Sorry, I Love You
Genre : Romance, Hurt.
Rate : T
Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Lee Donghae, Lee Hyukjae, Kim Heechul, Hangeng, Leeteuk, Kangin, etc.
Pairing : KyuMin, WonMin, HaeHyuk, etc.
Part : 2
Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs
Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.
.
.
.
“Sungmin tunggu.” Seru Kyuhyun sambil menyamai langkah gadis itu.
“Lee Sungmin.” Panggil Kyuhyun sekali lagi.
Grep.
Kyuhyun berhasil meraih lengan kanan gadis yang sekarang menatapnya dengan begitu tajam. “Kupikir kau mengerti dengan apa yang baru saja aku katakan Cho Kyuhyun-ssi.”
Kyuhyun menghembuskan napas kekecewaannya. “Kumohon. Maafkan aku.” Lirihnya lagi.
Sungmin tersenyum meremehkan. “Kau pikir bisa semudah itu memaafkan orang yang telah membuat kesalahan yang begitu fatal?” Alis Sungmin terangkat sinis.
“Aku tahu Sungmin. Tapi kumohon berilah aku kesempatan untuk menebus kesalahanku.” Manik Kyuhyun memandang Sungmin penuh permohonan dan penyesalan.
Melihat ketulusan dari mata Kyuhyun. Hati Sungmin sedikit melunak. “Entahlah. Kita lihat saja nanti.” Itu kalimat terakhir yang Sungmin ucapkan sebelum meninggalkan Kyuhyun mematung memandanginya pergi.
.
.
________Sorry, I Love You________
.
.
Cklek.
Heechul menoleh saat pintu kamar rumah sakit itu terbuka. “Nak, kenapa tidak menghubungi eomma.” Serunya sambil berjalan ke arah Sungmin dan membantu anak gadisnya itu berjalan, lalu duduk di sofa.
“Aku sudah tidak apa – apa eomma.” Kedua sudut bibir Sungmin terangkat membentuk satu senyuman.
“Tapi eomma khawatir padamu sayang.”
“Keadaanku sudah membaik eomma. Jadi eomma tidak perlu khawatir.”
Heechul tersenyum dan mengangguk kecil. “Bagaimana obrolanmu dengan anak Leeteuk ahjumma tadi?”
Raut Sungmin seketika berubah. “Tidak banyak yang kami bicarakan. Dia hanya meminta maaf.”
“Lalu, kau sudah memaafkan Kyuhyun kan nak?” Tanya Heechul dengan cemas.
Sungmin memandang ranjang dimana Siwon terbaring koma di sana. “Aku masih belum tahu eomma. Eomma tahu sendiri aku sangat mencintai Siwon. Dan aku tidak akan semudah itu memaafkan orang yang sudah membuat kekasihku menjadi koma seperti ini. Aku butuh waktu, eomma.” Mata Sungmin terlihat mulai berembun.
Heechul memandang Sungmin sedih lalu membawa gadis itu dalam pelukan hangatnya. “Eomma tahu sayang. Tapi setidaknya kau beri Kyuhyun kesempatan. Dia pasti juga tidak menginginkan hal seperti ini terjadi. Ini sudah takdir sayang. Dan kau harus memiliki hati yang besar untuk bisa menerima semua ini.”
“Hiks.”
Heechul mengelus surai hitam anaknya dengan sayang. “Sshh. Uljima chagi.”
“Hiks..”
“Sayang. shhh. Sudah sudah.”
Beberapa saat kemudian akhirnya tangisan Sungmin mereda. Gadis itu melonggarkan pelukannya dengan Heechul.
Heechul menangkup kedua pipi Sungmin dan menghapus jejak air mata anak semata wayangnya itu. “Kau mau berjanji satu hal untuk eomma, sayang?”
“Hm?”
“Berjanjilah kau akan memaafkan Kyuhyun. Demi eomma sayang.”
Sungmin memejamkan matanya, lalu menatap Heechul dengan sendu disertai satu anggukan kecil sarat keraguan. “Aku akan mencobanya, eomma.”
Heechul tersenyum lega, lalu membawa Sungmin ke dalam pelukan hangatnya lagi. “Terimakasih sayang.”
Sungmin hanya bisa menjawab dengan mengangguk ragu.
.
.
________Sorry, I Love You________
.
.
Beberapa hari telah berlalu. Keadaan Sungmin dan Kyuhyun pun sudah semakin membaik. Bahkan Sungmin sudah tidak membutuhkan alat bantu apa pun untuk berjalan. Selama beberapa hari terakhir, Kyuhyun selalu menemani Sungmi menjaga Siwon saat Heechul atau pun Hankyung sedang pulang.
Seperti apa yang diminta eommanya, Sungmin akhirnya memberikan maaf untuk Kyuhyun. Hal itu tentu saja membuat Kyuhyun sangat lega. Hubungan mereka berdua benar – benar sudah mengalami kemajuan.
“Ming” –Oh, bahkan Kyuhyun sudah memanggil Sungmin seakrab itu.
Sungmin menoleh kearah pintu yang baru saja ditutup oleh Kyuhyun, lalu tersenyum. “Hai Kyu.”
Kyuhyun tersenyum. Lalu berjalan mendekat. “Sedang apa?”
“Hmm. Ya. Seperti kau lihat. Aku sedang menunggu dia untuk membuka mata. Aku sangat merindukannya, Kyu.” Sungmin menatap Siwon dengan mata yang mulai mengembun.
“Hey. Dia pasti akan sadar. Kita hanya perlu bersabar.” Kyuhyun memberikan satu tepukan menenangkan di pundak Sungmin.
Gadis itu mengangguk. “Kuharap juga begitu. Ah~”Sungmin menghapus air matanya lalu menatap Kyuhyun. “Kudengar kau besok sudah boleh keluar dari rumah sakit, kan?”
Satu senyuman terukir di wajah tampan Kyuhyun. “Iya.” Mengangguk kecil. “Kau sendiri, kapan diperbolehkan keluar?”
“Dokter Kim bilang, minggu depan aku sudah bisa keluar.”
Kyuhyun tersenyum. “Syukurlah jika begitu. Kuharap Siwon akan segera sadar dan segera keluar dari rumah sakit juga.”
“Hmm. Semoga saja.”
Cklek.
Kyuhyun dan Sungmin menoleh kearah pintu. “Ah Kyuhyun. Kau ada di sini nak?”
Kyuhyun membungkuk hormat. “Ne ahjumma.”
“Ommo!” Sungmin memekik melihat seseorang yang berjalan di belakang Heechul. “Donghae oppa.”
“Hai, Min.” Donghae segera menghampiri Sungmin. Dan gadis kelinci itu segera memeluk sepupunya dengan erat.
“Maaf baru bisa menjengukmu. Aku baru datang kemarin.”
Sungmin melepas pelukan mereka. “Gwaenchana oppa. Bagaimana kabarmu? Kau terlihat semakin tampan saja sepulang dari London.”
Donghae tergelak. “Kau ini. Kabarku baik. Kau sendiri bagaimana?”
“Aku sudah membaik. Tapi seperti yang bisa oppa lihat, Siwon masih koma.” Raut sedih terpatri lagi di wajah manis Sungmin.
“Kau harus bersabar dan terus berdoa. Semoga Siwon segera sadar dari komanya.” Ujar Donghae sambil mengusap rambut Sungmin dengan sayang.
Melihat dua orang yang sangat akrab itu membuat hati Kyuhyun berdesir aneh. Sedikit panas. Akhirnya dia memutuskan itu menjauh dan duduk di sofa di samping Heechul.
“Dia Lee Donghae. Sepupu Sungmin. Mereka sudah lama tidak bertemu. Karena Donghae melanjutkan S2nya di London.” Terang Heechul tiba – tiba.
Kyuhyun mengangguk paham. “Ahh. Ne ahjumma.” Jujur penjelasan itu sedikit membuat hati Kyuhyun lega.
Heechul tersenyum. “Nak. Kurasa kau lebih baik memanggilku dengan sebutan eomma atau eommonim saja. Akan terasa lebih akrab.”
“Baik eommonim.” Kyuhyun tersenyum dan mengangguk sopan.
“Anggap saja aku eommamu sendiri.” Lanjutnya, sambil menata beberapa makanan di atas meja.
“Hae, Min, kemari. Eomma sudah menyiapkan makanan untuk kalian.” Seru Heechul. “Untukmu juga nak.” Lanjutnya pada Kyuhyun.
“Gamsahamnida eommonim”
“Tidak perlu sungkan. Ngomong – ngomong dimana Leeteuk?”
“Ah, eomma sedang pulang sebentar. Sedikit mengurus keperluan appa yang akan keluar kota.”
Heechul mengangguk paham. “Baiklah. Jha. Kalian makanlah yang banyak.”
Mereka makan dengan hikmat. Hingga beberapa menit kemudian Sungmin membuka suara. “Ah, oppa. Kau akan segera menikah dengan Hyukjae eonni bukan?”
“Ah. Iya Ming. Dan aku ingin kau yang mendekorasi semuanya. Hyukjae bilang dia ingin dekorasinya dipenuhi dengan mawar kuning dan putih.”
“Kenapa harus aku?”
“Kenapa tidak? Bukankah toko bungamu selalu menghasilkan bunga – bunga dengan kualitas terbaik? Jangan bilang kau tidak mau.”
“Kkkk. Aku hanya bercanda oppa. Baiklah. Kau bisa mempercayakan sepenuhnya padaku.” Seru Sungmin diiringi satu senyuman manis.
“Sungmin mempunyai toko bunga?” Kali ini Kyuhyun yang bertanya.
“Ah, iya Kyu. Aku belum bercerita padamu, ya?”
Kyuhyun menggeleng pelan. “Belum.”
“Setelah kita keluar rumah sakit. Aku akan mengajakmu ke tokoku.”
“Benarkah?” Tanya Kyuhyun antusias.
Sungmin mengangguk. “Hmm.” Lalu tersenyum. Satu senyuman yang sanggup membuat siapa pun meleleh melihat indahnya lengkungan bibir imut itu.
.
.
________Sorry, I Love You________
.
.
Drrt drrt..
Sungmin tersenyum melihat si pemanggil yang tertera di layar ponselnya.
“Yeoboseo, Kyu.”
“Yeoboseo. Kau dimana Min?”
“Aku masih di toko. Ada apa?”
“Mau kujemput lalu kita ke rumah sakit mengunjungi Siwon?”
“Kurasa itu bukan ide yang buruk.”
“Baiklah. Sepuluh menit lagi aku sampai.”
Kyuhyun dan Sungmin sudah keluar dari rumah sakit. Bahkan mereka sudah kembali ke rutinitas sehari – hari. Kyuhyun bekerja sebagai direktur di perusahaannya sendiri. Dan Sungmin melanjutkan kembali bisnis toko bunganya.
Orang tua Siwon -Yunho dan Jaejoong- sudah datang. Jadi tugas Sungmin untuk menjaga Siwon di rumah sakit sedikit terbantu. Biasanya pagi Jaejoong yang akan menjaga Siwon, sorenya Sungmin dan terkadang ditemani Kyuhyun yang gantian menjaga pria tampan itu.
Sungmin tersenyum saat melihat Kyuhyun berjalan ke arah tokonya. Pria itu sangat tampan dengan balutan kemeja biru muda yang lengannya sudah digulung sebatas siku.
“Hai Sunny-ssi.” Sapanya pada salah satu pegawai di toko bunga bernuansa pink itu.
“Hello tuan Kyuhyun.”
“Kau tidak perlu memanggilku dengan embel – embel tuan.”
“Haha. Baiklah.”
Sungmin tersenyum melihat keakraban mereka berdua. Lalu mengambil tas tangannya.
“Sudah siap?” Tanya Kyuhyun saat berada tepat di depan Sungmin.
“Hmm. Ayo.”
“Sunny-ah. Aku titipkan toko padamu ya. Mungkin lima belas menit lagi Yoona juga akan datang menemanimu.” Yoona adalah salah satu pegawai Sungmin juga.
“Kau tidak perlu khawatir Min. Pergilah dan hati – hati di jalan.” Sunny tersenyum sambil menata beberapa bunga di sana.
“Kami pergi dulu Sunny-ssi. Annyeong.” Imbuh Kyuhyun.
“Ne. Annyeong.” Sunny melambai pada mereka berdua.
.
.
________Sorry, I Love You________
.
.
“Langsung ke rumah sakit?” Tanya Kyuhyun sembari menjalankan mobilnya.
“Hmm.”
“Ah, bagaimana persiapan pernikahan Donghae hyung?”
“Ah. Untung kau menanyakan ini. Donghae oppa tadi menelpon, menyuruhku untuk menanyakan sesuatu padamu.”
Kyuhyun mengangkat kedua alisnya. “Oh ya? Apa itu?”
“Apakah kau mau menjadi pendamping lelaki dihari pernihkahannya nanti?”
“Wow. Itu suatu kehormatan untukku.”
Sungmin tersenyum lebar. “Itu artinya kau setuju kan?”
“Tentu saja, Min.”
“Gowawo Kyu.”
“Tidak perlu sungkan begitu.” Canda Kyuhyun.
Sungmin tertawa kecil. “Aku tidak menyangka. Ternyata kau bisa menjadi teman yang sangat menyenangkan.”
DEG!
Teman.
Kata itu cukup membuat Kyuhyun sadar akan satu hal. ‘Dia tidak boleh berharap lebih pada Sungmin. Gadis itu hanya menganggapnya teman. Dan ya, bagaimana mungkin dia melupakan satu hal, Sungmin sudah memiliki Siwon.’
“Kyu!” Satu pekikan dari Sungmin membuat Kyuhyun tersadar.
“Ya ampun. Kau melamun?”
“Maaf min. Aku tidak sengaja.”
“Kau sedang menyetir, Kyuhyun. Kau tidak mau kejadian seperti dulu terulang lagi kan?” Sungmin sedikit emosi.
“Iya Min. Maaf.”
“Sudahlah. Jalankan saja mobilnya dengan baik.”
Sungmin menoleh saat Kyuhyun malah menepikan mobilnya.
“Kenapa?”
“Maaf. Kau jangan marah lagi ya?”
Sungmin menghembuskan napasnya. “Aku tidak marah Kyu. Aku hanya ingin kau lebih berhati – hati.”
“Iya Min. Aku janji.”
Sungmin melirik jemari kelingking Kyuhyun yang tiba – tiba terangkat. “Apa ini?”
“Sebuah janji. Agar aku tidak mengulangi perbuatan bodohku lagi.”
Sungmin tersenyum kesal, lalu mengaitkan kelingkingnya dengan milik Kyuhyun.
“Sekarang, jalankan mobilnya lagi.”
Kyuhyun terkekeh. “Baiklah nona Lee yang cerewet.”
Sungmin hanya bisa tersenyum lagi sambil menggeleng – gelengkan kepalanya.
.
.
________Sorry, I Love You________
.
.
Sungmin dan Kyuhyun disambut oleh Jaejoong saat memasuki ruang rawat Siwon.
“Hai nak. Bagaimana pekerjaanmu hari ini?” tanya Jaejoong sambil memberikan satu pelukan hangat.
“Lancar eommonim.” Jawab Sungmin setelah pelukan itu terlepas.
“Kyu, kau datang juga nak?”
“Ne, ahjumma.”
“Bagaimana keadaan Wonnie eommonim?” Sungmin mendekati kekasihnya. Menggengam tangannya erat.
Kyuhyun hanya bisa mengalihkan pandangannya. Kemana saja, asal tidak melihat bagaimana Sungmin begitu memperlakukan Siwon dengan special.
“Belum ada kemajuan berarti nak. Tadi Dokter Hwang berkata seperti itu.”
Sungmin mengerutkan dahinya. “Dokter Hwang?”
“Ah ya. Dokter Kim dipindah tugaskan ke suatu tempat. Jadi, mulai sekarang Dokter Hwang yang akan menangani Wonnie. Dokter Tiffany Hwang.” Jaejoong mendekat ke sisi Sungmin.
“Ah ne, eommonim.” Jawab Sungmin sambil mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang Siwon.
Sedangakan Kyuhyun lebih memilih menyamankan duduknya di sofa.
“Nak. Eomma tinggal sebentar ne? Eomma ingin membeli sesuatu.”
“Ah. Ne eommonim.”
Sepeninggal Jaejoong suasana di dalam ruangan itu menjadi hening. Kyuhyun tidak berkata apa pun, begitu juga dengan Sungmin.
Namun beberapa saat kemudian, terdengar satu isakan kecil. “Hiks. Wonnie, sayang. Apakah kau tidak merindukanku?”
Kyuhyun melirik Sungmin di sana. Hatinya terasa teriris mendengar tangisan pilu dari gadis itu.
“Wonnie.” Sungmin sedikit mengguncang tubuh Siwon. Namun nihil, pria itu tetap tidak bereaksi.
“Kau jahat. Jangan terlalu lama membuatku tersiksa. Aku merindukanmu. Aku merindukan senyummu. Hiks.”
Air mata itu semakin deras membanjiri pipi Sungmin. Tangisannya pun semakin lama semakin menggema di ruangan itu. Namun di sela isakannya, tiba – tiba ada satu lengan yang menariknya ke dalam sebuah pelukan hangat.
“Uljima.” Suara bass itu menyapa gendang telinganya. Disertai satu pelukan dan usapan lembut di rambut hitamnya.
“Jangan menangis lagi Ming. Kumohon.”
“Hiks. Aku. Merindukannya. Kyu. Hiks.”
Awalnya Sungmin hanya diam sambil terus menangis, namun tiba – tiba tangan gadis itu terangkat untuk melingkar di tubuh kurus milik Kyuhyun.
Kyuhyun tersentak. Ini pertama kalinya. Pertama kalinya dia berani memeluk Sungmin. Pertama kalinya dan dia sama sekali tidak menyangka gadis itu akan membalas pelukannya.
“Hiks.”
“Uljima Ming.” Sungmin menggeleng di dadanya.
Kyuhyun tidak bicara lagi setelah itu. Hanya membiarkan Sungmin menangis meluapkan semua kesedihannya. Dan merasakan pelukan gadis itu yang kian megerat di tubuhnya.
‘Sungmin, bolehkah aku sedikit berharap padamu?’
Gumamnya dalam hati.
.
.
TBC
.
.
Hehehehe, hallooo~~~
maaf ya updatenya jadi telat banget gini..
dan cuma bisa ngasih segitu..
jangan marah ya ? hehe :p
yaudah, mohon maaf masih banyak kekurangan
SEE YOU NEXT CHAPTER π