FF KYUMIN – Complicated Love – Chapter 8

Complicated Love

Genre : Romance, Friendship, Hurts

Rate : T

Cast : Lee Sungmin (yeoja), Cho Kyuhyun (namja), Soyou SISTAR (yeoja), Lee Donghae (namja), Kim Ryeowook (yeoja), Yesung (namja), Shim Changmin (namja), Victoria Song (yeoja), Leeteuk (yeoja), Kangin (namja), etc.

Pairing : KyuMin, HaeMin, ChangToria, YeWook, KangTeuk, KyuYou etc.

Part : 8

Warning : Genderswitch, GJ, Tidak sesuai EYD, OOC, TYPOs

Disclaimer : KyuMin is destiny and belong to each other.

.

..

Dua orang itu berjalan beriringan di pinggir pantai. Sesekali saling melempar senyum hangat, yang sama – sama dirindukan oleh keduanya.

“Sepertinya sudah lama sekali kita tidak seperti ini.” Seru Kyuhyun sambil mengayunkan tangannya dengan sungmin yang saling terpaut.

Sungmin tersenyum kecil. “Kau yang memulai. Mendiamkanku seperti itu.”

“Mianhae. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Apalagi sampai membuatmu menangis seperti tadi. Mianhae.” Ujar Kyuhyun penuh penyesalan.

Sungmin menggeleng pelan, “Sudah, jangan dibahas lagi. Yang penting sekarang Cho Kyuhyunku yang paling menyebalkan sudah kembali seperti semula.”

Kyuhyun terkekeh mendengarnya. Menggunakan satu tangannya yang bebas untuk mengacak rambut Sungmin.

“Noona tidak lelah berjalan? Mau duduk sambil menunggu sunrise?”

Sungmin mengangguk setuju. “Eum. Kajja kita duduk di sana.” Ujar Sungmin menunjuk daerah pantai yang tidak terkena air.

“Tempat ini sangat indah, aku rasa aku akan betah jika tinggal di sini.”

“Ne, benar. Kita harus sering – sering membujuk Yesung hyung untuk membawa kita berlibur kemari.”

Sungmin mengangguk setuju. “Kau benar. Kkkk.”

Diam sejenak, mereka menatap lurus ke depan. Di mana cahaya keemasan itu mulai muncul. Membuat hamparan air laut di depan mereka menjadi berkilauan. Perlahan Sungmin berdiri, merentangkan tangannya dan sedikit menengadahkan wajahnya, menyambut hangatnya sinar mentari pagi.

Entah dorongan dari mana. Melihat Sungmin seperti itu, tiba – tiba Kyuhyun ikut berdiri dan memeluk Sungmin dari belakang.

“K-kyuu?” Sungmin tersentak dan segera menolehkan kepalanya ke belakang. Berpapasan langsung dengan wajah damai Kyuhyun yang tengah terpejam di pundaknya.

“Hmm. Biarkan seperti ini dulu. Aku merindukan noonaku.”

Sungmin tersenyum lembut mendengar penuturan Kyuhyun. Kyuhyunnya yang manja sudah kembali. Benar – benar kembali.

“Aigooo~~ kau manja sekali eoh?” Sungmin mengacak rambut Kyuhyun sebentar lalu kembali memandangi hamparan air asin di depannya. Menikmati angin yang berhembus lembut menerpa wajahnya.

Jantung Sungmin berdetak lebih cepat saat merasakan pelukan Kyuhyun sedikit mengerat. Membuat tubuhnya benar – benar tak berjarak dengan namja tampan itu. Menunduk, Sungmin memandang lengan Kyuhyun yang melingkar erat di perutnya. Beberapa saat kemudian dia mengangkat tangannya, ikut memeluk lengan Kyuhyun.

Ingatan Sungmin melayang ke beberapa saat tadi. Saat dia menangis dalam pelukan Kyuhyun. Saat Kyuhyun mengatakan saranghae padanya. Ya, meski pun Kyuhyun sudah sering kali mengucapkan kata itu, tapi Sungmin merasa ada yang berbeda. Kyuhyun sepertinya sangat tulus mengucapkan kata itu. Namun Sungmin tidak mau terjatuh untuk kesekian kalinya. Dia tidak mau berharap lebih. Kyuhyun sudah kembali seperti semula, itu saja sudah cukup untuk saat ini.

“Noona.” Sungmin tersadar dari lamunannya saat suara bass Kyuhyun terdengar memanggilnya lirih.

“Kau melamun?”

“Ah, aniyo~ Waeyo Kyunie?”

Kyuhyun tersenyum kecil. “Dasar tukang bohong.” Ujarnya, membuat bibir Sungmin mengerucut lucu.

“Noona, apa aku boleh bertanya sesuatu?”

Sungmin mengangguk kecil.

Kyuhyun mengecup pundak Sungmin sekilas sebelum melepas pelukannya dan berdiri di samping Sungmin. Membuat jantung Sungmin semakin berdetak tak karuan karena perbuatannya itu.

Melihat ekspresi terkejut Sungmin, Kyuhyun tersenyum dalam hati. “Waeyo noona?” Tanyanya pura – pura tidak mengerti.

Sungmin menjawab dengan gugup. “Ah~ gwaenchana Kyunie. Apa yang mau kau tanyakan?”

“Apa noona benar – benar mencintai Donghae hyung?”

Sungmin menatap Kyuhyun yang tengah menatapnya. “Mengapa bertanya seperti itu?”

“Tidak. Hanya saja, seingatku dulu kau pernah bilang kalau kau sedang menyukai seseorang kan? Kenapa tiba – tiba kau berpacaran dengan Donghae hyung?” Desak Kyuhyun. Sepertinya dia sedang ingin membuat Sungmin mati kutu.

“Ah… Itu.. Bukankah waktu itu aku belum menyebutkan siapa orang yang aku suka? Jadi, mungkin saja orang itu Donghae kan?”

Kyuhyun tersenyum mendengarnya. “Tapi sepertinya feelingku mengatakan itu bukan Donghae hyung.”

“Kkkk. Kenapa yakin sekali? Tidak menutup kemungkinan memang Donghae orangnya.”

“Kau ini. Kenapa tidak mengaku saja sekarang dan menceritakan semua padaku? Bukankah noona sudah berjanji suatu saat akan memberitahuku siapa orang yang noona sukai itu.”

Sungmin mengehela nafas. “Tidak sekarang Kyunie. Bahkan aku sudah tidak berniat lagi untuk menceritakan siapa dia padamu. Orang itu sudah bahagia bersama kekasihnya.”

‘Tidak noona, bahkan sekarang kau sudah membuat orang itu juga jatuh cinta padamu.’

“Benarkah? Bagaimana kau bisa yakin?”

“Entahlah. Aku sudah tidak mau berharap lagi padanya. Lagi pula aku sudah menerima Donghae menjadi namjachinguku. Aku akan berusaha mencintainya.” Hati Kyuhyun seperti tercubit mendengar pernyataan Sungmin barusan.

“Tapi noona. Aku ingin sekali mengetahui siapa laki – laki itu. Ceritakan padaku sekarang ne?” Kyuhyun mulai memaksa lagi.

Sungmin menggeleng. “Andwaeyo~”

“Ceritakan atau aku akan menghukum noona.”

“Mwoya? Sekali tidak tetap tidak.”

“Oke. Kalau itu maumu.” Dengan cekatan Kyuhyun menggandeng tangan Sungmin. Membawa gadis imut itu menuju ke depan. Setelah itu menyipratkan air laut ke arah Sungmin.

“Yak! Kyu. Aishhh aku jadi basah semua Kyunieee.” Sungmin mengerucutkan bibirnya lucu.

“Hahahaha.” Kyuhyun hanya menanggapi dengan tertawa renyah. “Salah sendiri noona tidak mau cerita.”

“Aishhh. Jahat sekali.” Sungmin memalingkan tubuh dan berjalan menjauhi Kyuhyun.

“Yaaa noona.” Kyuhyun mengikuti Sungmin. “Aku kan hanya bercanda, kenapa noona marah.”

Sungmin tetap diam dan mempercepat langkahnya. Tapi beberapa saat kemudian dia menunduk lalu berbalik, membalas perbuatan Kyuhyun tadi.

“Yak! Noonaaaa~ kau membuat aku jadi basah juga.”

“Hahaa. Rasakan saja.” Sungmin menjulurkan lidahnya lucu.

Jadilah dua orang itu sekarang perang air. Saling menyerang satu sama lain dan membuat baju serta tubuh mereka menjadi basah.

“Chagiyaaa.” Suara itu berhasil membuat Kyuhyun dan Sungmin berhenti dari kegiatan merkea dan menoleh ke sumber suara.

Suasana mendadak menjadi kaku. “Donghae~ya.” Lirih Sungmin.

Donghae tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Sungmin. “Aku kira kau dimana. Tadi aku mencarimu di kamar, tapi Soyou bilang kau tidak ada.” Donghae mengacak rambut Sungmin, membuat hati seseorang yang ada di sana menjadi panas seketika.

“Ah. Mianhae jadi membuatmu bingung. Aku keluar bermaksud mencari udara segar lalu aku bertemu Kyunnie.” Donghae menatap ke arah Kyuhyun saat Sungmin menyebut namanya dan dibalas dengan senyuman kaku ala Cho Kyuhyun.

“Gomawo sudah menjaga Sungminku.” Seru Donghae sambil menatap Kyuhyun dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Tak masalah.” Kyuhyun menjawab dengan dingin. Sebenarnya dia sangat tidak rela mendengar Donghae menyebut Sungmin dengan Sungminku.

Donghae merangkul pundak Sungmin mesra. “Sayang, hari ini hari terakhir kita di sini. Aku berencana mengajakmu jalan – jalan berdua, kau mau?”

Kyuhyun hanya bisa mengumpat dalam hati melihat adegan di depannya. Sepertinya Donghae sengaja membuatnya cemburu.

Sungmin menatap Kyuhyun dan Donghae bergantian. Lalu mengangguk. “Ne Donghae~ah.”

“Gomawo chagi.” Donghae mengecup kepala Sungmin sekilas. “Chaa, kalau begitu ayo kita siap – siap.”

Sungmin mengangguk kecil.

“Kyuhyun, aku tinggal dulu ya.”

Setelah mendapat anggukan dari Kyuhyun, Donghae segera membawa Sungmin berjalan bersamanya. Tapi baru sekitar sepuluh langkah mereka berjalan, Sungmin menghentikan langkahnya.

“Eum?” Donghae menatap Sungmin penuh tanya.

“Hmm. Hae, bolehkah aku berbicara sebentar pada Kyunnie? Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padanya.”

Ingin sekali Donghae berkata tidak, tapi pada akhirnya dia mengangguk kecil. “Ne. Aku tunggu di sini.”

Sungmin tersenyum. “Gomawo Hae.” Lalu segera berbalik ke arah Kyuhyun.

“Kyunnieya.”

Kyuhyun yang sedang menatap lurus ke arah laut membalikkan tubuhnya. “Noona?”

Sungmin tersenyum lembut, Kyuhyun menghampirinnya. “Ada apa? Bukankah kau harus bersiap – siap?”

“Eum. Entahlah. Aku rasa aku harus menyampaikan ini padamu.”

Kyuhyun diam, menunggu Sungmin melanjutkan kalimatnya.

“Ya, meski pun aku tidak tahu alasan kenapa kau mendiamkanku kemarin – kemarin. Tapi bisakah aku meminta sesuatu padamu?” Sungmin menatap mata Kyuhyun dengan penuh perngharapan. Membuat Kyuhyun ingin memeluk gadis itu saat itu juga. Tapi dia menahannya.

“Ne? Katakan saja apa yang noona mau.” Kyuhyun tersenyum dengan tulus.

“Eum. Aku mohon jangan pernah mendiamkanku seperti itu lagi. Kau… Kau adalah salah satu orang yang paling aku sayangi di hidupku dan-” Belum sempat Sungmin menyelesaikan kalimatnya, Kyuhyun sudah menarik tubuhnya dalam pelukan hangat.

Kyuhyun memeluk tubuh Sungmin dengan erat, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Sungmin. “Mian.” Lirihnya.

“Mian mian mian. Aku tidak tahu aku sudah membuat noona sakit, maafkan aku noona.”

Sungmin tersenyum haru, sangat bahagia sampai rasanya ingin meledak.”Gwaenchana Kyunnie.”

Sungmin mengelus punggung Kyuhyun lembut, lalu mengendurkan pelukan mereka dan menatap tepat ke manik indah Kyuhyun. “Yang penting sekarang kau sudah kembali. Jangan pernah diulangi lagi ne?”

Kyuhyun mengangguk beberapa kali. “Aku janji.”

“Good boy.” Ujar Sungmin sambil mengacak rambut Kyuhyun. Membuat mereka berdua terkekeh.

“Baiklah. Aku harus pergi sekarang, Donghae menungguku.” Ada perasaan kecewa dan tak rela di hati Kyuhyun saat Sungmin mengucapkan kalimat itu.

“Hmm. Nikmatilah waktumu bersamanya, selamat bersenang – senang noona.”

“Gomawo Kyunnie. Kau juga harus menghabiskan hari ini bersama Soyou. Ini hari terakhir kita di sini.”

Kyuhyun mengangguk. “Eum.”

“Annyeong Kyunnie.”

“Ne noona, annyeong.”

Kyuhyun memandangi Sungmin yang berjalan menjauhinya sampai gadis itu bergandengan tangan dengan Donghae dan semakin menjauh.

“Haaaaah.” Dia menarik nafas dan menghembuskannya dengan keras. Berusaha membuang rasa sesak di dadanya.

“Kalian sudah baikan?”

“Eum?” Sungmin mengalihkan fokusnya pada semangkuk ice cream coklat yang sedang ia nikmati, ke arah Donghae.

“Kau, dan Kyuhyun.”

“Ahhh.” Sungmin mengangguk beberapa kali. “Ne Donghae-ah. Tadi pagi.”

“Pantas saja moodmu sepertinya bagus sekali.”

Sungmin sepertinya menangkap nada cemburu dalam nada bicara Donghae. Dia tersenyum, meraih jemari Donghae yang ada di atas meja. “Aku yeojachingumu sekarang. Jangan khawatir. Tidak perlu cemburu dengan Kyunnie. Kau tahu kan persahabatan aku dan Kyunnie memang sangat dekat?”

“Hmm. Dan aku juga tahu kan pernah dan mungkin masih menyukainya.”

“Donghae-ah. Bisakah jangan membahas masalah ini?”

Donghae menghela nafas dalam. “Dan bisakah kau mulai melihatku di sini? Membuka hatimu untukku?”

“Itu yang sedang aku lakukan sekarang. Berusaha membuka hatiku untukmu. Aku sudah menerimamu menjadi namjachinguku, itu berarti aku juga sudah memutuskan untuk membuka hatiku untukmu Hae. Ini butuh waktu, aku harap kau bisa mengerti.”

“Yah. Mungkin aku memang yang terlalu berharap padamu.”

Sungmin mengelus punggung tangan Donghae lembut. “Mianhae jika aku membuatmu merasa seperti itu. Tapi percayalah Hae, aku benar – benar sedang berusaha.”

Hati Donghae melunak. Sepertinya Sungmin memang benar. Dia hanya butuh sabar untuk mendapatkan hati Sungmin. Tapi melihat Sungmin sudah baikan dengan Kyuhyun, membuat kekhawatiran di hatinya menjadi tumbuh lagi.

Donghae manatap dalam ke arah manik cokelat yang indah milik Sungmin. Lalu dia tersenyum. Senyum yang sedikit dipaksakan. “Ne. Aku percaya. Maaf telah meragukanmu.”

Sungmin membalas senyum Donghae. “Gwaenchana. Gomawo Hae.”

“Eum.”

“Hei, kau tidak memakan ice creammu? Lihatlah, sudah hampir mencair.”

Donghae menatap ice creamnya lalu tersenyum. “Aku tidak mau memakannya jika tidak kau suapi.”

Mata Sungmin membulat mendengarnya. “Mwoya? Manja sekali eoh?”

“Ayolah Ming. Sekali ini saja.”

Sungmin menggeleng – gelengkan kepalanya sambil tersenyum. Lalu mengambil mangkuk ice cream milik Donghae. “Aaa.” Serunya sambil mengarahkan sesendok ice cream vanilla ke mulut Donghae.

“Hahaa.” Donghae tertawa kecil, lalu mulai menerima suapan dari Sungmin.

Sementara Sungmin terus menyuapinya, Donghae memandangi Sungmin dengan tatapan sendu.

‘Semoga kau sudah benar – benar membuka hatimu untukku Min.’

“Oppa ingin memesan apa?” Tanya Soyou sambil membolak – balik menu di sebuah cafe di pinggir pantai.

Setelah menyebutkan pesanannya pada pelayan, Soyou kembali bertanya pada Kyuhyun yang dari tadi belum menjawab pertanyaannya.

“Oppa?”

Kyuhyun sedikit tersentak. “Ah. Samakan saja dengan pesanan noona.” Jawabnya cepat.

Soyou mengerutkan dahinya. Sejak kapan Kyuhyun memanggilnya noona?

Setelah pelayan cafe itu mencatat pesanan mereka berdua dan berlalu, Soyou mulai bertanya. “Oppa neo gwaenchana?”

“Hm? Memangnya aku kenapa? Aku baik – baik saja.”

Soyou menggeleng kecil. “Aniyo. Aku tahu kau sedang tidak baik – baik saja. Tidak fokus sama sekali. Kau selalu melamun, bahkan kau memanggilku dengan sebutan noona.”

Deg.

Kyuhyun terkejut mendengar pernyataan Soyou. “Eoh? Kapan aku memanggilmu noona?”

“Tadi. Apa kau sedang memikirkan orang lain?”

‘Mianhae Soyou-ah. Dari tadi aku tidak bisa berhenti memikirkan Sungmin noona.’

“Ahh. Aniyo. Mungkin aku hanya sedang merindukan noonaku. Kau tahu kan? Noonaku yang bernama Cho Ahra. Dia sedang kuliah di Paris. Dua tahun terakhir ini dia tidak pulang. Ya. Mungkin karena itu aku jadi salah bicara. Maaf jika sudah membuatmu tidak nyaman.”

Soyou mengangguk, meski pun sebenarnya dia yakin Kyuhyun sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sejujurnya Soyou sudah lama memendam curiga. Dan dia yakin, pasti ada sesuatu di antara Sungmin dan Kyuhyun. Tatapan mereka, cara mereka berinteraksi, cara Kyuhyun membicarakan Sungmin. Dia sudah tahu dari awal, bahkan sebelum Kyuhyun menyadari perasaannya sendiri.

Setelah pesanan mereka datang, mereka menyantapnya dalam diam. Hanya diselingi obrolan singkat. Sepertinya tidak ada topik yang menarik untuk dibicarakan.

Sekitar dua puluh menit setelahnya, mereka meninggalkan cafe itu dan berjalan menuju pantai. Soyou mengajak Kyuhyun untuk duduk di tumpukan batuan besar di pinggir pantai. Kyuhyun hanya menurut saja.

“Oppa?”

“Hm?”

“Aku rasa hubungan kita sudah tidak bisa dilanjutkan.”

Kyuhyun terkejut mendengarnya. “Ne?” Serunya sambil menatap ke samping. Ke arah Soyou yang sedang duduk di sebelahnya.

Soyou tersenyum. “Oppa, aku tahu kau tidak ada perasaan apa pun padaku.”

“Soyou-ah. . .”

“Mungkin saat itu oppa hanya tertarik saja padaku. Aku merasa aku sangat jahat sekali jika tidak segera mengakhiri hubungan ini. Karena sejujurnya aku pun tidak memiliki perasaan apa pun padamu. Aku menerimamu waktu itu karena aku pikir kau benar – benar menyukaiku dan aku berharap bisa menyukaimu juga. Awalnya aku sempat optimis dengan hubungan kita dan berfikir akan meneruskan dan mencoba menyayangimu secara perlahan. Tapi, bagaimana hubungan ini bisa dilanjutkan bila hanya aku yang berusaha mempertahankan? Sedangkan kau tidak.”

Kyuhyun terkejut mendengarnya. “Soyou-ah apa maksudmu?”

Soyou menatap Kyuhyun. “Oppa, kau tidak perlu membohongi perasaanmu sendiri. Aku tahu siapa orang yang sebenarnya selalu ada di hatimu.” Seru Soyou sambil diselingi senyuman tulus.

Kyuhyun segera mendekap Soyou, memeluknya. “Gomawo Soyou-ah. Maaf jika aku sudah terlalu banyak mengecewakanmu.”

Soyou tersenyum dalam pelukan Kyuhyun, mengelus punggung namja itu. “Tidak masalah oppa, aku baik – baik saja. Sungguh.”

Beberapa saat kemudian Kyuhyun melepas pelukannya dan menatap Soyou. “Bagaimana kau bisa tahu aku mencintai noona?”

Soyou tersenyum kecil. “Terlihat jelas di matamu.”

“Benarkah?”

Soyou mengangguk sekali. “Ne. Bahkan aku melihat cinta itu sebelum kau menyatakan perasaan padaku.”

Kyuhyun membulatkan matanya. “Benarkah? Apa sejelas itu?”

“Ya. Oppa saja yang terlalu lama menyadari perasaan oppa sendiri.”

Kyuhyun mengangguk lemah. “Kau benar. Bahkan sekarang dia sudah diambil orang lain.” Suaranya melemah.

“Hey.” Soyou menepuk pundak Kyuhyun. “Sejak kapan oppa menjadi orang yang mudah menyerah? Jika kau memang mencintainya, harusnya kau berjuang sampai akhir untuk mendapatkannnya. Bahkan Sungmin eonni dan Donghae oppa baru saja jadian.”

“Entahlah Soyou-ah.” Kyuhyun menggeleng lemah. “Bahkan Sungmin noona bilang dia akan berusaha melupakan aku. Sungmin noona mengira aku sudah bahagia denganmu. Dan dia bilang dia akan mencoba mencintai Donghae. Aku harus bagaimana?” Kyuhyun menatap Soyou dengan sendu.

“Apa oppa masih yakin kalau Sungmin eonni masih mencintai oppa?”

Kyuhyun diam sebentar. Kemudian mengangguk ragu. “Ya.”

“Lalu kenapa oppa meragu? Jika oppa memang mencintainya dan yakin Sungmin eonni masih mencintai oppa, rebut dia dari Donghae oppa. Buatlah Sungmin eonni menyadari siapa yang benar – benar dia cintai. Aku yakin oppa pasti bisa.”

Kyuhyun tersenyum mendengar penuturan Soyou. Pernyataan gadis itu membuat semangatnya untuk mendapatkan Sungmin kembali timbul. “Gomawo Soyou-ah. Aku akan berusaha.”

Soyou mengangguk beberapa kali. “Bilang saja padaku jika oppa membutuhkan bantuanku. Kyuhyun oppa hwaiting!”

“Kkkk. Ne hwaiting!”

Pukul delapan malam mereka sampai di Incheon Airport. Setelah berpamitan satu sama lain mereka memisahkan diri menuju tujuan masing – masing.

Kyuhyun, yang masih berpura – pura tetap berpacaran dengan Soyou pulang dengan gadis cantik itu. Ryeowook dan Yesung, Leeteuk dan Kangin, Changmin dan Victoria, juga Sungmin dan Donghae.

“Min-ah, kau ikut ke rumahku dulu, nanti aku antar kau pulang ne?”

Sungmin mengangguk setuju. “Ne Donghae-ah.”

Mereka berdua mengendarai taksi untuk sampai di rumah Donghae. Setelah sampai di rumah Donghae, Donghae mengantar Sungmin dengan mobilnya. Donghae sempat memberi tawaran agar Sungmin menginap di rumahnya, tapi Sungmin menolak dengan halus.

Sekitar dua puluh menit, mobil Donghae sudah sampai di depan rumah Sungmin. Mereka berdua turun dari mobil dan setelah membantu membawakan barang – barang Sungmin ke dalam, Donghae langsung berpamitan pulang.

“Chagi, kau istirahat ya. Kau pasti sangat lelah.” Donghae mengusap rambut Sungmin dengan sayang.

“Ne Donghae-ah. Kau juga. Hati – hati di jalan. Kabari aku jika sudah sampai rumah eum?”

Donghae mengangguk. Memeluk Sungmin dan memberi satu kecupan selamat malam di bibir plump Sungmin. “Jaljayo.”

“Eum.”

“Aku pulang dulu ne? Annyeong Ming.” Seru Donghae sambil berjalan pelan menuju mobilnya, sedangkan Sungmin berdiri di pagar rumahnya.

“Ne annyeong Hae.” Jawabnya sambil melambaikan tangannya pada Donghae yang sudah masuk di dalam mobilnya.

Donghae melambai sekali sebelum benar – benar menjalankan mobilnya menjauhi rumah Sungmin.

.

.

.

.

Kyuhyun sampai di rumahnya sekitar pukul sembilan lebih. Dia segera menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur bersprei putih miliknya.

Dia sangat lelah dan ingin sekali tertidur, tapi, sedari tadi pikirannya terus melayang pada Sungmin. Dia sudah terlepas dari Soyou dan itu membuat dia makin ingin menyatakan perasaannya saat ini juga pada gadis manis itu.

“Aiishhh.” Dia bangkit dan meraih ponselnya. Mencari nomor di kontaknya, lalu menelpon nomor itu.

Setelah terdengar bunyi tuut tiga kali, seseorang di sana menjawab panggilannya.

“Yeoboseyo.”

“Yeoboseyo Soyou-ah.”

“Ne oppa? Kenapa oppa menelponku?”

“Soyou-ah, aku tidak bisa berhenti memikirkan Sungmin noona. Menurutmu aku harus bagaimana?”

Soyou tersenyum di seberang sana. “Kkkk.. Oppa, aku kira ada apa.”

“Yak! Kenapa kau malah terkekeh. Aku benar – benar tidak bisa berhenti memikirkannya. Rasanya ada yang mengganjal di hatiku.”

“Kalau begitu temui dia sekarang. Sampaikan semua yang ada di hatimu padanya. Lebih cepat lebih baik bukan?”

Mata Kyuhyun membulat mendengarnya. “Yak! Aku belum siap Soyou-ah.”

“Lalu kapan kau siap? Menunggu sampai hati Sungmin eonni berhasil dimiliki Donghae oppa? Lalu semuanya terlambat? Begitu eoh?”

“B-bukan begitu Soyou-ah…” Suara Kyuhyun melemah.

“Kalau begitu temui dia sekarang juga.”

“Tapi ini sudah malam.”

“Siapa yang bilang ini pagi?”

“T-tapi..”

“Pergi temui dia sekarang oppa.”

Kyuhyun diam…

Benarkah dia harus menemui Sungmin sekarang juga?

.

.

.

.

Di sinilah Kyuhyhun sekarang. Di dalam mobilnya. Di depan rumah Sungmin. Di tengah hujan yang tiba – tiba saja mengguyur saat Kyuhyun dalam perjalanan menuju rumah ini.

Kyuhyun melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah jam sepuluh lebih. Dengan tekad yang sebenarnya belum terkumpul sepenuhnya, Kyuhyun merogoh ponsel di saku celananya dan menelpon seseorang di speed dial nomer tiganya.

Tuuut

Tuuut

Tuuut

Tuuut

“Yeoboseo.” Sungmin mengangkat telponnya.

“Noona. Eum. Apa aku mengganggumu?”

“Kyunie? Ah-aniyo. Aku baru saja dari kamar mandi.”

“Apa noona sudah akan tidur?”

“Ah ya. Aku lelah, tapi sebenarnya belum mengantuk. Waeyo Kyunie?”

“Ah. Kalau begitu noona istirahat saja. Maaf sudah mengganggumu.”

“Aisshh. Sejak kapan kau sungkan padaku eoh? Katakan ada apa! Atau aku akan marah padamu.”

Kyuhyun memejamkan matanya. Menghembuskan nafas beratnya sejenak. “B-bisakah noona turun? Aku ada di depan rumahmu.”

“Hah?” Sungmin menuju jendelanya, melihat ke depan rumahnya. Dan benar saja, mobil Kyuhyun ada di sana.

“Ya ampun Kyunie. Sejak kapan kau ada di sana? Bahkan ini sedang hujan. Sebentar ne? Tunggu, aku ke sana sekarang.”

Pip.

Sungmin memutuskan sambungan telpon mereka. Segera mencari payung dan menemui Kyuhyun. Mata Sungmin membulat ketika berjalan ke arah gerbang rumahnya. Kyuhyun sudah berdiri di sana, bahkan dia tidak memakai payung.

Buru – buru Sungmin membuka pagar rumahnya dan memayungi Kyuhyun yang sudah basah Kuyup.

“Kyunie, kau mau sakit ya? Babo. Kenapa hujan – hujanan malam – malam begini. Kau kan bisa menungguku, baru keluar dari mobil. Kalau kau sakit kan-

Ucapan Sungmin terhenti. Mata kelincinya membulat sempurna ketika dengan tiba – tiba Kyuhyun sudah menempelkan bibir mereka berdua. Entah sejak kapan tangan Kyuhyun sudah memeluk pinggang Sungmin dengan erat. Mata laki – laki itu terpejam.

Payung yang Sungmin bawa pun akhirnya terlepas dari genggamannya. Sungmin ikut memejamkan matanya saat Kyuhyun menambah intensitas ciumannya. Kedua tangan Kyuhyun terlepas dari pinggang ramping Sungmin. Meraih tangan Sungmin dan membawa kedua tangan itu untuk melingkar di lehernya.

Kyuhyun terus melumat bibir Sungmin dengan lembut. Membuat Sungmin terbuai dan perlahan membalas ciuman Kyuhyun. Tapi bibir Sungmin berhenti bergerak saat tiba – tiba dia teringat seseorang.

Donghae.

Kyuhyun membuka mata ketika sadar Sungmin tak lagi membalas ciumannya. Dia melepas ciuman mereka, namun wajahnya masih sangat dekat dengan Sungmin. Kyuhyun membawa tangannya untuk menangkup kedua pipi chubby Sungmin.

“Saranghae. Jeongmal saranghae Lee Sungmin.”

“Kyunnie…”

“Aku mencintaimu. Mencintaimu sebagai Lee Sungmin, bukan noonaku. Aku mencintaimu Sungmin.”

Sungmin diam. Bibirnya terasa kelu untuk sekedar menjawab ‘nado saranghae’ pada Kyuhyun.

Sungmin menggeleng pelan, melepas kedua tangan Kyuhyun yang ada di pipinya, lalu membalik tubuhnya. Baru saja Sungmin berjalan satu langkah. Kyuhyun sudah menahan langkahnya dengan memeluk gadis itu dari belakang.

“Noona. Katakan sesuatu padaku. Kau mencintaiku juga kan?”

Sungmin memejamkan matanya. Lalu kembali melepaskan kedua tangan Kyuhyun yang melingkar erat di perutnya. “Mianhae Kyu.” Lirihnya, sebelum benar – benar pergi meninggalkan Kyuhyun yang terpaku di sana. Di tengah hujan yang masih mengguyur.

“Noona…”

.

.

TBC

4 pemikiran pada “FF KYUMIN – Complicated Love – Chapter 8

Tinggalkan komentar