmin. Kemarahannya tiba – tiba saja menguap saat melihat pipi gadis itu sudah mulai basah. “Ming.” “Hikss. Mianhae Hae. Jeongmal Mianhae.” Seketika itu juga Donghae segera membawa Sungmin ke dalam pelukannya. “Ssttt. Sudah – sudah. Jangan menangis lagi, Ming.” Donghae mengusap – usap punggung Sungmin dengan lembut.

. . .

.

Semenjak Sungmin meninggalkan ruangan ini, Kyuhyun sama sekali tidak bisa tenang. Dia yakin saat ini Sungmin sedang bersama Donghae. Dan entah kenapa hatinya tidak rela dengan hal itu. “Kyu? Mau kemana?” Tanya Changmin saat Kyuhyun tiba – tiba saja berdiri. “Ah.. Aku mau ke dapur sebentar. Tiba – tiba aku haus.” Tentu saja Kyuhyun sedang berbohong. “Ahh begitu.” Jawab Changmin sambil mengangguk paham. “Perlu aku temani, oppa?” “Tidak chagi. Kau di sini saja.” Jawabnya pada Soyou sambil tersenyum kecil. Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju dapur. Ya, bagian dapur yang didesign menggunakan tembok kaca mempermudah Kyuhyun untuk melihat ke arah pantai dengan leluasa. Kyuhyun berhenti di sana, saat matanya menangkap dua sosok yang saling berpelukan itu. Tidak bisa dipungkiri kecemburuan itu langsung memenuhi ruang hatinya. Dia tidak rela melihat Sungmin dipeluk oleh orang lain seperti ini.

. . .

Sungmin melepas pelukannya dengan Donghae lalu menatap pria itu dengan sendu. “Mianhae.” Lirihnya. Donghae tersenyum lalu mengangguk. “Ne. Maaf aku sudah membuatmu menangis Ming. Aku hanya terlalu cemburu melihat Kyuhyun menciummu.” “Ming. Aku takut aku tidak bisa meraihmu. Aku takut kau tidak bisa melihatku. Aku tidak bisa berharap apa pun pada hubungan kita yang sangat tidak pasti ini. Untuk itu, bisakah aku meminta sesuatu padamu?” Sungmin hanya bisa diam mendengar perkataan Donghae. Tapi sedetik kemudian dia mengangguk kecil. Donghae tersenyum. Mengangkat kedua tangannya menangkup pipi Sungmin. Membuat wajah mereka berhadapan, sangat dekat. “Ming.” Lirihnya. “Tolong ijinkan aku menjadi namja chingumu. Aku janji aku akan membahagiakanmu dan akan membuatmu jatuh cinta padaku. Aku mohon.” Sungmin terdiam. Dia tidak yakin akan menerima Donghae sebagai namja chingunya. Tapi dia juga tidak mau terlalu egois untuk membuat Donghae menunggu lebih lama lagi. Meski pun tidak yakin, Sungmin mencoba meyakinkan pada diri dan hatinya sendiri bahwa Donghae bisa membahagiakannya dan bisa menggantikan tempat Kyuhyun. Akhirnya gadis manis itu mengangguk kecil. “Ne Donghae-ah. Aku mau menjadi yeoja chingumu.” Hati Donghae membuncah seketika. Perasaan bahagia ini tidak bisa digantikan oleh apa pun. Tapi dia masih berusaha bersikap tenang. Mencoba tidak bersikap berlebihan di depan Sungmin. “Gomawo Sungmin-ah. Jeongmal Gomawo.” Sungmin mengangguk sebagai jawaban. Mereka lalu terdiam. Mencoba menyelami apa yang tersimpan di dalam mata orang di hadapannya. Perlahan Donghae membawa wajah Sungmin mendekat dengan wajahnya. Dan beberapa detik kemudian, bibir mereka bertemu. Refleks kedua pasang mata itu tertutup. Donghae sedikit melumat bibir Sungmin dengan lembut. Sedangkan Sungmin, meski pun dengan perasaan yang masih tidak yakin mencoba membalasnya. Kyuhyun. Laki – laki itu melihatnya. Melihat semua yang terpampang jelas di pantai itu. Kepalan tangannya mengeras dan rasa cemburu itu dengan anehnya bertambah berkali – kali lipat. Dengan mata yang berkilat menahan cemburu. Kyuhyun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.

… ..

Hari ini begitu cerah, karena itu mereka memutuskan untuk berjalan – jalan. Sungmin dengan balutan short dress selututnya yang berwarna soft yellow terlihat begitu cantik. Membuat Kyuhyun sedari tadi mencuri pandang ke arah gadis yang selalu digandeng mesra oleh kekasih barunya itu. “Ehem. Sepertinya pasangan baru kita ini sudah tidak malu – malu lagi untuk bermesraan.” Goda Leeteuk pada Sungmin dan Donghae. Yang digoda hanya tersenyum malu. Berbeda dengan Kyuhyun yang sedari tadi rasanya ingin memisahkan diri dari mereka. “Yesung oppa. Kau dan Wookie lebih baik berjalan di depan. Kami kan tamu mu. Jadi kau harus menjadi tour guide untuk kami.” Seru Victoria dengan ceria. “Baiklah terserah kalian saja.” Yesung menggandeng tangan Wookie dan berjalan di depan sendiri. Diikuti oleh keempat pasangan lain di belakangnya. Setelah sekitar tiga puluh menit berjalan, mereka sampai di jajaran kios – kios yang menjual berbagai macam aksesoris, makanan dan lainnya. Di tempat ini mereka berpisah dengan sendirinya, mengunjungi kios – kios yang menarik perhatian mereka. Sungmin sedang asik melihat beberapa aksesoris saat sepasang telapak tangan menutupi matanya. “Chagi, aku punya sesuatu untukmu.” Bisik Donghae mesra di telinga Sungmin. Perlahan Sungmin berbalik. “Apa itu?” Tanyanya dengan sebuah senyuman yang sangat indah. Donghae mengangkat tangannya lalu menjuntaikan benda berliontin itu. “Untukmu.” Tangan Sungmin terangkat untuk menyentuh yang berbentuk bintang itu. “Hae. Ini sangat indah.” Donghae tersenyum. “Terimakasih kau sudah menyukainya. Berbaliklah, aku akan memakaikannya untukmu.” Sungmin mengangguk kecil, lalu Donghae memasangkan kalung itu. “Bagaimana?” Tanya Sungmin setelah Donghae selesai memakaikannya dan berbalik menghadap Donghae lagi. “Sempurna. Kau terlihat makin cantik, sayang.” Puji Donghae lalu mendaratkan satu kecupan kecil di pipi Sungmin. Membuat pipi chubby itu bersemu merah. Kyuhyun yang memang sedari tadi selalu mencuri pandang ke arah pasangan itu mengumpat dalam hatinya. “Sialan! Aku harus memberikan sesuatu untuk Sungmin noona juga.”

Kyuhyun melirik ke arah jam di dinding. Sudah pukul tiga dini hari. Tapi lelaki itu belum juga bisa memejamkan matanya. Entahlah, mungkin malam ini insomnia sedang ingin membuatnya tidak tidur. Dengan malas Kyuhyun mendudukkan dirinya di pinggiran tempat tidur, lalu memutuskan untuk mencari udara segar di luar. ‘Daripada tidak ada yang dilakukan’ batinnya. Kyuhyun melangkah menuju dapur yang pintunya terhubung langsung dengan taman belakang. Saat dia sampai di sana dia melihat ada sosok seorang gadis yang sedang duduk di ayunan yang ada di taman belakang itu -dari pintu kaca yg tirainya sedikit tersingkap. ‘Noona.’ Batinnya. Baru saja Kyuhyun akan membuka pintu geser itu, namun dia teringat akan sesuatu yang membuat dia kembali ke kamarnya. Untuk mengambil sebuah selimut dan satu kotak kecil dari dalam laci nakas. Setelah itu dia bergegas untuk kembali ke taman belakang. Sreeet.. “Eh?” Mata Sungmin sedikit membelalak melihat orang yang tiba – tiba menyelimuti tubuhnya itu sekarang tengah duduk di sampingnya. “K-kyu?” Kyuhyun tersenyum. Sungguh, sungmin merindukan senyum ini. Senyum yang bahkan mampu menghangatkan hatinya. “Kenapa tidak memakai jaket? Di sini sangat dingin. Noona bisa membeku.” “Ah. Itu. Aku memang suka hawa dingin Kyu.” Jawab Sungmin seadanya. “Kenapa kau bangun sepagi ini?” Lanjut Sungmin sambil mengeratkan selimut yang Kyuhyun pasang di tubuhnya itu. “Belum tidur lebih tepatnya.” “Hah? Kenapa kau tidak tidur Kyu?” Kyuhyun menyandarkan punggungnya di sandaran ayunan kayu itu. “Entah. Insomnia, mungkin.” Kyuhyun mengalihkan pandangan lurus kedepannya kepada wajah cantik di sampingnya. “Noona sendiri?” Seketika Sungmin langsung gugup. Entahlah. Rasanya aneh. Setelah Kyuhyun mendiamkannya cukup lama, kini namja februari itu kembali mengakrabkan diri dengannya. “Aku terbangun Kyu. Sudah kucoba untuk tidur lagi tapi tidak bisa.” “Hmm. Jadi begitu.” Hening sebentar. “Noona?” Kyuhyun mengeluarkan suaranya sekali lagi. “N-ne?” “Selamat.” Lirihnya. “Ne? Untuk?” “Resminya hubunganmu dengan Donghae.” “Ah.” Sungmin mengangguk kecil. “Gomawo Kyunie.” Bukannya menjawab Kyuhyun malah turun dari ayunan itu lalu tiba – tiba berjongkok. “K-kyu? Apa yang..” Sungmin tidak meneruskan pertanyaannya saat melihat Kyuhyun mengeluarkan sebuah benda dari dalam sakunya. Sebuah kotak. Setelah membuka kota itu. Kyuhyun segera mengambil isinya dan memakaikan benda itu di pergelangan kaki Sungmin. Sungmin terdiam. Hanya bisa memandangi kepala Kyuhyun yang menunduk karena memasangkan gelang kaki itu. Gelang kaki yang tadi dibelinya di salah satu kios aksesoris. Gelang yang indah, terbuat dari karang yang diukir sedemikian rupa membentuk rangkaian bunga – bunga kecil yang melingkar sempurna di pergelangan kaki Sungmin. “Kyu?” Sungmin memandang Kyuhyun dengan tatapan bertanya saat namja tampan itu sudah kembali duduk di sampingnya. “Aku membelinya tadi siang. Sangat pas bukan di kakimu?” Sungmin mengangguk tak sadar. “Gelang itu sebagai permintaan maafku.” Lanjutnya lagi. “Hm?” “Ne. Maaf telah mediamkanmu. Maaf telah berubah menjadi Kyuhyun yang tidak kau kenal. Maaf.” Hati Sungmin berdesir mendengarnya. Gadis bergigi kelinci itu memandang lekat tepat di wajah Kyuhyun dan tiba – tiba matanya menghangat. Air bening itu sedikit demi sedikit mengumpul di pelupuk matanya. “K-kyu.” Lirihnya. Kyuhyun yang tadinya sedikit menunduk segera memalingkan wajahnya untuk menatap Sungmin. “Ming.” Tangan itu segera terangkat ke atas. Menghapus air mata Sungmin yang mulai menetes. “Ming. Aku mohon jangan menangis. Aku tidak mau kau menangis karena aku. Jangan menangis Ming.” Kedua telapak tangan Kyuhyun menyentuh pipi Sungmin dengan lembut. “Ssshh. Jangan menangis lagi.” “Hiks. Aku.. Menangis bahagia Kyu. Hiks.” Kyuhyun mendekatkan wajahnya. Menempelkan bibirnya di mata Sungmin hingga kelopaknya menutup. Mengecup dengan lembut kedua mata indah itu. Lalu membawa Sungmin dalam pelukannya. “Jangan menangis lagi.” Lirihnya. Sungmin balas memeluk Kyuhyun dengan erat, sangat erat. Menyalurkan kerinduan yang menyesakkan hatinya. Membuat rasa sesak itu perlahan menguap digantikan dengan rasa bagahia yang melegakan. “Saranghae noona. Jeongmal saranghae.” DEG!

.

TBC